Pemerintah Usul Tarif Listrik Naik 10 Persen

Kriminal | Rabu, 13 Juni 2012 - 07:10 WIB

JAKARTA (RP) - Program penyesuaian tarif listrik kembali digulirkan pemerintah. Melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pemerintah mengusulkan kenaikan tarif listrik sebesar 10 persen mulai 1 Januari 2013.

Menteri ESDM, Jero Wacik mengatakan, kenaikan tarif tenaga listrik (TTL) sebesar 10 persen merupakan skenario pemerintah dalam penyusunan RAPBN 2013.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

“Sebab, kalau tidak, subsidi listrik bisa mencapai Rp100,32 triliun,” ujarnya saat rapat kerja dengan Komisi VII DPR, Selasa (12/6).

Menurut Jero, lonjakan subsidi listrik hingga Rp100 triliun tersebut harus ditanggung pemerintah jika rata-rata harga minyak pada 2013 sebesar 120  dolar AS per barel, dengan nilai tukar Rupiah 9.000 per dolar AS, dan konsumsi listrik tumbuh 8 persen dari proyeksi konsumsi tahun ini yang sebesar 167,23 tera watt hour (tWh).

Namun, kata Jero, jika tarif listrik dinaikkan rata-rata 10 persen dan parameter lainnya tetap, yakni minyak 120 dolar AS per barel untuk kurs Rp9.000 per dolar AS, dan pertumbuhan konsumsi listrik 8 persen, maka besaran subsidi turun menjadi Rp87,14 triliun.

Jero menyebut, selain menaikkan tarif listrik, pemerintah akan mendorong PLN untuk semaksimal mungkin menekan biaya pokok produksi (BPP) listrik.

Caranya, dengan mengurangi porsi BBM yang berharga mahal sebagai energy primer pembangkit.

“BBM harus sebisa mungkin ditekan dan diganti dengan gas atau batu bara yang harganya jauh lebih murah,” ucapnya.

Lalu, kelompok pelanggan mana yang akan mendapat pengurangan subsidi sehingga tarifnya akan naik.

Jero mengatakan, untuk pelanggan rumah tangga dengan daya kecil 450 volt ampere (VA) sebisa mungkin tidak akan naik.

Menurut dia, kelompok pelanggan yang menjadi fokus pemerintah adalah golongan kelas menengah dan atas.

Jero menyebut, konsumsi listrik masyarakat kelas menengah dengan daya 1.300 VA dan 2.200 VA melonjak paling tinggi, hingga 50 persen lebih.

“Ini karena masyarakat kelas menengah mulai banyak menambah AC, kulkas, maupun TV,” ujarnya.

Karena itu, lanjut dia, pemerintah akan mengurangi subsidi kelompok pelanggan 1.300 VA dan 2.200 VA dengan menaikkan tarif listrik. (owi/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook