Laporan AGUSTIAR, Pekanbaru agustiar@riaupos.com
Salah satu perusahaan Belanda, Ingrepro (sebuah perusahaan daur ulang limbah benafit) tertarik untuk bekerjasama dengan pemerintah Provinsi Riau. Kali ini dalam hal penawaran sistem pengolahan limbah organik.
Dua perwakilan perusahaan Belanda, LJ Van Heemskersk Pilis dan Jan D Scherpenhuijsen memaparkan sistem penerapan teknologi ini di gedung sembilan lantai Kantor Gubernur, Senin (13/2) di hadapan Kepala Badan Promosi dan Investasi Riau, Feisal Komar Karim dan Kepala Balitbang Riau T Dahril serta sejumlah instansi terkait. Kehadiran perusahaan Belanda ini, difasilitasi oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Belanda, yang dipimpin Berlianto Situngkir.
Seperti disampaikan Scherpenhuijsen, teknologi pemanfaatan algae sebagai penetralisir limbah cair itu diklaim mampu meningkatkan efisiensi sistem pengolahan limbah yang kebanyakan digunakan perusahaan saat ini.
‘’Selain meningkatkan efisiensi algae, itu juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, farmasi dan kosmetika yang memiliki nilai ekonomi tinggi,’’ katanya kepada wartawan usai pemaparan.
Namun sejauh mana keefektifan teknologi itu, dikatakan, Feisal, pihaknya belum dapat menjelaskan secara rinci. Namun dari informasi yang diperoleh, tekhnologi itu sudah banyak diterapkan di negara-negara Eropa yang juga tepat diterapkan di Riau.
Jika teknologi ini jadi diterapkan, Pemprov Riau akan mengupayakan pertemuan internal yang dilanjutkan dengan private sector dengan melibatkan perusahaan-perusahaan yang ada di Riau.
‘’Tadi kami sudah mendapatkan informasi dari pemaparan dua pengusaha Belanda itu, dan kita akan mengupayakan adanya solusi ekonomis bagi limbah organik industri Riau. Kita akan gandeng mereka, namun sebelumnya kita akan pelajari dahulu,” kata Feisal.
Dijelaskannya, jenis limbah organik yang potensial diolah Ingepro sangat beragam. Ada limbah industri kelapa sawit, industri kertas dan juga industri minyak, dan lain-lain.
Sementara itu, transletor dua pengusaha Belanda itu, Berlianto mengatakan, kedatangan wakil dari perusahaan Ingrepro itu merupakan kunjungan balasan Pemerintah Provinsi Riau melalui Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) yang diwakili T Dahril ke Belanda pada Juli 2011 tahun lalu.
‘’Tadi dua utusan Ingrepro sudah menjelaskan, bahwa pihaknya akan melakukan kajian mendalam untuk merealisasikan rencana investasi pengelolahan limbah organik industri untuk Riau. Mereka menunggu hasil kajian dari Balitbang Riau. Kalau sudah matang, mereka akan datang lagi untuk melakukan kerja sama dalam hal pengolahan limbah itu,” katanya menerjemahkan maksud dari kedua pengusaha Belanda itu.
Untuk menanamkan investasinya di Riau, disampaikan Berlianto, semua tergantung dari kesepakatan antara Ingrepro dengan perusahaan di Riau.
“Pengolahan limbah saat ini hanya membersihkan saja. Tetapi dengan teknologi ini pengolahan jadi lebih efisien dan hasil pembersihan dapat menjadi bio energi, pakan ternak, farmasi dan kosmetik,” ujarnya.
Dikatakan Berlianto lagi, teknologi itu cukup ramah lingkungan karena algae cukup memanfaatkan sinar matahari untuk dapat berkembang biak.(muh)