Jam Besuk, Anas Banjir Dukungan

Kriminal | Selasa, 14 Januari 2014 - 10:01 WIB

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Dua hari setelah sempat bersitegang dengan petugas KPK, keluarga Anas Urbaningrum akhirnya bisa membesuk.

Adik Anas, Anna Luthfi kembali membawa ransum yang selama ini ditolak KPK, yakni pakaian, buku dan Alquran, serta makanan. Dia menyebut, selama di tahanan Anas banyak menulis dan tarikat.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Usai menjenguk, Luthfi mengatakan kalau kondisi kakaknya baik-baik saja. Soal makanan yang selama ini disarankan agar tidak dikonsumsi, tampaknya dituruti Anas. Dia menyebut saat ditemui, Anas mengaku tidak makan.

‘’Tidak makan (makanan KPK), Mas Anas kan tirakat di sana,’’ ujarnya.

Lantaran yakin Anas bakal mengikuti kehendak keluarga dengan tidak makan-makanan KPK, kemarin dia membawa banyak pasokan.

Terutama, makanan ringan serta roti tawar yang bisa dikonsumsi untuk sarapan. Untuk buku, Luthfi membawa bacaan berjudul Merdeka Seratus Persen dan Heroes karya Tan Malaka.

Untuk judul terakhir, disebutnya bukan permintaan Anas. Tetapi, inisiatifnya dia sendiri untuk membakar semangat Anas di dalam penjara. Dia menyebut kalau buku itu cocok untuk kakaknya yang sedang memperjuangkan kebenaran.

‘’Saya sengaja membawakan. Ini buku bacaan wajib untuk para aktivis,’’ imbuhnya.

Soal kegiatan Anas selama ini, dia menyebut kakaknya banyak menulis dan mendekatkan diri pada Tuhan. Dia melihat  Anas menulis tentang kuliner.

Belum tahu pasti apakah tulisan itu nanti menjadi buku atau hanya pelampiasan rasa sepi. Yang pasti, belum ada tulisan soal politik sementara ini.

Saat ditanya kapan Athiyyah Laila, istri Anas menjenguk, dia menjawab kemungkinan datang pada hari ini. Memang, jam besuk pada Senin dan Kamis bisa bertambah.

Biasanya, waktu tambahan itu diberikan saat ada hari libur nasional. Iparnya tidak bisa ikut menjenguk karena masih di rumah orang tuanya.

Tidak hanya keluarga, loyalis Anas, Tri Dianto, Saan Mustopa, Umar Arshal, dan anggota Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) juga datang untuk menjenguk. Namun, keduanya tidak diizinkan masuk karena saat ini hanya keluarga yang boleh bertemu Anas.

Sama seperti Luthfie, kedua orang tersebut juga membawa beberapa keperluan termasuk makanan. Namun, semua itu harus dibawa kembali karena tidak diterima oleh petugas keamanan KPK.

‘’Hari ini baru pertama dijenguk, masih untuk keluarga inti dulu. Besok baru sahabat, teman dan lainnya,’’ kata Saan.

Lantaran tidak diizinkan masuk, Saan memilih untuk menitipkan salam pada Anas Urbaningrum melalui keluarga yang datang. Rencananya, kalau datang lagi dia akan membawa makanan kesukaan Anas.

Saan juga mengaku tidak bisa mendampingi Anas saat ditahan pada Jumat (10/1) karena ada di luar kota.

Sementara mantan Ketua DPC Partai Demokrat Cilacap, Tri Dianto bertekad untuk datang lagi. Rencananya, dia kembali ke KPK pada Kamis saat jam besuk dibuka lagi.

Pada bagian lain, entah sebagai counter terhadap penahanan Anas atau mempunyai maksud lain, puluhan pengunjuk rasa yang mengaku berasal dari Gerakan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Antikorupsi kemarin mendatangi KPK.

Mereka membawa kerangka kayu yang dibalut dengan kain vynil menyerupai bentuk pil.

Benda berukuran jumbo yang diberinama ‘’pil kuat’’ itu diserahkan ke KPK. Pil raksasa berwarna hijau dan hitam yang identik dengan warna bendera HMI itu bertuliskan ‘’Pil Kuat!  Anti intervensi Istana untuk KPK. Tangkap Edhie Baskoro Yudhoyono’’.

Seorang orator menyampaikan kalau obat kuat itu diberikan agar KPK tegas termasuk pada lingkaran istana. Sebab selama ini sejumlah nama keluarga SBY disebut dalam kasus korupsi namun belum ada yang diperiksa.

‘’KPK telah menahan Mas Anas. Kami teriakan keadilan, kalau salah katakan salah, kalau benar katakan benar dengan bukti yang kongkrit,’’ teriak pendemo. Seperti diketahui, Anas merupakan ketua HMI sebelum dia terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.

Tidak hanya kerabat Anas, mantan Dubes Indonesia untuk Amerika Serikat, Dino Patti Djalal juga datang ke KPK. Dia mengajukan izin untuk bertemu dengan mantan Menpora Andi Mallarangeng. Dia tidak bicara banyak soal kunjungannya. Dino hanya mengatakan kalau kangen dengan Andi.

‘’Sudah lama enggak bicara dengan dia, saya mau tahu kondisinya seperti apa,’’ terangnya. Dino tampak membawa sebuah buku catatan. Dia mengaku kalau itu berguna untuk mencatat curhatan Andi.

Dalam perkembangan pemeriksaan, KPK kemarin juga kembali memeriksa tersangka Hambalang yang lain, Machfud Suroso. Direktur PT Dutasari Citralaras yang merupakan subkontraktor Hambalang itu mengaku siap melakukan pembuktian terbalik atas tuduhan korupsi yang dialamatkan padanya.

Pengacara Machfud Suroso, Syaiful Ahmad Dinar mengungkapkan pemeriksaan tersebut berkaitan dengan perolehan PT Dutasari Citralaras dari proyek Hambalang.

Syaiful mengatakan dalam proses Hambalang sebenarnya kliennya malah rugi. Sebab biaya yang sudah dikeluarkan lebih besar dari pada yang didapat di Hambalang.

‘’Akibatnya klien kami mengalami kerugian hingga Rp40 miliar lebih. Hitung-hitungannya itu semua ada. Makanya kami siap melakukan pembuktian terbalik di persidangan nanti,’’ paparnya. (dim/gun/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook