RENGAT (RP) - PT Bukit Asam (BA) Persero TBk, Jumat (13/4) memulai secara resmi memproduksi dan penjualan perdana batubara yang berlokasi di Desa Semelinang Tebing Kecamatan Peranap.
Syukuran dan doa bersama yang cukup sederhana antara pimpinan dan karyawan PT BA bersama masyarakat tempatan sebagai bukti dimulainya produksi batubara tersebut.
Namun sebagai bentuk kepedulian PT BA yang juga tergabung dalam BUMN itu, bersamaan dengan syukuran dan bersama langsung menyerahkan bantuan kepada 50 siswa Sekolah Dasar (SD) daerah itu.
Ke depan perusahaan itu juga berjanji akan tetap memperhatikan dampak lingkungan serta membuka selebar-lebarnya lapangan pekerjaan untuk warga tempatan.
Komisaris Utama PT BA yang juga mantan Menteri Hukum dan HAM Kabinet Indonesia Bersatu II, Partialis Akbar dalam sambutannya menyampaikan terimakasih kepada masyarakat tempatan yang mau bergandeng tangan dan mendukung penambangan batubara yang dilakukan PT BA.
‘’Tentunya dukungan yang diberikan masyarakat seperti yang disampaikan tokoh masyarakat Desa Semelinang Tebing, Husaini HR dan tidak satu arah, PT BA akan memperhatikan masyarakat dan lingkungan tempatan,’’ ujarnya.
Hal itu bisa saja melalui setiap ada penerimaan pegawai harus mengutamakan masyarakat tempatan dan tentunya harus melalui seleksi. Sehingga pengangguran di sekitar tambang batubar tidak ada lagi.
Hal itu bisa juga melalui memberdayakan masyarakat dari berbagai kegiatan yang dilakukan PT BA hingga penghijauan setelah dilakukan reklamasi.
Ke depan berdasarkan setiap pertemuan yang dilakukan PT BA terus mengupayakan masyarakat tempatan dari berbagai hal terutama dalam CSR, dunia pendidikan dan lainnya.
‘’Apabila ada generasi sekolah di sekitar penambangan ini yang pintar, selagi ingin sekolah hingga keluar negeri, PT BA siap membiayai. Bahkan kedepan lulusan itu bisa sebagai pemimpin di PT BA unit Peranap,’’ janjinya.
Direktur Utama PT BA, Bila Warman dalam kesempatan itu mengatakan, hasil produksi PT BA sejumlah 65 persen untuk negara dan selebihnya untuk masyarakat dan pemilik saham.
‘’Jelang produksi batubara di Peranap ini memakan waktu yang cukup panjang yang diawali dengan pengkajian hingga pembebasan lahan untuk ketersedian batubara yang memiliki visi ramah lingkungan,’’ ungkapnya.
Camat Peranap, Ardiansyah Eka Putra mengatakan dari upaya bertahun-tahun atas pengkajian yang dilakukan PT BA. Tentunya saat sudah beroperasi ini, masyarakat berharap banyak. Untuk itu, hendaknya PT BA dapat memperhatikan masyarakat tempatan terutama melalui program CSR dan program lainnya.
‘’Di Indonesia, sebagian dampak negatif penambangan batubara cukup buruk. Untuk itu PT BA diharapakan tetap memperhatikan dampak lingkungan dan dapat mengacu seperti penambangan di daerah Tanjung Enim,’’ harapnya.(kas/rpg)