PROBOLINGGO (RP) - Hidup Mad, 35, warga Desa Malasan Kulon, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo, berakhir tragis pada Sabtu malam lalu (17/8). Dia tewas setelah dimassa warga Desa Tigasan Wetan, Kecamatan Leces, sekitar pukul 23.00.
Mad mengalami luka robek di kepala belakang selebar 3 sentimeter. Wajahnya penuh luka memar dan giginya rontok. Sebelum dimakamkan di rumah duka, jenazahnya dibawa ke kamar mayat RSUD dr Moch. Saleh, Kota Probolinggo, oleh polisi untuk divisum. "Luka robek di kepala belakang, memar di wajah, dan giginya rontok," kata Nurwasis, petugas kamar mayat RSUD dr Moch. Saleh, kepada Jawa Pos Radar Bromo, Minggu (18/8).
Kapolsek Leces AKP Sujianto mengatakan belum mengetahui pasti kronologi peristiwa tersebut. Pihaknya mendapat laporan dari masyarakat sekitar pukul 23.00 bahwa telah ditemukan mayat di Desa Tigasan Wetan, Kecamatan Leces. Saat sampai di tempat kejadian perkara (TKP), Mad ditemukan tewas setelah dimassa.
Hingga kemarin, polisi masih menyelidiki kematian Mad. "Motifnya belum diketahui," kata Kapolsek.
Perwira dengan tiga setrip di pundaknya itu belum berani memastikan apakah amuk massa tersebut terjadi lantaran Mad mencuri atau memiliki masalah dengan warga setempat. "Kami masih melakukan penyelidikan," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Desa Tigasan Wetan Nasan saat dikonfirmasi juga mengatakan tidak tahu-menahu mengenai amuk massa yang berujung pada terbunuhnya Mad. Sebab, sejak Sabtu sekitar pukul 16.00 dirinya berada di Desa Wonoasri, Kecamatan Kuripan, Kabupaten Probolinggo.
Di desa tersebut, Nasan mencari sapi warganya yang dicuri. "Saya sampai di rumah sekitar pukul 02.00. Baterai HP habis," katanya.
Sampai di rumah, Nasan mengaku langsung beristirahat. Meski kurang mengetahui kronologi amuk massa itu, Nasan menjelaskan bahwa warga punya catatan buruk akan sosok Mad. Selama ini Mad dikenal sebagai preman kampung yang sering membawa kabur motor dengan dalih meminjam. "Semua warga sudah tahu dan banyak yang mencarinya," ungkapnya.
Dari informasi yang diperolehnya, malam itu Mad hendak meminjam motor seorang warga. Mad juga disebutkan meminta menginap. Diduga karena curiga, ditambah dengan track record yang buruk, warga menghajar Mad hingga tewas. "Mungkin seperti itu," jelasnya.
Lokasi kejadian, menurut Nasan, berada di dekat kebun tebu yang jauh dari permukiman warga. "Warganya banyak (yang menghajar, Red). Ratusan," tandasnya. (qb/mie/jpnn)