JAKARTA (RP) - Pertumbuhan Indeks Saham Syariah (ISSI) sejak dirilis pada 12 Mei 2011 lalu melebihi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Bahkan jika diukur sejak pembukaan awal tahun 2012 juga masih lebih unggul sehingga harapan meningkatnya produk pasar modal berbasis syariah semakin tinggi.
Pada penutupan perdagangan Jumat (13/04) akhir pekan kemarin ISSI yang terdiri atas 238 emiten itu naik 0.81 poin (0.59 persen) ke level 139.11.
Secara year to date atau sejak awal tahun 2012 ini ISSI sudah mengalami pertumbuhan 10.97 persen.
Jika dihitung sejak kelahirannya pada 12 Mei 2011 dengan pembukaan pada level 122.7 maka ISSI sudah mencetak kenaikan 13,3 persen sampai dengan akhir pekan kemarin. Angka tersebut mengalahkan pertumbuhan IHSG sebesar 9,2 persen jika dihitung dengan periode yang sama sampai dengan akhir pekan kemarin. Pada 12 Mei 2011 IHSG berada di level 3,808.71 dan akhir pekan kemarin ditutup di level 4,159.277.
Pertumbuhan sebesar 8,82 persen year to date atau sejak pembukaan awal tahun ini yang diraih IHSG juga masih kalah dibandingkan ISSI pada periode yang sama.
“Pertumbuhan saham syariah positif,” kata Kepala Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK), Etty Retno Wulandari, akhir pekan kemarin.
Secara total, kata Etty, saat ini sudah terdapat 253 saham syariah dari total 443 emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Selain ISSI, indeks lain yang berbasis syariah adalah Jakarta Islamic Indeks (JII) yang beranggotakan 30 saham emiten. “Jumlah saham syariah saat ini lebih banyak daripada saham non syariah,” ucapnya.
Secara total, market cap saham syariah di BEI mencapai lebih dari Rp3.709 triliun atau lebih dari 80 persen dari total kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) yang sudah menyentuh angka Rp4.100 triliun. Rinciannya, market cap ISSI sebesar Rp2.192 triliun atau dengan porsi 56 persen dari total dan JII sebesar Rp1.517,8 triliun dengan porsi 38,8 persen.
Etty berharap dengan perkembangan saham syariah itu maka semakin banyak produk pasar modal berbasis syariah yang dirilis dan diminati pasar. “Tahun ini lima perusahaan yang akan terbitkan sukuk (obligasi syariah, red). Yang daftar baru PT Mayora Indah Tbk. Yang lain PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk, Adhi Karya, bank Muamalat, Indosat. Total nilai sukuk lima perusahaan ini Rp2 triliun,” ungkapnya.
Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo, mengatakan, kinerja positif indeks syariah tahun ini tidak terlepas dari kurang optimalnya kinerja saham perbankan yang notabene merupakan penopang IHSG bersama PT Astra International Tbk (ASII). “Kalau kita lihat dalam beberapa bulan terakhir saham perbankan ini relative diam,” ujarnya kepada JPNN, kemarin.
Sebaliknya, salah satu penopang saham ISSI adalah sektor property yang dalam beberapa bulan ini mencatatkan kinerja sangat positif. “Saham property sepanjang kuartal pertama ini mengalami kenaikan luar biasa,” terusnya.
Meski belum sebesar terhadap IHSG, kata Satrio, perhatian terhadap indeks syariah juga mulai berkembang di pasar. Terlebih ada komunitas tertentu yang memfokuskan perdagangan kepada saham yang memenuhi criteria “halal” itu. (gen/jpnn)