PLN Bangun PLTA Besar di Sumatera

Kriminal | Rabu, 21 Maret 2012 - 08:32 WIB

Laporan MAHYUDI, Jakarta

Untuk meningkatkan kehandalan kelistrikan dan rasio elektrifikasi khususnya di wilayah Sumatera PT PLN (Persero) berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berskala besar.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Pembangkit listrik yang dibangun melalui skema Public Private Participation (PPP) atau menggandeng pihak swasta itu, yakni  PLTA di Batang Toru, Provinsi Sumatera Utara dengan kapasitas 500 MW dan PLTA Kerinci (Provinsi Jambi) berkapasitas 350 MW.

Selain di Sumatera, hal yang sama juga akan dilakukan di wilayah Sulawesi dan tepatnya di Karama (Sulawesi Barat) berkasitas 450 MW.

Ketiga PLTA tersebut termasuk dalam perencanaan jangka panjang perusahaan listruk pelat merah itu yang tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2011-2020.

Direktur Utama PT PLN, Nur Pamudji mengatakan, PLN telah menerima proposal dari beberapa pemrakarsa proyek untuk tiga PLTA tersebut.  Seperti PLTA Batang Toru terdapat KSO Dharma Hydro, PLTA Kerinci diminati PT Kerinci Hydro Energy serta PT Sulbar Group dan China Gezhoumba Group di PLTA Karama.

“PLN telah menetapkan bahwa ketiga PLTA tersebut tidak akan  dibangun sendiri oleh PLN. Proyek ini akan diserahkan kepada pengembang swasta melalui skema Public Private Participation (PPP),’’ ujar Nur Pamudji di Jakarta, Selasa (20/3).

Karena itu lanjut Pamudji, PLN sedang mengusulkan kepada Bappenas untuk pemorosan lebih lanjut sebagai proyek PPP mengingat biaya investasinya yang cukup besar. ‘’Estimasi Biaya Proyek masing-masing, PLTA Karama 1,2 miliar dolar AS, PLTA Kerinci USD 0,51 miliar dan PLTA Batang Toru 1,2 miliar dolar AS,’’ bebernya.

Menurut pamudji, kemungkinan proyek PLTA ini juga akan didanai oleh lembaga pendanaan asing, sehingga PLN juga akan mengusulkan adanya penjaminan proyek ini melalui PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII).

‘’Adanya jaminan Pemerintah akan memberikan kepastian bagi investor dalam berinvestasi dan menjamin kelancaran pelaksanaan proyek,’’ ungkap Pamudji seraya menyatakan bahwa proyek PLTA tersebut diperkirakan selesai 2018.

Disebutkan Pamudji pula, PLN menyambut baik setiap keinginan fihak swasta untuk berinvestasi di bidang kelistrikan di Indonesia. Karena Partisiasi pihak swasta sangat diperlukan untuk meningkatkan kapasitas pasokan listrik dalam memenuhi laju pertumbuhan konsumsi listrik.

Ditambah lagi, Menteri ESDM Jero Wacik saat Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR belum lama menyatakan bahwa untuk mengurangi ketergantungan pada Bahan Bakar Minyak (BBM) dan dalam rangka diversifikasi energi, PLN diminta agar berupaya keras untuk merealisasikan pembangunan pembangkit non BBM, termasuk PLTA di luar Jawa dengan memanfaatkan potensi air yang melimpah.

‘’Menteri ESDM juga menyatakan bahwa pemerintah mendukung dan mengharapkan partisipasi listrik swasta dalam pembangunan pembangkit baru,’’ pungkas pamudji mengingatkan.

Ditambahkan pamudji, sebelumnya PLN telah menandatangani power purchase agreement (PPA) atau perjanjian jual beli listrik dengan pengembang beberapa PLTA, di antaranya PLTA Asahan 1 kapasitas 2x90 MW di Sumatra Utara (Telah beroperasi), PLTA Poso 3 x 65 MW di Sulawesi Tengah dan PLTA Wampu 3 x 15 MW di Sumatra Utara (segera beroperasi).(izl)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook