Hosni Mubarak Dibebaskan

Kriminal | Selasa, 20 Agustus 2013 - 08:59 WIB

KAIRO (RP) - Kabar mengejutkan datang dari mantan Presiden Mesir Hosni Mubarak. Di tengah krisis politik yang belum berujung, pengadilan Kairo menyatakan bahwa pria 85 tahun tersebut akan dibebaskan pekan ini.

Sumber di pengadilan menyebutkan bahwa dalam sidang yang berlangsung Senin (19/8), majelis hakim membebaskan Mubarak dan dua putranya yang menggelapkan anggaran istana kepresidenan. Sebelumnya, presiden yang dilengserkan dalam revolusi Mesir 2011 itu juga sudah dinyatakan tidak bersalah dalam dua kasus yang lain. Yakni, pembunuhan terhadap demonstran dan pendanaan ilegal.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Mubarak memang masih harus menjalani sidang ulang dalam kasus pembunuhan demonstran selama berlangsungnya revolusi. Namun, dia tidak bisa dipenjara lagi. Sebab, dia sudah melewati batas masa tahanan dua tahun sebelum vonis dijatuhkan.

‘’Tidak ada dasar hukum lagi untuk menahannya,’’ kata seorang sumber pengadilan yang identitasnya enggan disebutkan.

Penguasa Mesir selama 30 tahun itu juga disidang dalam kasus dugaan penerimaan hadiah dari sejumlah media lokal. Namun, dia sudah mengembalikan hadiah tersebut dengan nilai yang sama dengan gratifikasi.

Perkembangan terakhir, demonstrasi di Mesir menyebutkan bahwa sedikitnya 36 orang tewas pada Ahad (18/8) waktu setempat dalam sebuah upaya pembobolan penjara oleh anggota Ikhwanul Muslimin yang dipenjara di utara Kairo.

Tahanan tersebut merupakan bagian di antara lebih dari 600 orang yang dipenjara selama demonstrasi anti pemerintah.

Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Hani Abdel Latif kepada CNN menjelaskan, para tahanan itu menyandera seorang sipir yang sedang memeriksa pertengkaran di salah satu truk tahanan. ‘’Petugas yang lain berusaha membebaskannya. Dalam proses itu, mereka menggunakan gas air mata. Akibatnya, 36 tahanan tewas,’’ ungkap Abdel Latif. Sipir yang disandera berhasil dibebaskan meski terluka serius.(cak/c15/tia/jpnn/fia)

Partai Keadilan dan Kebebasan, sayap politik Ikhwanul Muslimin, mengungkapkan bahwa korban yang tewas dalam insiden tersebut mencapai 52 orang.

Mereka menuntut komunitas internasional untuk menyelidiki dan menyeret pihak yang bertanggung jawab ke pengadilan.

Berdasar operasi terhadap kelompok militan di Gurun Sinai dilaporkan, 24 polisi tewas setelah menjadi sasaran gempuran kelompok bersenjata. Dua bus yang berisi personel polisi tiba-tiba diserang di dekat Kota Rafah, perbatasan Gaza, Palestina.

Semakin rentannya keamanan di Mesir telah membuat sejumlah negara memutuskan untuk mengevakuasi warganya.

Thailand memutuskan untuk memulangkan 900 warganya dari Kairo. Evakuasi tersebut dilakukan secara bertahap sejak, Ahad (18/8).

Bukan hanya warga asing, banyak warga lokal yang ingin meninggalkan Mesir untuk mencari tempat aman di negara tetangga.

Namun, akses untuk keluar semakin minim. Hampir seluruh penerbangan ke luar Mesir sibuk. Selain itu, sejumlah negara sudah mengeluarkan peringatan bepergian kepada warganya di Mesir.(cak/c15/tia/jpnn/fia)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook