Sempat Telepon Istri Sebelum Tewas

Kriminal | Selasa, 12 November 2013 - 09:44 WIB

Sempat Telepon Istri Sebelum Tewas
Upacara penghormatan terakhir yang disertai tembakan ke udara mengiringi proses keberangkatan jenazah Brigadir Zeppy dari kediaman orangtuanya ke pemakaman di Nagari Koto Tongah, Kecamatan Bukitbarisan, Limapuluh Kota, Senin (11/11/2013). Foto: RPG

LIMAPULUH KOTA (RP) - Jenazah almarhum Brigadir Zeppy, personel Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polsek Pangkalan Kuras, Kabupaten Palalawan yang menjadi korban pembunuhan saat menjalankan tugas, dimakamkan di kampung halamannya, Jorong Koto Tongah, Nagari Koto Tongah, Kecamatan Bukitbarisan, Limapuluh Kota, Senin (11/11).

Istri, keluarga dan kerabat di kampung halaman sangat terkejut dan berduka dengan kepergian almarhum.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Almarhum diantar ke tempat peristirahatan terakhir dengan upacara pemakaman oleh jajaran Polres Limapuluh Kota dan Polres Pelalawan.

Saat itu terungkap dari istri almarhum, Parmita Herlance, bahwa sang suami sempat meneleponnya tengah malam sebelum kejadian penikaman sekitar pukul 04.00 di Pos Lantas Payo Atap Pangkalan Lesung yang akhirnya merenggut nyawa almarhum.

Saat upacara pemakaman kemarin, suasana kesedihan menaungi keluarga dan institusi kepolisian saat mengantar jenazah Brigadir Zeppy ke tempat peristirahatan terakhir.

Ratusan warga yang datang melayat ke rumah duka pun, tidak kuasa menahan kesedihan melepas kepergian ayah satu anak ini.

Almarhum Brigadir Zeppy mengawali tugasnya sebagai abdi negara di Korps Bhayangkara sejak 4 Juli 2005 di Provinsi Riau. Putra pasangan Suhardi (53) dan Indrawati (50) ini menjadi korban pembunuhan oleh seorang pemuda bernama Purnaidi (25), warga Jalan Punto Dewo, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Akibat aksi penikaman dengan tujuh luka yang dialamiya, nyawa almarhum tidak tertolong meninggal saat akan dibawa ke rumah sakit dan jenazahnya kemudian dibawa ke ka kampung halamannya, Ahad (10/11) lalu.

Kemarin, Senin (11/11), dimakamkan dengan upacara pemakanman oleh Polres Limapuluh Kota.

Rumah duka yang tidak jauh dari Kantor Walinagari, Koto Tongah dipehuhi pelayat. Warga berjejer di sepanjang jalan menyaksikan berlangsungnya upacara pemakaman yang dimpimpin Inspektur Upacara Perwira Menengah (Pamen) AKBP Syofyan PDK dan Perwira Upacara, AKP Russirwan.

Suara letusan dari senjata api saat tembakan salvo ke udara, memecah suasana di salah satu jorong di nagari yang berjarak sekitar 30 kilometer di ujung Barat Kabupaten Limapuluh Kota itu.

Pria kelahiran 8 Januari 1985 itu meninggalkan seorang istri, Parmita Herlance dan seorang putra, Cahya Arfanzi yang baru berusia 2 tahun.

Meski berusaha sabar dan tegar, kepiluan terlihat dari wajah istri almarhum ketika jenazah sang suami dimakamkan. Betapa tidak, semua kenangan yang terindah bersama suami tercinta, tanpa disangka harus berakhir dengan cepat. Kini tinggal kenangan.

Cerita suka dan dukanya menjalani kehidupan selama 4 tahun bersama dalam keluarga dan buah hati mereka, harus terenggut ajal yang datangnya lebih cepat.

Almarhum sebagai kepala keluarga yang selama ini mereka banggakan harus pergi lebih dulu menemui sang khalik untuk selama-lamanya.

Kehadiran bocah tampan berusia 2 tahun di pemakaman kemarin juga membuat pelayat meneteskan air mata. Meski sebenarnya ia belum mengerti bahwa sang ayah tidak akan lagi mendampinginya saat bermain.

Parmita menceritakan, tidak ada yang aneh dan janggal pada malam itu, semuanya berjalan seperti biasa, tanpa ada tanda-tandanya.

Bahkan tengah malam sebelum kejadian itu, Brigadir  Zeppy sempat meneleponnya dan itu merupakan percakapan yang terakhir kali di antara keduanya.

‘’Tengah malam sebelum kejadian ayah (almarhum, red) menelepon, menanyakan sesuatu tentang perjalanan usaha kami. Itulah telepon terakhirnya, tidak ada tanda-tanda ia kan pergi meninggalkan kami,’’ kenang Parmitha Herlance.

Hanya saja, kata Parmitha, putra mereka memang rewel saat ayahnya sudah berangkat bertugas sekitar pukul 21.00 WIB. Namun tidak ada firasat buruk yang dirasakannya. ‘’Memang Arfa agak rewel pada malam saat ayahnya sudah berangkat kerja,’’ tambahnya.

Bagi masyarakat di kampung halamannya, kenangan terakhir yang menjadi pembicaraan sebelum pemakaman yakni kepulangan Zeppy sekitar pekan lalu saat menjenguk salah satu anggota keluarganya.

Saat itu Zeppy mampir dan makan di rumah orangtuanya yang tidak jauh dari rumah istrinya di jorong (dusun) yang sama.

Di mata teman sejawat, Brigadir Zeppy merupakan sosok pemuda yang baik, pandai bergaul dan selalu menjalankan tugas dengan baik.

