MOU PLN-PT BIO ENERGY PRIMA

Dibangun PLTU Tenaga Tandan Sawit

Kriminal | Selasa, 14 Februari 2012 - 09:58 WIB

Dibangun PLTU Tenaga Tandan Sawit
(Foto: macam-macamkelapasawit.blogspot.com)

Laporan MAHYUDI, Jakarta

PT PLN (Persero) Wilayah Riau-Kepulauan Riau dan PT Bio Energy Prima menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) uji coba unit gasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Sorek, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Nota kesepahaman tersebut ditandatangani General Manager PT PLN (Persero) Wilayah Riau-Kepri, Djoko Raharjdo Abumanan, dan Direktur PT Bio Energy Prima, Roy Santoso Wibowo, disaksikan Direktur Operasi PLN Indonesia Barat, Harry Jaya Pahlawan di Kantor PLN Pusat, Senin (13/2).

Menurut Bio Djoko, Energy Prima akan melakukan uji coba unit gasifikasi pada PLTD Sorek guna mempelajari pemanfaatan Synthetic Natural Gas atau biasa disebut Syngas yang dihasilkan unit gasifikasi untuk digunakan sebagai bahan bakar PLTD Sorek.

‘’Syngas yang dihasilkan dari unit gasifikasi dengan menggunakan teknologi canggih tersebut diharapkan mempunyai kualitas dan kuantitas yang baik, sehingga mampu menjadi pengganti bahan bakar minyak,’’ ujar Djoko seraya menyebutkan bahwa untuk uji coba ini, PLN telah menyiapkan sebuah PLTD berkapasitas 250 kilo watt.  

Uji coba pemanfaatan Syngas dari pelepah tandan sawit konsong ini lanjutnya, akan dilakukan selama dua bulan oleh pihak Bio Enery Prima pada PLTD Sorek dengan jam operasi minimum 24 jam setiap hari, sesuai kondisi teknis dan selama tidak mengganggu keandalan sistem pemasokan yang ada.

Nantinya kata dia, hasil ujicoba dan kajian Syngas ini akan dilanjutkan dengan perjanjian komersial dari pemanfaatan Syngas sebagai bahan bakar pengganti minyak pada PLTD PLN, termasuk proses pembelajaran dan pemanfaatan Syngas sebagai energi alternatif untuk PLTD. ‘’Diharapkan pada April tahun ini sudah bisa beropeasi secara komersial,’’ terang Djoko.

Dijelaskan tambahkan Djoko, rencananya pembangkit yang merupakan energi baru terbarukan ini nantinya akan dipergunakan untuk melistrikan daerah pulau-pulau yang ada di Riau dan Kepri, karena bahan bakarnya jauh lebih murah dibandingkan dengan bahan bakar minyak (BBM) yang saat ini sebesar 2800/kWh.

‘’Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM No4/ 2012 tentang Harga Pembelian Listrik Oleh PT PLN yang menggunakan Energi Baru Terbarukan berbasis biomassa, biogas dan sampah kota sebesar Rp975/kWh,’’ pungkasnya.(jrr)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook