SELATPANJANG (RP) - Ternyata potensi nipah lebih baik dari pada kebun sawit. Bahkan mencapai empat kali lipat, tapi harus dengan bibit unggul.
Maka dari itu melihat potensi nipah yang besar di Meranti, pemerintah terus mendorong agar kebun nipah masyarakat bisa dikelola lebih cepat oleh investor untuk meningkatkan ekonomi masyarakat di kabupaten muda itu.
Bahkan jika tidak ada aral melintang, September nanti pihak investor yang sudah melakukan penandatanganan MoU yakni, PT First Flower siap mengolah 35 ribu hektare kebun nipah di Kepulauan Meranti, untuk menjadi gula.
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kepulauan Meranti Ir Mamun Murod MM, belum lama ini di ruang kerjanya mengatakan, keseluruhan luas area perkebunan nipah yang sudah diidentifikasi di Meranti, seluas 8 ribu hektare.
Sedangkan kebun tersebut hanya diolah masyarakat untuk menjadi bahan baku rokok nipah, maupun pembuatan tikar.
‘’Potensi kebun nipah ini sangat tinggi dalam menaikan taraf ekonomi masyarakat, 1 hektare kebun nipah nilai ekonominya sama dengan 4 hektare kebun sawit,’’ ujar Murod.
Menurut mantan Kabid Kehutanan Provinsi Riau itu, PT First Flower telah berkomitmen akan mendirikan pabrik gula di Meranti.
Dengan memanfaatkan buah dari pohon nipah yang selama ini belum dimanfaatkan secara ekonomis. Padahal nipah ini sangat berpotensi dijadikan bahan baku pembuatan gula.
‘’Sebelumnya pihak investor sudah mengajukan izin pemanfaatan, mereka juga sedang mengurus Amdal. Setelah itu baru mendirikan pabrik gula. Kita menargetkan, walaupun nipah sangat berpotensi bahkan menghasilkane bioetanol, tapi kita fokuskan ke produksi gula dulu,’’ kata Kadishut Kepulauan Meranti itu.
Tinggal lagi, lanjut Murod, bagaimana meremajakan kebun nipah masyarakat dengan bibit unggul.
Sehingga bisa menghasilkan produksi lebih baik. Maka dari itu selain bibit unggul, pihaknya juga akan meminta perusahaan memberikan pelatihan khusus bagi masyarakat perkebunan nipah.
‘’Perusahaan akan memberikan pelatihan kepada masyarakat untuk menyadap nira dari tanaman nipah secara produktif. Termasuk dalam bekerja sama memenuhi bibit unggul tanaman nipah itu sendiri, tentunya ini melalui pengawasan kita. Dalam hal ini perusahaan hanya penampung hasil nipah masarakat saja, tidak mengambil alih lahan milik masyarakat,’’ ujar Murod.
Pengelolaan perkebunan ini sendiri, sebut Murod akan dilakukan murni oleh seluruh masyarakat di Kepulauan Meranti.
Sehingga nantinya perekonomian masyarakat akan meningkat dengan baik dan menjadi pilar ekonomi kerakyatan bagi masyarakat Meranti.(amy)