‘’Brigadir Zeppy merupakan sosok pemuda yang baik, aktif dan menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab,’’ ungkap Kepala Satuan Binmas Polres Palalawan AKP Subagja yang ikut mengantarkan jenazah almarhum ke pemakaman.

Begitu juga di mata warga Koto Tangah, Zeppy dikenal sebagai anak muda yang pandai bergaul dan menghormati orang tua. ‘’Anak muda yang pandai bergaul, hormat dan sopan pada orang tua,’’ sebut Wali Nagari Koto Tongah, Datuak Muncak.

Tim Gabungan Kejar Pelaku ke Kuansing

Di bagian lain, tim gabungan Polda Riau bersama Polres Pelalawan dan Polsek Pangkalan Lesung terus melakukan pengejaran tersangka pembunuh Brigadir Zeppy.

Pengejaran dan penyisiran sekitar 12 personel ke beberapa daerah di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) dan Siak.

‘’Ya, hingga saat ini keberadaan tersangka masih belum dapat kami pastikan di mana tempat persembunyiannya. Namun kami terus melakukan pelacakan di sejumlah tempat dicurigai sebagai tempat persembunyian pelaku,’’ kata Kapolres Pelalawan AKBP Aloysius Supriyadi SIK MH kepada Riau Pos di ruang kerjanya, Senin (11/11).

Namun demikian, kata Aloysius Supriyadi, dari hasil pengembangan sementara di lapangan, diprediksi keberadaan para tersangka ini masih berada di wilayah Riau.

‘’Untuk itu, kami mohon doa dan dukungan dari semua pihak agar para tersangka dapat segera kami tangkap,’’ terangnya.

Upaya mengenali wajah pelaku, pihak Polres Pelalawan masih menunggu kesiapan Banpol Sodik. Pasalnya Sodik masih shock dan belum bisa memberikan keterangan.

Ditanya terkait pelaksanaan razia yang dilakukan almarhum Brigadir Zeppy bersama seorang Banpol pada dinihari, Kapolres menjelaskan, bahwa kegiatan yang dilaksanakan oleh almarhum Zeppy bukan merupakan pelaksanaan razia.

Namun, kegiatan yang dilakukan almarhum Zeppy yakni menjalankan aktivitas sebagai petugas KBO Lantas Polres yang melaksanakan piket di Pos Lantas Payo Atap Pangkalan Lesung.

‘’Jadi, perlu saya tegaskan, almarhum Brigadir Zeppy saat itu bukan melaksanakan razia pada dinihari, melainkan menjalankan aktivitas sebagai petugas KBO Lantas Polres yang melaksanakan piket di Pos lantas Payo Atap Pangkalan Lesung,’’ jelas Kapolres Pelalawan itu.

Dijelaskannya, saat piket, kebetulan korban ditemani seorang warga sekitar bernama Sodik (42) yang juga merupakan Banpol di Pos Lantas Payo Atap Pangkalan Lesung.

Pada saat piket tersebut, korban bersama Sodik menjumpai kendaraan yang mencurigakan tanpa plat sehingga diberhentikan untuk menanyai surat-surat kelengkapan pengendara tersebut.

‘’Namun malang menimpa anggota kami sehingga gugur dalam melaksanakan tugas,’’ kata Kapolres.

Terkait keamanan bagi anggota dalam menjalankan tugas, mantan Kasat Bigakkum Polda Metro Jaya ini mengungkapkan, bahwa sesuai SOP, seluruh Pos Lantas telah disediakan alat pengamanan bagi para petugas berupa pentungan dan senter.

Menurutnya, ini merupakan kelalaian dari anggota dalam menjalankan tugas. Padahal telah disiapkan alat pengamanan berupa pentungan dan senter di setiap Pos Lantas. Karena kebiasaan aman-aman saja dalam bertugas jadi lalai untuk menggunakan alat tersebut.

Mengapa tidak diberikan senjata api? Dengan tegas Kapolres mengatakan, untuk kepemilikian senjata api setiap anggota hanya akan diberikan senjata api jika sudah lulus dalam pelaksanaan psikotest.

‘’Dengan kejadian ini, ke depannya pihaknya akan membekali seluruh anggota dengan ilmu beladiri,’’ jelasnya.

Pihak Polres juga telah berhasil mengamankan sejumlah barang bukti. Di antaranya, dua KTP atas nama Purnaidi (28) warga asal Kabupaten Malang Jawa Timur dan Slamet Priantoko (47) warga Kuantan Singingi.

Sebilah pisau ukuran pendek, dan satu unit sepeda motor merk Jupiter Z tanpa nomor polisi diduga milik Purnaidi.

Terpisah Kasubag Humas Polres Pelalawan AKP G Lumban Toruan menyebutkan, jajaran Polres memburu tersangka berbekal identitas KTP dan informasi lainnya. Bahkan foto pelaku pun disebar sebagai DPO di tempat-tempat umum. ‘’Anggota masih di lapangan untuk memburu pelaku,’’ tegasnya.

Setidaknya 12 personel yang mengantongi surat perintah langsung dari Kapolres Pelalawan. Penyisiran dipimpin Kasat Reskrim Polres Pelalawan AKP Bimo Aryanto.

‘’Tim fokus menuju Kuansing sebagai petunjuk dari info yang dapat dari penjelasan awal,’’ ungkapnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Brigadir Zeppy tewas dengan tujuh liang tusukan pisau di beberapa bagian tubuhnya sekitar pukul 04.10 WIb Ahad (10/11).

Diduga pelaku inisial Purnaidi warga Jalan Punto Dewo Kabupaten Malang Jatim bersama rekannya Slamet Priantoko  warga Kecamatan Logas Tanah Darat Kuansing. (amn/fdl/rpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook