Lippo Grup Serius Garap Mini Market

Kriminal | Sabtu, 18 Agustus 2012 - 13:44 WIB

JAKARTA (RP) -  Belum puas dengan perkembangan dua bisnis utamanya yaitu Hypermart di sektor Hypermarket dan Foodmart di segmen Supermarket, PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) merambah ke kelas mini market. Perusahaan ritel di bawah naungan grup Lippo itu merilis brand Big Mart untuk masuk ke segmen yang saat ini dihuni Alfamart dan Indomaret itu.

Direktur Komunikasi Korporat MPPA, Danny Kojongian, mengatakan perseroan akan fokus ke bisnis ritel untuk merealisasikan ambisi menjadi pemain food ritel terbesar di Indonesia. Di kelas atas, MPPA sudah memiliki Hypermart dan Foodmart yang saat ini sudah sebanyak 72 gerai di seluruh Indonesia.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Sebagai langkah ekspansi selain dari upaya terus menambah gerai keduanya, perseroan masuk ke bisnis mini market mengusung nama Big Mart. "Kami memiliki kemampuan di situ dan kami melihat pasarnya masih terbuka," ujarnya, Rabu (15/08).

Chief Operation Officer Matahari Food Busines MPPA, Emi Nuel, mengatakan kehadiran Big Mart untuk melengkapi formasi bisnis ritel perseroan. Investasi awal untuk Big Mart sebesar Rp 2 miliar untuk membuka dua gerai percontohan di Bogor pada awal Agustus kemarin.

Dua gerai tersebut sebagai pilot project sebelum benar-benar melakukan ekspansi di segmen ini. "Sizenya dua kali dari Alfamart dan Indomaret. Ya bisa dibilang seperti Alfa Midi. Kami menyediakan produk segar juga seperti sayuran dan buah-buahan," tuturnya.

Evaluasi akan dilakukan sekitar setahun kemudian untuk kemudian ditentukan apakah perseroan akan benar-benar terjun ke segmen itu atau tidak. Sejauh ini, menurutnya, progressnya positif karena target omset antara Rp 15 juta sampai Rp 20 juta per hari bisa dicapai.

Bersamaan dengan masuknya perseroan ke bisnis mini market, bisnis non inti seperti bisnis mainan dan gerai buku segera dilepas. Kami harus fokus membesarkan bisnis utama yaitu Hypermart dan Foodmart."Kami bertekad melepas bisnis non inti. Dengan begitu perusahaan ini ibarat pesawat terbang mau take off maka menjadi lebih ringan, tidak kelebihan beban di bagasi," kata Danny.

Aset dan bisnis non inti perseroan meliputi antara lain kepemilikan dan pengelolaan properti serta investasi dalam; PT Matahari Department Store Tbk dengan kepemilikan sebesar 20 persen dan ada opsi naik sampai 27,5 persen. PT Matahari Graha Fantasi (Time Zone) dengan kepemilikan 50,01 persen. PT Matahari Leisure (produksi mesin permainan) sebesar 50 persen. PT Bintang Sidoraya (distributor makanan dan minuman ringan) sebanyak 24,26 persen. PT Graha Prima Indonesia (Times Bookstore) sebanyak 100 persen, dan PT Prima Cipta Lestari (bisnis restoran) sebanyak 100 persen.

Menurut Danny, seluruh aset dan bisnis non inti perseroan diperkirakan mencapai Rp 3,2 triliun. Dana sejumlah itu lah yang akan menjadi transaksi terafiliasi karena seluruhnya akan dieksekusi oleh perusahaan terafiliasi, PT Multipolar Tbk (MLPL).(gen)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook