Tujuh Perampok Beraksi di Lubuk Jambi

Kriminal | Senin, 14 Oktober 2013 - 10:03 WIB

Tujuh Perampok Beraksi di Lubuk Jambi
Adisman (duduk) mendampingi istrinya Erianis yang dirawat karena mengalami luka bacok oleh perampok, Sabtu (12/10/2013). Foto: juprison/riau pos

LUBUK JAMBI (RP) - Aksi perampokan menggunakan senjata api (senpi) kembali terjadi di Lubuk Jambi, Kecamatan Kuantan Mudik, Kabupaten Kuantan Singingi.

Kali ini, tujuh kawanan perampok beraksi di rumah Adisman (50), di Desa Bukit Pedusunan, Sabtu (12/10) dini hari sekitar pukul 02.00 WIB.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Kawanan perampok ini terbilang berani karena dua di antara menggunakan sebo (tutup muka), sementara lima lainnya tidak. Sehingga wajah lima pelaku sangat jelas terlihat oleh korban. Selain itu, satu pelaku menggunakan senjata api dan lima lainnya menggunakan parang.

Bahkan perampok semakin berani saat istri Adisman bernama Erianis melakukan perlawanan. Perampok menghujam parang dan membuat jari telunjuk Erianis nyaris terputus. Dari aksi ini, para pelaku berhasil membawa sekitar 125 gram emas dan uang sekitar Rp15 juta.

Akibat kejadian ini, Adisman dan istrinya mengalami luka. Adisman sendiri menjalani pengobatan karena terkilir pada bagian kaki dan luka pada bagian telinga sebelah kiri.

“Sekarang istri saya dilarikan ke RSUD Teluk Kuantan, setelah dirawat di Puskesmas Lubuk Jambi, karena mengalami pukulan dan senjata tajam di tubuhnya,” kata Adisman kepada Riau Pos, Sabtu (12/10).

Kapolres Kuansing AKBP Bayu Aji Irawan SH SIK melalui Kasat Reskrim AKP Jhon Sihite membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, pihak kepolisian telah turun ke tempat kejadian perkara (TKP).

Saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan dan masih melakukan pengejaran terhadap pelaku perampokan. “Kita sudah ke TKP, sekarang kita sedang melakukan penyelidikan,” katanya.

Kepada Riau Pos, Adisman menuturkan, kawanan perampok masuk ke dalam rumahnya melalui ventilasi kamar mandi bagian bawah rumahnyabagian belakang.  

Selanjutnya mereka membuka kaca nako di pintu tengah dan membuka kunci pintu dan lalu masuk ke ruang tengah. Baru kemudian ke kamar tidur korban bersama satu anaknya.

Adisman sempat terbangun saat kawanan perampok ini masuk ke dalam kamar.  Ia dan istri sempat bersuara dan berontak. Namun jumlah perampok cukup banyak dan satu di antaranya memegang senjata api, sedangkan lima lainnya memegang parang panjang.

Istri Adisman sempat berontak meminta tolong namun pelaku  langsung memukul istri dan dirinya. Bahkan parang yang dipegang kawanan perampok ini sempat dihujamkan kepada istri dan dirinya.

Pelaku pun kemudian mengikat Adisman dan keluarganya di kamar. Tujuh perampok ini sempat memaksa agar menunjukkan di mana letak harta benda miliknya seperti perhiasan dan uang, bahkan lemari di dalam kamar diacak-acak perampok. “Ada sekitar 50 ame (emas) yang dibawa lari, dan uang sekitar Rp15 juta,” katanya.

Ia juga menyebutkan ciri-ciri perampok ini. Empat di antaranya memiliki badan yang cukup gempal dan besar. Dari logat bahasanya terdengar ada logat Palembang dan Medan. Namun Adisman merasa ada yang dicurigainya. Ia merasa mengenali dua orang pelaku  dari bentuk tubuh maupun bahasa yang digunakan.

“Dua orang yang saya curigai diduga warga sini, tapi dua orang ini menggunakan sebo maka wajahnya tak terlihat,” katanya.

Kawanan perampok ini sekitar setengah jam menggeledah rumah Adisman yang sehari-hari menjual bensin, solar dan juga ban mobil. Bahkan Adisman sempat memberikan kunci mobil Avanza miliknya, namun perampok tidak mau. “Kami mau harta, bukan mobil,” kata Adisman meniru ucapan perampok.(jps)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook