BUMN MARKETEERS CLUB KE-2 DI RIAU

Kembangkan Produk Sesuai Tren Kendaraan Eropa

Kriminal | Rabu, 17 Oktober 2012 - 09:24 WIB

PEKANBARU (RP) - PT Pertamina Pekanbaru menjadi tuan rumah BUMN Marketeers Club ke-2 yang digelar untuk Provinsi Riau, Selasa (16/10).

Assistant Manager Fuel Retail Marketing Pertamina pusat Windrian Kurniawan berbagi rahasia bagaimana perusahaan BUMN bidang energi ini mengembangkan produknya berdasarkan tren mesin mobil Eropa dalam diskusi di Pertamina Depo Siak Jalan Tanjung Datuk itu.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Sebagai wujud pelaksanaannya, Pertamina Pusat melakukan kunjungan ke pabrikan BMW baru-baru ini. Menurut

Windrian, saat ini di Eropa sudah berlaku standar Euro IV.

Lewat kunjungan itu, mesin BMW keluaran terbaru akan menggunakan standar Euro V dan Euro VI.

‘’Tahun depan Pertamina menarget produk Pertamina Dex lolos standar Euro IV,’’ ungkapnya. Saat ini Pertamina Dex yang saat ini dipasarkan di luar negeri telah lolos standar Euro III.

Windrian memperkenalkan keunggulan dan filosofi produknya yang menyesuaikan dengan tren kendaraan masa kini.

Tiga hal itu adalah fuel economic yang hemat, efisien yang hemat dan ramah lingkungan serta durability yang mementingkan ketahanan mesin seperti jenis mesin diesel. Produk yang mengikuti tren mesin kendaraan terkini itu selain Pertamina Dex juga produk pelumas Prima XP.

‘’Prima Xp saat ini masih memegang Top Brand dan Best Brand di kelasnya. Pertamina masih mendominasi pasar penyaluran BBM dengan market share 71.4 persen,’’ ungkap Windrian.

Selain itu, Pertamina juga terus melalukan perbaikan layanan. Sebut saja dengan menghadirkan aplikasi untuk Iphone, Android dan Blackberry untuk melacak lokasi SPBU terdekat bila pengendara sedang dalam perjalanan, aplikasi ini memuat direktori seluruh SPBU yang ada di Indonesia.

Pada sesi tanya jawab, banyak pejabat BUMN yang antusias ingin bertanya, namun karena waktu terbatas, Pemimpin Redaksi Riau Pos Raja Isyam Azwar yang menjadi moderator dalam diskusi tersebut, membatasi hanya untuk dua orang saja.

Di antara yang mengajukan pertanyaan sekaligus saran adalah General Manager Garuda Indonesia Pekanbaru Suyatno Rifat.

Windrian pada saat jumpa pers menyatakan keinginannya agar Mark Plus dapat mendatangkan praktisi pada acara bulan ini.

Menurutnya, selain setiap BUMN dapat sharing trik marketing masing-masing, juga mendapatkan wawasan lebih.

‘’Ke depannya kami menginginkan adanya praktisi yang hadir di acara ini, untuk mengomentari sebuah perusahaan dan membagikan ilmu marketing. Atau bisa saja, praktisi yang didatangkan Mark Plus melakukan studi kasus pada sebuah permasalahan hingga wawasan kami bertambah,’’ ungkap pria ini.

Pada pemaparan kemarin, Windrian juga menyebutkan Pertamina yang mulai melirik Non Fuel Retail (NFR).

Pertamina mulai bekerjasama dengan beberapa outlet makanan cepat saji seperti Starbucks, JCo, KFC, Mini Market, mesin ATM dan berbagai hal selain juga menyediakan kamar kecil, rest area dan tempat ibadah.

Menurut Windrian, di beberapa tempat malah NFR ini mendatangkan untung tidak sedikit. ‘’Ternyata untungnya lebih besar, dari sewa tempat saja bisa dapat Rp500 juta,’’ ungkapnya.

Raja Isyam Azwar yang memimpin diskusi kemarin kembali menekankan penting BUMN Marketeers Club yang digagas oleh Mark Plus dan Mentri BUMN Dahlan Iskan ini.

‘’BUMN Marketeers Club merupakan kesempatan pemimpin BUMN untuk saling bertukar informasi marketing, setidaknya ini menjadi ajang silaturahmi sambil menambah wawasan,’’ ungkap Raja Isyam yang tampil bersemangat selama dua jam kemarin.

Sebelum acara dimulai pagi sekitar pukul 7.00 WIB kemarin, Pertamina terlebih dahulu menandatangani Momerandum of Understanding (MoU) bersama PT Telkom yang dilaksanakan Sales Area Manager Pertamina Tengku Ezan dan General Manager PT Telkom Sumatra Overlis.

‘’Ini MoU internal saja sebagai awal kerja sama, ke depannya mungkin akan ada kerjasama lebih lanjut,’’ ungkap Ezan. Untuk pelaksanaan BUMN Marketeers Club bulan depan, Perum Pegadaian Riau sudah menyatakan kesiapannya.

Di sela-sela acara BUMN Marketeers di Pertamina, para pejabat BUMN di Riau yang menghadiri acara bulanan ini mendapat kesempatan tur ke area terbatas di Pertamina Depo Siak, Selasa (16/10) pagi.

Area ini sangat luas, yang menjadi rumahnya Bahan Bakar Minyak (BBM) yang akan didistribusikan ke seluruh daerah di Riau.

Sebelum keberangkatan, berbagai persyaratan dan prosuder standar harus diikuti oleh semua peserta. Mulai dari larangan merokok, mematikan blitz kamera hingga mematikan handphone.

Menurut pemimpin tur, Nyoman, prosuder ini sangat penting mengingat yang akan dikunjungi adalah ladang BBM cair yang sangat mudah terbakar.

Selama tur, kurang lima belas menit itu, para peserta termasuk wartawan tidak dibenarkan keluar dari bus. Dua guide yang menemani tur ini bahkan mengenakan helm walau juga tidak meninggalkan bus itu.

Pengunjung dibawa masuk dari gerbang ‘’Get In’’, menurut Nyoman yang jadi guide pagi itu, gerbang Get In adalah awal mula dari kontrol ketat Pertamina atas minyak yang akan diangkut ke SPBU-SPBU.

‘’Sebelum memasuki area ini supir angkut akan melakukan finger print, petugas gerbang juga akan memeriksa sampai kelengkapan surat-surat kendaraan hingga SIM para supir. Pintu gerbang ini juga merupakan titik quality control, seperti bila ada (kandungan) air dalam tangki maka mobil pengangkut BBM diminta kembali memasuki Depo,’’ ungkap Nyoman yang memberikan keterangan tampa alat pengeras suara dari bagian paling depan bus. Bus berhenti setiap akan ada penjelasan sepanjang tur.

Pada pertengahan tur, pengunjung diajak melihat titik load yang merupakan lokasi pengisian BBM. Ada sepuluh titik load BBM yang terdiri dari empat untuk solar, satu kerosin dan sisanya untuk pengisian BBM jenis Pertamax dan premium. Saat pengunjung melihat dari dalam bus, sepuluh truk sedang melakukan load BBM.

Menurut Nyoman, operasi titik load BBM ini dimulai pukul 6.00 WIB pagi hingga pukul 21.00 WIB setiap harinya selama tujuh hari sepekan.

Nyoman menyebutkan, total setiap hari Pertamina Depo Siak yang terletak di ujung Jalan Tanjung Datuk Pekanbaru ini load sekitar 3,5 juta liter BBM.

‘’Premium 1600 KL perhari, solar 1900 KL perhari, Pertamax 40 KL dan Krosin 1 KL per hari,’’ ungkap Nyoman.

Bila dikalkulasikan dari semua jenis BBM yang akan didistribusikan bisa mencapai 3.541 KL atau 3.541.000 liter bila sesuai dengan keterangan Nyoman.

Namun jumlah ini bisa berkurang, terutama pada akhir pekan dimana permintaan BBM di SPBU dan industri menurun.

Pada penghujung tur, pengunjung juga diajak melihat gedung produk pelumas yang menumpuk dan drum yard Pertamina. Pada drum yard Pertamina ini, terlihat ribuan drum BBM yang tersusun rapi sesuai dengan namanya, lapangan terbuka ini mirip kebun drum.

Pada akhir tur, bus kembali keluar dari gerbang yang sama dari sebelah pintu berbeda yang disebut pintu Get Out. Pintu Get Out ini dikatakan sebagai quality control terakhir yang sangat ketat, karena setiap tangki truk yang akan meninggalkan Depo kembali diperiksa kadar minyak dan airnya.

Bila tidak sesuai kualitas, truk akan kembali dimasukkan ke Depo untuk perbaikan kualitas BBM yang akan didistribusikan.(h)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook