Empat Kabupaten Potensi Kembangkan Kepiting Molting

Kriminal | Selasa, 17 April 2012 - 08:31 WIB

PEKANBARU (RP)- Provinsi Riau yang sebagian memiliki kawasan rawa bakau yang mengandung lumpur, sangat potensi untuk dikembangkan usaha kepiting molting (kepiting lunak).

Selama ini, di beberapa daerah di Riau seperti Kabupaten Inhil, Kepulauan Meranti, Dumai, Pelalawan, masyarakatnya mengandalkan mata pencarian kepiting biasa. Dari harga jualnya, harga kepiting biasa yang keras lebih rendah dibandingkan harga kepiting molting. Sementara teknologinya sangat sederhana.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Hal itu dikatakan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Riau, Prof Dr Ir H Irwan Effendi MSc menjawab Riau Pos kemarin di Hotel Resty Menara Pekanbaru.

Irwan Effendi menyebutkan, yakin kepiting molting bisa dikembangkan di kabupaten tersebut. Ia sendiri sudah melihat pengembangan budidaya kepiting molting di kawasan Pangkalan Susu, Sumatera Utara.

Budidaya tersebut dikembangkan di daerah rawa hutan bakau. Agar kepiting ini lunak, kaki-kaki kepiting diputus. Kepiting akan kembali mengganti kulit dan kaki-kakinya yang diputus. “Saat itulah dipanen, karena tubuhnya lunak,” jelasnya.

Mereka dipelihara dalam kotak yang diisi satu ekor. Harga bibit kepiting molting mencapai Rp20.000,- per kilogram dan harga jual setelah di molting Rp53.000 per kilogram. Satu petani di kawasan Pangkalan Susu mampu menghasilkan 150-300 kilogram per bulan dengan keuntungan Rp4-9 juta per bulan.(dac)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook