Laporan HERMANTO ANSAM, Pekanbaru hermantoansam@riaupos.com
Pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII meskipun menyerap anggaran APBD Rau relatif besar, namun memberi dampak yang besar terhadap perekonomian Riau.
PON diharapkan memberi dampak terhadap berputarnya roda perekonomian yang lebih cepat lagi sebagai akibat bergeraknya berbagai sektor ekonomi dan jasa di daerah sehingga peningkatan ekonomi kerakyatan dapat tercapai.
Demikian disampaikan Sekdaprov Riau Wan Syamsir Yus saat menyampaikan sambutan Gubernur Riau HM Rusli Zainal SDE MP tentang jawaban pemerintah terhadap pandangan fraksi-fraksi di DPRD Riau tentang Revisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2009 - 2013, Rabu (11/4) malam.
Paripurna dipimpin Ketua DPRD Riau Drs Hm Johar Firdaus MSi dan dihadari oleh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah.
Penjelasan mengenai PON ini merupakan jawaban pemerintah terhadap pertanyaan Fraksi Demokrat yang disampaikan oleh DR Koko Iskandar MSi dua hari sebelumnya. Dan pemerintah juga sependapat dengan Fraksi Demokrat bahwa pelaksanan PON tidak seharusnya mengganggu atau berpengaruh secara signifikan kepada berbagai program strategis daerah terutama program Pro Growth, Pro Job, Pro Poor dan Pro Environment.
''Bila kita melihat pertumbuhan ekonomi di Riau tahun 2009 yang sebesar 6,56 persen sebagai dampak krisis keuangan global tahun 2008 yang mempengaruhi perekonomian nasional, maka pertumbuhan ekonomi Riau tahun 2010 dan 2011 kembali pulih dengan cepat yaitu mencapai 7,16 persen dan 7,63 persen,'' jelasnya.
Bahkan, katanya, bila melihat angka pengangguran di Riau pada tahun 2011 maka angka pengangguran menurun sangat significant dari 8.72 persen di tahun 2010 menjadi hanya 5,32 persen di tahun 2011.
Sedangkan menjawab pertanyaan Fraksi PKS tentang PON yang disampaikan juru bicara PKS H Mansyur, Wan Syamsir Yus mengatakan agenda PON telah disebutkan secara khusus adalah dalam rangka mendukung visi misi Riau dengan target meningkatkan promosi daerah, mendorong peningkatan ekonomi kerakyatan, percepatan pembangunan infrastruktur pada tiap-tiap kabupaten kota serta meningkatkan semangat berkompetisi pemuda di probvinsi Riau melalui Catur Sukses PON XVIII tahun 2012 yaitu sukses penyelenggaraan, sukses prestasi, sukses promosi daerah dan sukses ekonomi kerakyatan.
Mengenai Islamic Solidarity Games (ISG) 2013 yang menjadi pertanyaan Fraksi PPP melalui juru bicara Syarif Hidayat, pemerintah mengatakan ISG merupakan program nasional antar negara dimana Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah penyelenggaraan dan Provinsi Riau terpilih sebagai tempat pelaksanaan, yang mana pada saat ini Gubernur diundang oleh Kementerian Koordinatror Bidang Kesejahteraan Rakyat dalam rangka finalisasi rancangan keputusan Presiden tentang panitia nasional penyelanggaraan ISG tahun 2012.
''Dan kita sebagai pelaksana siap untuk menyukseskan kegiatan tersebut sebagaimana yang telah ditetapkan pemerintah pusat,'' ujarnya.
Program K2I
Pada kesempatan itu, pemerintah juga menjelaskan perkembangan kegiatan K2i di masing-masing sektor seperti Operasi Pangan Riau Makmur (OPRM), sektor peternakan, perikanan, usaha ekonomi desa dan usaha ekonomi kelurahan simpan pinjam, perkebunan.
Khusus untuk OPRM, terjadi peningkatan produksi pada (beras), sebelum adanya OPRM rata-rata 2,43 persen pertahun, artinya rasio produksi dan kebutuhan masih berada diatas nilai yang ditetapkan, sedangkan setelah adanya OPRM laju peningkatan produksi mencapai rata-rata 7,85 persen dalam kurun waktu dua tahun terakhir yaitu 2009 dan 2010.
Di sektor peternakan, potensi pengembangan ternak sapi di Riau yang didukung oleh daya dukung potensi lahan yang ada sebanyak 1,5 juta hektare, sedangkan ternak yang sudah ada saat ini mencapai 160.000 ekor yang merupakan bantuan ternak sapi K2i, sistem integrasi ternak dengan tanamaan (SITT) dan ternak masyarakat.
Kebijakan Pemprov Riau di sektor peternakan dengan memberikan bantuan sapi K2i yang dimulai tahun 2006 - 2011 dengan populasi awal sebanayk 5.528 ekor dan jumlah anak 1.492 ekor (15,04 persen) dengan melibatkan 159 kelompok, dengan 2.059 KK, sedangkan perkembangan ternak melalui SITT dari tahun 2006 - 2011 sebanyak 340 ekor dengan melibatkan jumlah 12 kelompok dan 116 KK.(fas)