Syariah Harus Bisa Jadi Bank Pembayar

Kriminal | Rabu, 18 Juli 2012 - 09:05 WIB

JAKARTA (RP) - Seiring meningkatnya produk dan transaksi berbasis syariah, regulator pasar modal berupaya menunjuk perbankan syariah untuk menjadi bank pembayar dalam transaksi saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Saat ini, ada 5 bank pembayar dan seluruhnya merupakan bank konvensional.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Ketua Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) Ma”ruf Amin mengatakan pihaknya bersama BEI dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) sudah melakukan pembicaraan.

“Kami akan upayakan secepatnya,” ujarnya saat peluncuran eSmart Syariah, layanan transaksi saham regular dan online berbasis syariah dari PT BNI Securities kemarin.

Kehadiran bank syariah sebagai bank pembayar dinilai mendesak. Sebab, kata Ma”ruf, menurut aturan syariah semuanya harus ditangani secara syariah termasuk bank pembayarnya. “Tetapi dalam kondisi darurat seperti sekarang karena belum ada bisa titip ke bank konvensional dulu. Nanti kalau sudah ada, pindah ke syariah,” tuturnya.

Saat ini, ada lima bank pembayar yang menangani seluruh transaksi saham di BEI. Yaitu BNI, Bank Mandiri, CIMB Niaga, BCA, dan Bank Permata. Semuanya merupakan bank konvensional.

Sebagai perusahaan publik, saham bank konvensional tidak termasuk ke dalam saham syariah.

Direktur BNI Securities M Rubbani mengatakan pada dasarnya sudah ada beberapa bank syariah yang secara sistem sanggup menjadi bank pembayar transaksi saham.

“BNI syariah misalnya, IT platformnya sudah sama dengan BNI. Tapi, sementara ini masih ditampung di BNI (konvensional) dulu untuk transaksi syariah di BNI Securities syariah,” tuturnya.

Selain itu, saat ini nasabah yang membuka rekening saham syariah harus membuka rekening regular. Sebab, BEI setiap 6 bulan mengevaluasi daftar emiten yang termasuk daftar saham syariah. Ketika dinilai tidak lagi memenuhi kategori syariah maka akan dikeluarkan dalam daftar efek syariah (DES).

Dalam data BEI terdapat 274 saham syariah atau lebih dari separo dari total saham tercatat dan dirangkum dalam indeks saham syariah Indonesia (ISSI). ISSI pada penutupan perdagangan kemarin naik 1,27 poin (0,94 persen) ke level 136,71 dan Jakarta Islamic Indeks (sejenis indeks LQ45) menguat 5,24 poin (0,93 persen) ke 566,36.(gen/oki/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook