TELUK KUANTAN (RP) - Jajaran Polda Riau dan Polres Kuantan Singingi (Kuansing) membentuk tim khusus untuk memburu pelaku perampokan Rp1,7 miliar milik Gapoktan Kelapa Sawit di Beringin Jaya, Kecamatan Singingi Hilir, Kuansing, Senin (16/12) lalu.
Laporan yang diterima Polda, saksi melihat seorang dari enam pelaku berdarah terkena tembakan petugas. Hal ini diungkapkan Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo kepada Riau Pos, Selasa (17/12).
‘’Saksi melihat salah seorang pelaku berdarah di badan akibat tembakan balasan oleh petugas yang melakukan pengawalan,’’ kata Guntur.
Peristiwa ini, jelas Kabid Humas, terjadi sore sekitar pukul 16.00 WIB saat Ketua Gapoktani SP II C Dusun Marga Jaya bersama lima orang anggotanya dengan mengendarai mobil Daihatsu Terios BM 1630 KB dan dikawal dua anggota polisi membawa uang dari PT SAR sebesar Rp1,7 miliar ke kantor mereka di Dusun Marga Jaya.
Diduga mereka sudah diikuti oleh pelaku. Karena tak lama setelah mereka berada di kantor, enam orang bersenjata api (senpi) menggunakan tiga sepeda motor masing-masing, satu unit Yamaha Vixion, satu Honda Tiger merah dan satu unit Honda Mega Pro hitam datang dan merangsek ke dalam kantor tersebut.
Untuk menakut-nakuti, pelaku melepaskan tembakan ke udara hingga mengenai tiang beton dan batang pohon yang berada di sana. ‘’Dari keterangan saksi, satu orang menggunakan senpi laras panjang dan sisanya laras pendek,’’ kata Guntur.
Mendengar suara tembakan yang membabi-buta, karyawan yang ada di dalam kantor langsung berhamburan keluar menyelamatkan diri, sedangkan dua orang polisi yang mengawal langsung berlindung ke samping mobil dan belakang kantor. ‘’Dalam keadaan ruang kosong, pelaku mengambil uang Rp1,7 miliar dan lari. Kejadian hanya berlangsung 15 menit,’’ ungkapnya.
Dari olah tempat kejadian perkara (TKP) yang dilakukan, polisi mendapati 10 butir selongsong peluru, yakni enam selongsong senpi laras pendek jenis FN dan empat selongsong senjata laras panjang.
‘’Hingga saat ini, kita masih melakukan penyelidikan. Polres Kuansing dibantu Polda Riau sudah membentuk tim khusus untuk memburu pelaku,’’ tegas Kabid Humas.
Satu Polisi Terluka
Sementara itu, satu dari dua orang Polisi terluka saat perampokan tersebut. ‘’Ada satu anggota yang terluka di bagian kepala saat kejadian,’’ ujar Kapolres Kuansing AKBP Bayuaji Irawan SH SIK melalui Kasat Reskrim AKP John Sihite saat ditanya wartawan, Selasa (17/12).
Menurut John Sihite, semula mereka menduga salah seorang polisi yang terluka itu akibat tembakan para perampok. Namun setelah suasana agak tenang usai kejadian, barulah diketahui bahwa kepala seorang polisi yang terluka tersebut akibat benturan dengan pohon yang ada di sekitar TKP.
Dijelaskan Kasat Reskrim, saat para perampok melepaskan tembakan berulang kali, dua orang anggota yang berada di kantor Gapoktan saat itu mundur ke arah belakang kantor.
‘’Saat mereka mundur salah satunya berbenturan dengan dahan pokok rambutan yang ada di sekitar TKP. Benturan itu menyebabkan luka di bagian kepala polisi. Semula diduga akibat terkena tembakan, dan memang para perampok saat itu melepaskan tembakan cukup banyak,’’ ujarnya.
Menurutnya, mundur karena kekuatan tidak seimbang, pasalnya enam perampok yang ada saat itu semuanya menggengam senjata api dan siap untuk menembak.
‘’Senjatanya tidak rakitan tapi jenis FN. Karena diketahui dari selonsong peluru yang ada di TKP, ‘’ katanya.
Dari informasi sebelum kejadian, ada orang yang tidak dikenal mondar-mandir di sekitar TKP. Oleh karena warga tidak waspada, sehingga kejadian perampokan bisa terjadi.
Mengenai keterlibatan orang dalam memberikan informasi, berdasarkan pengembangan, kata Kasat Reskrim Polres Kuansing ini, belum dapat memastikannya.
Namun mengingat para perampok mengetahui jadwal pengambilan uang, kemungkinan dugaan ada orang-orang sekitar cukup terbuka. Namun tentu saja hal itu dapat diketahui setelah dilakukan pengembangan lebih lanjut.
Pengurus Gapoktan Warno menegaskan, kecurigaan terhadap seseorang dalam Gapoktan bisa saja terjadi. Namun dirinya tidak bisa memastikan apakah orang luar ada yang terlibat.
Pasalnya, para perampok mengetahui saat mereka meninggalkan PT SAR setelah pencairan dana.
Karena para perampok masuk ke kantor KUD berselang beberapa menit setelah mereka tiba di kantor Gapoktan sekembalinya dari PT SAR.
Di samping itu, dari informasi warga desa tetangga, diketahui usai mereka melintas di desa tetangga tersebut ada tiga sepeda motor yang melaju kencang.
‘’Dari informasi warga tersebut kecepatan tiga sepeda motor yang membututi itu seperti orang mengejar keluarga yang sedang kematian,’’ ujarnya.
Kemudian, saat dikonfrontir dengan warga, sebutnya ciri-ciri orang yang mengendari tiga sepeda motor tersebut memang sama dengan pelaku perampokan di kantor Gapoktan.
‘’Dan memang orangnya sama. Jadi, kita curiga ada yang membocorkan informasi bahwa kita ada pencairan dana di PT SAR,’’ katanya.
Dalam kesempatan yang sama, saat ditanya kerugian yang diderita anggota Gapoktan usai kejadian, Warno berharap PT SAR dapat membantu menalangi kerugian petani. Sebab uang tersebut belum sempat dibagikan kepada para petani yang tergabung dalam Gapoktan. Padahal mereka sangat mengharapkannya.
‘’Itu harapan kami kepada perusahaan, agar ikut membantu petani karena uang yang seharusnya sudah sampai ke tangan mereka dirampok,’’ harap Warno.(jps/ali)