PERKEMBANGAN KASUS MENINGGALNYA ANGGOTA KOSTRAD

Kisah Istri Cemas karena Suaminya Dicari-cari Polisi

Kriminal | Rabu, 18 November 2015 - 15:12 WIB

Kisah Istri Cemas karena Suaminya Dicari-cari Polisi
Prosesi pemberangkatan jenazah Kopda Dady Santoso dari Pekanbaru menuju Palembang, Senin (26/10/2015). (DEFIZAL/RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Hanya doa dan harapan bahwa sang suami dalam kondisi baik-baik saja yang tertinggal dari Febi (31) istri dari Caca (32) tersangka pelaku penganiayaan hingga meninggalnya Kopda Dady Santoso. Saat dijumpai Riaupos.co , Selasa (17/11/2015), terlihat dari wajahnya sebuah keinginan agar ayah anak laki-lakinya itu bukanlah seorang pelaku kriminal yang kini sedang heboh diperbincangkan.

"Kami hanya berharap bukan suami saya pelakunya, seperti yang diberitakan dan disebut oleh pihak kepolisian. Karena secara akal sehat suami saya tidak akan berbuat hal konyol demikian," ujar Febi.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Pernyataan demikian disampaikan oleh perempuan yang telah dinikahi Caca selama enam tahun bukanlah karena ingin membela sang suami jika nantinya terbukti bersalah. Hal demikian diutarakan Febi lantaran sang suami sebelum menghilang sempat bercerita perihal peristiwa yang terjadi di Purna MTQ, tempat anggota Kostrad itu ditemukan meninggal.

"Pada peristiwa penabrakan anggota TNI Senin (26/10/2015) dinihari, Suami saya memang pulang ke rumah sekitar pukul 04.00 WIB. Dan saya langsung menanyakan kenapa pulang hingga subuh, Suami saya mengatakan dirinya baru saja menolong anak lelaki di dekat rumah di Purna MTQ karena dibegal kawanan geng motor," jelas ibu anak satu ini.

Dirincikan lebih mendalam oleh perempuan bernama lengkap Azarina Febrianti ini peristiwa meninggalnya Kopda Dady Santoso diketahui olehnya bersama sang suami sekitar pukul 11.00 WIB atau jelang tengah hari. Mendengar adanya anggota TNI meninggal dunia di Purna MTQ membuatnya langsung shock hingga akhirnya memberanikan diri untuk kembali bertanya bagaimana sebenarnya peristiwa yang dialami oleh sang suami.

"Dia menceritakan saat ingin pulang ke rumah dirinya bersama Andi (27) dan Naga (27) Senin subuh diberhentikan oleh seorang anak yang kerap dipanggil Ndut. Kepada mereka, anak laki-laki tersebut meminta tolong agar bisa kembali merebut sepeda motornya yang ditahan geng motor. Tetapi sesampainya di dalam malah tidak menemukan apa-apa, barulah beberapa saat keluar kawanan anak remaja menggunakan samurai sekitar 15 orang," kata Febi.

Dalam posisi terancam subuh itu, kepada sang istri, Caca meyakinkan jika dirinya menyuruh Andi agar terus menjalankan mobil. Tetapi saat kecepatan mobil hanya 10 km/per jam, Caca bersama dua orang karyawannya mengaku tidak ada menabrak orang apalagi anggota TNI.

Tidak puas akan jawaban yang disampaikan oleh suaminya, Febi berusaha menghubungi Naga untuk mencari tahu bagaimana peristiwa yang sebenarnya. Tetapi apa yang disampaikan sang sSuami kepadanya ternyata sama seperti yang disampaikan Naga. Rasa ingin tahu Febi kembali terusik hingga akhirnya menghubungi Andi.

"Ketika saya menghubungi Andi, jawaban yang sama juga keluar dari mulutnya. Tetapi saat saya membaca berita beberapa hari lalu pasca dirinya ditangkap, suami saya ditetapkan sebagai otak pelaku. Hal tersebut membuat saya shock," kata Febi.

Kini hampir tiga minggu lamanya Caca tidak pernah menampakkan hidung ataupun memberikan kabar kepada pihak keluarga. Kepada anak semata wayang hasil pernikahannya, Febi (31) terpaksa harus memberikan alasan berbeda setiap hari saat putranya bertanya kemana ayahnya.

"Kami tidak meminta agar suami saya dilepaskan dari jeratan hukum. Karena jika memang terbukti bersalah kami keluarga menerimanya. Tetapi jika memang benar tidak bersalah, kami keluarga hanya meminta ditegakkan keadilan. Sedangkan untuk penyelidikan kami akan bersikap koperatif kepada kepolisian," tutup Febi.

Laporan: Defry Masri

Editor: Fopin A Sinaga









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook