MEDAN (RP) - Polisi tak kehabisan ide untuk menangkap narapidana (napi) yang lari dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tanjunggusta Medan. Setelah melakukan razia untuk mempersempit gerak napi yang kabur, polisi juga menggunakan jasa Blackberry Messenger (BBM) dalam upaya menangkap napi. Jadi ketika masyarakat curiga dengan seseorang, silakan foto dan kirimkan ke PIN 28261BA4. Selain itu, melalui BBM, foto napi yang kabur juga akan disebar.
Pemegang akun BBM pengaduan ini adalah petugas di pos pengankapan. Nantinya, setelah foto masuk, sang petugas akan mencocokkan foto itu dengan data napi yang lari. Cocok atau tidak cocoknya foto yang masuk ke BBM milik petugas itu akan langsung dijawab.
Selain itu, sang petugas yang memegang akun BBM itu, Masrul Zulkarnaen, akan menyampaikan foto-foto napi yang kabur kepada pemegang akun BBM yang telah terjalin perkawanan. "Sudah kita umumkan dan sampaikan PIN BBM itu. Dengan demikian akan membantu Polres dan Polda di wilayah lain yang menangkap narapidana yang kabur itu. Selain itu, update terkait kasus ini, juga akan terus kita sampaikan melalui BBM itu, " terang Nico Hal tersebut disampaikan Kapolresta Medan Kombes Nico Afinta kepada Wartawan, Senin (15/7).
Mabes Polri pun memastikan, jajaran kepolisian lebih mengedepankan upaya persuasif dalam memburu ratusan napi yang kabur dari Lapas Tanjunggusta, Medan. Dijanjikan, polisi tidak akan gampang melepaskan tembakan ke arah napi yang diburu.
Nico menyebutkan pihaknya sudah mengamankan 100 dari 212 narapidana yang kabur. Meski demikian, Nico mengaku kalau pihaknya masih terus melakukan pengejaran dan upaya penangkapan terhadap para narapidana yang kabur itu. Untuk lebih memaksimalkan kegiatan itu, pihaknya membuka pos penangkapan di Lapas Klas I Tanjunggusta Medan. Dari pos tersebut akan ter-update perkembangan dan jumlah terbaru dari narapidana yang berhasil ditangkap.
"Seluruh personel Polresta Medan kita konsentrasikan pada kasus ini, khususnya untuk dapat menangkap para narapidana yang kabur itu. Upaya pengejaran dan penangkapan itu, masih kita lakukan dengan melakukan penyisiran dan razia di sejuamlah titik-titik sentral seperti bandara, pelabuhan, dan terminal, " sambung Nico. (far/jpnn)