Sinarmas Anggarkan Belanja Modal Rp4,23 Triliun

Kriminal | Rabu, 13 Juni 2012 - 13:57 WIB

Sinarmas Anggarkan Belanja Modal Rp4,23 Triliun

JAKARTA (RP) - Grup Sinarmas berambisi memperbesar bisnis kertas dengan menganggarkan belanja modal (capex) sebesar 450 juta dolar AS atau setara Rp4,23 triliun (kurs Rp9.418). Dana sebanyak itu akan direalisasikan dua perusahaan, PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) dan PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP).

Dana sebesar 100 juta dolar AS akan digunakan Tjiwi Kimia untuk menuntaskan pembangunan pabrik kertas Paper Machine 13 (PM-13). Pabrik itu bakal beroperasi pada Juli tahun ini. Selebihnya, sebanyak 350 juta dolar AS disiapkan untuk Indah Kiat. Produsen pulp and paper ini memerlukan dana untuk pembelian mesin baru pabrik kertas Paper Machine 6 (PM-6) sebesar 300 juta dolar AS dan sisanya 50 juta dolar AS untuk perawatan instalasi produksi.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Direktur Tjiwi Kimia, Suhendra Wiriadinata, mengatakan pihaknya sedang mengincar peningkatan total produksi PM-13 yang disiapkan untuk menghasilkan 120 ribu ton per tahun. “Karena baru berproduksi, kami akan memanfaatkan kapasitas secara bertahap, mulai 50 persen dahulu,” ujarnya di Jakarta, Selasa (12/6). Jika telah beroperasi penuh, Tjiwi Kimia berambisi memiliki kapasitas produksi menembus 1,67 juta ton per tahun. Selama ini perseroan memeroduksi kertas sebanyak 1,2 juta ton per tahun dan produk stationary sebanyak 320 ribu ton, serta kertas kemasan atau packaging sebesar 80 ribu ton setiap tahun.

Sementara PM-6 yang dioperasikan Indah Kiat bakal memproduksi kertas sebanyak 530 ribu ton per tahun. Sejauh ini, perseroan menghasilkan produk utama pulp atau bubur kertas sebesar 2,3 juta ton. Sedangkan untuk kertas 1,1 juta ton dan kertas kemasan hingga 1,6 juta ton. “Pabrik PM-6 ditargetkan rampung pada 2013,” papar Suhendra. Sampai Mei lalu, kedua perseroan telah merealisasikan sebagian anggaran belanja modalnya. Tjiwi Kimia membelanjakan hingga kisaran 60 sampai 70 persen dari total 100 juta dolar AS sementara penyerapan capex Indah Kiat baru 50 persen.

Sumber dana investasi sebesar itu separuhnya dipenuhi dari kemampuan kas masing-masing perusahaan. “Komposisi keduanya juga sama, 50 persen dari ekuitas dan 50 persen dari pinjaman bank,” ungkapnya.(gen/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook