Pembunuh Polantas Bawa 4 Pisau

Kriminal | Jumat, 15 November 2013 - 09:44 WIB

PANGKALANKURAS (RP) - Penyebab Purniadi alias Bunali (25) menikam tujuh liang hingga tewas Brigadir Zeppy, personel Polantas dari Satlantas Polsek Pangkalan Lesung, Ahad (10/11) lalu, mulai terkuak.

Pengakuan rekan yang bersama pelaku saat kejadian malam itu, Slamet Priyantoko (45), terungkap bahwa Purniadi takut ketahuan membawa sepeda motor hasil curian.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Slamet berhasil ditangkap pihak kepolisian bersama Purniadi di areal PT Bratasena Desa Terantang Manuk, Kecamatan Pangkalan Kuras, Pelalawan, Rabu (13/11) malam lalu.

Malang bagi Purniadi alias Bunali, ia akhirnya tewas akibat tiga peluru bersarang di tubuhnya setelah melawan dan melukai seorang polisi, Brigadir Oki Andreas. Sementara Slamet ditahan di Mapolres Pelalawan.

Menurut pengakuan Slamet Priyantoko saat dijumpai Riau Pos di Mapolres Pelalawan, Kamis (14/11), aksi nekad Purniadi terhadap Brigadir Zeppy, akibat takut aksi kriminalnya diketahui. Karena sebelumnya, ia mencuri sepeda motor Yamaha Jupiter Z di Kecamatan Belilas, Kabupaten Inhu, Ahad (10/11) sekitar pukul 02.00 WIB. Agar tidak terbongkar, lanjutnya, Purniadi menikam Brigadir Zeppy dengan sebilah pisau yang diambil dari dalam tasnya hingga tewas. Slamet juga mengungkapkan, Purniadi selalu membawa empat bilah pisau di tasnya tersebut.

Slamet juga mengungkapkan kronologis kejadian malam itu. Semua bermula pukul 02.00 WIB saat mereka menggunakan sepedamotor Yamaha Mio milik rekannya bernama Latimin (saat ini masih berada di Provinsi Jawa Timur). Keduanya melakukan aksi pencurian sepeda motor Jupiter Z yang berwarna merah hitam di salah satu rumah warga di Kecamatan Belilas, Kabupaten Inhu. ‘’Lalu, kami pun kabur dari Belilas hendak menuju ke PT Bratasena (Desa Terantang Manuk Kecamatan Pangkalan Kuras, red) untuk membawa kendaraan hasil curian kami,’’ terang Slamet.

Namun, sambung pria yang baru dua bulan bekerja sebagai buruh harian lepas (BHL) di PT Bratasena ini, baru 10 menit melakukan perjalanan, tiba-tiba sepeda motor Mio yang dikendarai Slamet mengalami bocor ban. Saat itu Purniadi terjatuh dan mengalami luka di kaki sebelah kiri.

‘’Karena ban sepeda motor Mio yang saya kendarai bocor, maka kami mencari bengkel untuk menambal ban. Dan setelah sekitar 2 Km berjalan dengan menggunakan Mio yang bannya bocor, akhirnya sekitar pukul 02.20 WIB kami menjumpai bengkel yang masih buka. Setelah itu kami kembali melanjutkan perjalanan menuju PT Bratasena,’’ bebernya.

Kemudian, lanjut Slamet, saat berada sekitar Kecamatan Ukui, tiba-tiba sepeda motor curian yang dikemudikan Purniadi, mati mendadak karena kehabisan bensin. Keduanya kembali mencoba mencari bantuan kepada warga di sekitar Kecamatan Ukui.

‘’Dari warga sekitar, kami diberi sebuah tali tambang sepanjang sekitar dua meter. Lalu dengan mengikat sepeda motor Jupiter Z ke kendaraan Mio yang saya pakai menggunakan tali tambang, maka kami pun kembali melanjutkan perjalanan,’’ paparnya.

Dijelaskannya lagi, saat berada sekitar 10 meter dari Kantor Pos Lantas Payo Atap Kecamatan Pangkalan Lesung sekitar pukul 03.30 WIB, tiba-tiba kendaraan yang dikemudikan Slamet hampir jatuh akibat tali tambang berputar ke roda motor Mio.

Saat itu, Brigadir Zeppy yang sedang piket dengan ditemani Sodik (Banpol) melihat keduanya, sehingga memberikan pertolongan dengan membawa ke Kantor Pos Lantas. Namun, saat berada di kantor, Brigadir Zeppy melihat kedua kendaraan tersebut tidak memiliki plat atau nomor polisi.

‘’Karena merasa curiga, Pak Polisi ini (Brigadir Zeppy, red) meminta kepada kami STNK dan KTP. Ya, saya berikan STNK dan KTP yang saya miliki. Sedangkan Purniadi hanya dapat memberikan KTP saja,’’ ungkapnya.

Lalu, lanjutnya, Brigadir Zeppy yang saat itu ditemani seorang rekannya yang diketahui bernama Sodik sebagai Banpol, mengajak keduanya masuk ke dalam kantor pos.

‘’Kepada saya, Pak Polisi meminta untuk duduk dan menunggu di bagian depan kantor Pos Lantas karena kaki saya sakit. Sedangkan Bunali, saat dimintai STNK mengatakan bahwa motor tersebut dibeli dari kawan yang berada di Rengat seharga Rp1 juta,’’ ungkapnya.

Selanjutnya, kata Slamet, Brigadir Zeppy yang saat itu melihat Purniadi membawa sebuah tas meminta kepadanya untuk mengeluarkan isi tas tersebut. Namun, Purniadi menolak, sehingga membuat Zeppy kian curiga.

‘’Kenapa kamu tidak mau mengeluarkan isi tas itu, apa isi di dalam tas itu banyak barang-barang terlarang ya,’’ ujar Slamet menirukan ucapan Brigadir Zeppy.

Lalu, kata Slamet, Brigadir Zeppy berusaha mendekati Purniadi. Saat itu, Brigadir Zeppy kembali meminta membuka isi tas tersebut namun Purniadi selalu memalingkan muka. Namun ketika Brigadir Zeppy kembali mendekat hendak memeriksa tas, Purniadi langsung mengambil dua buah pisau di dalam tasnya dan menikam Zeppy membabi buta.

‘’Setelah sebanyak tiga kali berhasil menusuk, Purniadi mengacungkan pisau itu kepada Sodik dengan mengatakan saya juga akan bunuh kamu. Ya, karena merasa takut melihat kejadian itu, saya langsung melarikan diri berjalan kaki menuju ke belakang kantor Pos Lantas. Usai membunuh, Purniadi kabur ke PT Bratasena Desa Terantang Manuk Pangkalan Kuras dengan menggunakan motor Mio tepatnya ke rumah Juhari yang merupakan pamannya,’’ pungkasnya.

Slamet menyebutkan, pada siang harinya sekitar pukul 12.10 WIB, Purniadi menelepon dirinya untuk segera bertemu. Akhirnya keduanya sepakat bertemu di rumah Juhari.

‘’Saya ini kan tidak ikut membunuh. Jadi saya pada Ahad (10/11) siang itu setelah berjumpa Purnaidi berniat menyerahkan diri kepada pihak kepolisian. Tapi, Purniadi terus mengajak saya untuk lari dengan menakuti saya bahwa saya juga ikut terlibat dan akan disiksa di penjara. Purniadi juga mengancam akan membunuh saya dengan sebilah pisau, jika saya tidak ikut. Karena takut, saya akhirnya menurut dan kabur ke hutan dan areal kebun sawit warga di sekitar PT Bratasena sore itu,’’ tegasnya seraya menyebutkan bahwa setiap pergi kemana-mana Purniadi ini selalu membawa dan mengantongi empat bilah pisau.

Namun, tambah Slamet, malang menimpa Purniadi yang akhirnya ditembak petugas akibat melawan saat hendak ditangkap. ‘’Purnadi saat itu melawan saat hendak ditangkap sehingga akhirnya ditembak dan tewas. Saya tidak berani melawan dan akhirnya dibawa ke Mapolres Pelalawan,’’ imbuhnya.

Sementara itu, Kapolres Pelalawan AKBP Aloysius Supriyadi SIK MH ketika dikonfirmasi Riau Pos melalui Kasubag Humas Polres AKP G Lumban Toruan membenarkan adanya penangkapan dua pelaku pembunahan Brigadir Zeppy yang salah satu pelaku terpaksa ditembak karena melawan ketika hendak ditangkap.

‘’Ya, Rabu (14/11) malam lalu sekitar pukul 19.30 WIB kita telah berhasil menangkap Purniadi alias Bunali (25) warga Dusun Puntodewo Kabupaten Malang dan Slamet Priyantoko (45) warga Logas Tanah Darat Kabupaten Kuansing di PT Bratasena Desa Terantang Manuk Kecamatan Pangkalan Kuras. Namun dalam penangkapan tersebut, Purniadi tewas ditembak karena melawan petugas saat hendak ditangkap. Dan saat ini jenazah korban masih di RS Bhayangkara Polda Riau untuk dilakukan otopsi,’’ ujarnya.

Dikatakannya, pascapembunuhan Brigadir Zeppy, kedua pelaku bersembunyi di hutan dan kebun sawit milik warga di sekitar PT Bratasena. Karena tidak tahan, keduanya akhirnya keluar untuk menjumpai dan meminta uang kepada Juhari yang merupakan paman Purniadi di PT Bratasena.

Namun saat melintas, kedua pelaku dilihat sekuriti PT Bratasena yang merasa curiga, sehingga menghubungi pihak Polsek Pangkalan Kuras.

‘’Dan ketika mendapat laporan dari sekuriti PT Bratasena, tiga anggota Polsek Pangkalan Kuras yakni Bripka Irmanto, Brigadir Debora Batubara dan Brigadir Oki Andreas langsung mendatangi PT Bratasena. Namun saat hendak ditangkap, Purniadi melakukan perlawanan dengan menusuk Brigadir Oki Andreas sehingga mengalami luka robek pada bagian paha sebelah kiri belakang 2 tusukan, dan paha kanan belakang satu tusukan dengan sebilah pisau. Atas tindakan itu, maka petugas menembak pelaku. Sedangkan Slamet berhasil ditangkap petugas dan langsung diikat di samping pos sekuriti tanpa perlawanan. Brigadir Oki Andreas langsung dibawa ke RS Medicare Sorek untuk mendapat pertolongan medis,’’ tutupnya.

Atas tindakan pelaku ini, Slamet dijerat pasal 351 ayat 2 tentang penganiayaan berat juncto pasal 338 KUHP dengan ancaman penjara maksimal 20 tahun.

Zeppy Dapat Kenaikan Pangkat Kehormatan

Polda Riau berencana memberikan kenaikan pangkat kehormatan pada almarhum Brigadir Zeppy menjadi Brigadir Kepala (Bripka).

Hal ini diungkapkan Kapolda Riau Brigjen Pol Condro Kirono MM MHum kepada wartawan, Kamis (14/11). ‘’Ia akan mendapatkan kenaikan pangkat kehormatan atau Anumerta,’’ ujar Kapolda.

Proses kenaikan pangkat yang akan diberikan pada Zeppy, lanjut Condro, ditindaklanjuti dengan menyusun dan mengirimkan usulannya ke Mabes Polri.

‘’Berkasnya sudah dikirimkan oleh Kepala Biro SDM Polda Riau ke Mabes Polri. Kenaikan pangkat yang diusulkan menjadi Brigadir Kepala,’’ jelasnya.

Kapolda menegaskan, Purniadi mengendarai sepeda motor curian saat kejadian. ‘’Pelaku takut ketahuan polisi karena saat itu baru saja melakukan pencurian sepeda motor,’’ ungkap Condro.

Sepeda motor yang dicuri adalah kendaraan yang dikendarai malam itu. ‘’Karena takut itu, pelaku menikam Zeppy hingga tewas,’’ lanjutnya. Barang bukti sepeda motor yang diamankan saat ini berada di Mapolres Pelalawan.

‘’Siapa pemilik siapa pemilik sepeda motor tersebut saat ini masih diselidiki,’’ imbuhnya.

Jenazah Purniadi Belum Dijemput Keluarga

Hingga Kamis (14/11) pukul 17.00 WIB, jasad Purniadi, masih berada di kamar mayat RS Bhayangkara Pekanbaru karena tak seorangpun sanak keluarga datang menjemput. Direncanakan, pria asal Malang ini akan dikebumikan di Pekanbaru.

‘’Sampai pukul 17.00 WIB tadi belum ada yang menjemput. Kabarnya, keluarganya di Malang adalah orang susah,’’ ujar Kabid Humas Polda Riau, AKBP Guntur Aryo Tejo. Visum terhadap jenazah Purniadi menunjukkan ia menderita luka tembak di tiga titik.

‘’Dari visum, satu luka tembak di lutut, satu di paha kiri dan satu di perut menembus ke belakang. Jadi kemungkinan besar dia meninggal akibat kehabisan darah,’’ ungkap Kabid Humas.(amn/ali)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook