Bandar Narkoba Coba Bunuh Diri di Tahanan

Kriminal | Selasa, 10 September 2013 - 10:00 WIB

Laporan M ALI NURMAN, Pekanbaru malinurman@riaupos.co

WE (28), seorang tersangka bandar narkotika jenis sabu-sabu dan sedang berstatus sebagai tahanan Satuan Reserse (Satres) Narkoba Polresta Pekanbaru diduga stres hingga nekad coba mengakhiri hidupnya dengan cara meminum sabun Dettol cair di kamar mandi sel tahanan wanita Polresta Pekanbaru, Sabtu (7/9) siang.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Beruntung, ia ditemukan dalam keadaan pingsan dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk mendapatkan perawatan.

Kapolresta Pekanbaru, Kombes Pol Drs R Adang Ginanjar melalui Kabag Ops Kompol R Sagala saat dikonfirmasi Riau Pos, Ahad (8/9) membenarkan adanya peristiwa tahanan yang meminum cairan sabun ini.

‘’Begitu kita tahu, tersangka langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Saat ini, dia (We) sudah kembali berada di tahanan,’’ kata Sagala.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, percobaan bunuh diri wanita yang ngetop di kawasan Kampung Dalam ini pertama kali diketahui oleh Yn (40), seorang tahanan wanita dalam kasus penggelapan.

Saat itu, ia melihat We tergeletak di lantai kamar mandi tahanan wanita Polresta Pekanbaru.

Sebelum penemuan itu, Yn sendiri sempat mengobrol dengan We. Di tengah obrolan, We tiba-tiba pergi ke kamar mandi. Kepada Yn, We mengaku saat itu sedang mengalami sakit perut.

Setelah mengaku sakit ini, Yn melihat We bolak balik ke kamar mandi. Terakhir, Yn melihat We masuk ke kamar mandi membawa sebotol sabun cair.

Setelah We masuk ke kamar mandi untuk waktu yang cukup lama, Yn tak melihat We keluar hingga hal ini membuatnya curiga. Untuk memastikan, Yn mengecek ke kamar mandi.

Saat mengecek itulah, ia mendapati We tergeletak di lantai dalam kondisi mulut mengeluarkan buih.

Temuan ini langsung diberitahukan Yn kepada petugas jaga tahanan yang kemudian membawa We ke Rs Bhayangkara untuk mendapatkan pengobatan atas aksi nekatnya ini.

Kabag Ops mengungkapkan, apa yang dilakukan tersangka adalah reaksi dari stres yang dialami.

‘’Ketika ada orang yang stres, mereka cenderung mengambil jalan pintas. Tinggal bagaimana kita beraksi untuk menangani dengan cepat sehingga upaya-upaya seperti itu tidak menimbulkan korban,’’ pungkas Sagala.(lim)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook