JAKARTA (RP) - Pengusaha Toto Hutagalung yang menjadi tersangka suap ke hakim Pengadilan Negeri Bandung, Setyabudi Tedjocahyono, memilih bungkam saat ditanya soal gratifikasi seksual terkait penanganan perkara korupsi dana bansos Pemkot Bandung. Toto yang hari ini diperiksa KPK, justru tersenyum saat ditanya soal suap syahwat ke Setyabudi.
"Tanya penyidik saja, permisi saya mau jalan. Ke lawyer saja he he he," kelitnya saat keluar dari bagian dalam gedung KPK, sekitar pukul 18.40 tadi.
Setyabudi awalnya diduga menerima suap terkait penanganan perkara korupsi dana bantuan sosial (bansos) di Pemko Bandung. Namun dugaan adanya gratifikasi seksual ke Setyabudi menyeruak seiring pengembangan penyidikan atas Toto.
Sebelumnya Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto mengungkapkan, KPK sejauh ini memang masih fokus dalam penyidikan suap dalam bentuk uang ke Setyabudi. Namun dari pengembangan penyidikan memang tak menutup kemungkinan mengungkap gratifikasi seksual ke bekas hakim di PN Tanjungpinang itu.
"Prosesnya masih berjalan. Nanti dalam dakwaan akan dirumuskan kalau memang kita firm (yakin, red) bahwa ada sesuatu yang dianggap berkaitan dengan gratifikasi, pasti pasalnya akan dirumuskan ke situ (gratifikasi seksual, red)," kata Bambang di KPK, Rabu (17/4).
Toto yang juga tersangka dalam kasus ini, merupakan pimpinan sebuah Ormas di Bandung yang dikenal dekat dengan Wali Kota Bandung, Dada Rosada. Dalam kasus ini pula, Dada sudah masuk dalam daftar cegah di Imigrasi atas dasar permintaan KPK.
Seperti diketahui, kasus ini bermula dari Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap Setyabudi. Pada 22 Maret lalu, Setyabudi ditangkap di ruang kerjanya bersama Asep, setelah menerima uang yang diduga suap penanganan perkara korupsi dana Bansos Pemko Bandung. KPK pun bergerak cekatan dengan menjerat Setyabudi, Asep dan pejabat Pemko Bandung bernama Herry Nurhayat. Belakangan muncul juga Toto Hutagalung yang sempat kabur ketika KPK melakukan operasi tangkap tangan.(ara/boy/jpnn)