UKUI (RIAUPOS.CO) - Warga Dusun Toro Desa Lubuk Kembang Bungo Kecamatan Ukui mendadak menjadi heboh dan gempar. Pasalnya, sesosok mayat laki-laki diketahui bernama Charles Manurung (42), warga Desa Lubuk Kembang Bungo Kecamatan Ukui, ditemukan warga terkapar di pinggir sungai RT 3 RW 5, Desa Lubuk Kembang Bungo, Kecamatan Ukui dalam kondisi tubuh penuh luka akibat benda tajam, Sabtu (18/1) lalu sekitar pukul 08.00 WIB.
Kapolres Pelalawan AKBP Aloysius Supriyadi SIK MH melalui Kasubag Humas AKP G Lumban Toruan ketika dikonfirmasi Riau Pos, Ahad (19/1), membenarkan adanya penemuan mayat laki-laki yang merupakan korban dari aksi penganiayaan dan pembunuhan yang dilakukan tiga pemuda dengan motif sakit hati.
‘’Ya, pascapenemuan itu, korban langsung dibawa ke RSUD Selasih Pangkalan Kerinci untuk divisum. Dan berdasarkan hasil visum, maka kasus ini merupakan kasus pembunuhan. Pasalnya, ditubuh korban tepatnya pada bagian leher ditemukan enam tusukan benda tajam,’’ terang Kasubag Humas Polres.
Diungkapkan Lumban, setelah mendapatkan hasil visum dari pihak medis, maka Kapolsek Ukui beserta jajaran Satreskrim Polsek Ukui langsung melakukan penyelidikan ke tempat kejadian perkara (TKP). Dan tak berselang lama, penyelidikan yang dilakukan pihak Satreskrim Polsek Ukui ini akhirnya berhasil mengungkap kasus penganiayaan dan pembunuhan tersebut.
‘’Setelah petugas melakukan penyelidikan, maka petugas akhirnya berhasil menangkap EFG (17) satu dari tiga pelaku aksi penganiayaan dan pembunuhan tersebut. Sementara itu, dua pelaku lainnya yakni Jo (19) dan MS (20) yang merupakan warga Dusun Toro Desa Lubuk Kembang Bungo masih dalam pengejaran petugas,’’ beber Lumban.
Dijelaskan mantan Kanit Intel Polsek Pangkalan Kerinci ini, bahwa kasus penganiayaan dan pembunuhan tersebut bermula saat ketiga pelaku memergoki korban yang merupakan seorang duda, keluar dari kamar kakak mereka EG (23), Jumat (17/1) sekitar pukul 23.00 WIB.
‘’Ya, karena merasa sakit hati dan menyulut emosi ketiga pelaku yang melihat ulah korban telah memasuki kamar kakaknya, maka pada Sabtu (18/1) dinihari sekitar pukul 00.30 wib, ketiga pelaku mengajak korban yang merupakan rekan ketiga pelaku untuk pergi ke pinggiran sungai dengan alasan ada sesuatu hal yang ingin disampaikan kepada korban,’’ papar Lumban berdasarkan pengakuan tersangka EEG.
Ditambahkan Lumban, setelah berada di pinggiran sungai, tiba-tiba ketiga pelaku langsung menghajar korban yang sering menginap di rumah para pelaku, secara membabi buta seraya mengeluarkan kata-kata kasar.
‘’Kenapa kau masuk ke dalam kamar kakak kami. Pasti kakak kami sudah kau tiduri kan?’’terang Lumban berdasarkan pengakuan tersangka EEG.
Bahkan, sambung Lumban, karena para pelaku masih belum puas menghajar korban, ketiga pelaku mengeluarkan benda tajam berupa pisau pendek yang telah dipersiapkan dari rumahnya dan langsung dihujamkan ke leher, pelipis dan dada korban. Alhasil, karena luka yang dialami korban, akhirnya korban meninggal dunia di TKP akibat kehabisan darah.
‘’Setelah menganiaya dan membunuh korban, maka ketiga pelaku ini langsung melarikan diri. Kemudian, Sabtu (18/1) pagi sekitar pukul 08.00 WIB, warga menemukan jasad korban di pinggir sungai dengan darah bercucuran. Sedangkan pelaku EEG yang saat itu bersembunyi di rumah keluarganya di Desa Lubuk Kembang Bunga berhasil ditangkap petugas, Sabtu (18/1) siang lalu sekitar pukul 11.00 WIB. Dan saat ini barang bukti yang berhasil diamankan di TKP antara lain, satu unit sepeda motor adalah milik korban, sepasang sandal, satu buah topi, dua unit telepon genggam,’’tutupnya.(amn)