JAKARTA (RP) - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Laode Ida mengatakan perlakuan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan media massa terhadap para politisi yang diduga korupsi agaknya sangat diskriminatif.
Perlakuan diskriminatif tersebut tercermin dari peristiwa tertangkapnya politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). "Terkesan sangat mempermalukan pelakunya, mulai dari tertangkapnya M Luthfi Ishaaq dan Ahmad Fatanah hingga kelanjutannya. Kedua politisi PKS itu, misalnya, tak ada kompromi, langsung ditahan," kata Laode Ida, di gedung DPD, Senayan Jakarta, Jumat (10/4).
"Sementara politisi lainnya seperti Anas Urbaningrum dan Andi Malarangeng, masih bebas berkeliaran," kata senator asal daerah pemilihan Sulawesi Tenggara itu.
Bukan saja itu lanjut Laode. Harta dan kelakuan politisi PKS yang diduga korupsi itu dikejar dan dipublikasikan hingga sampai pada keluarga yang tak tahu-menahu masalah. "Sementara politisi lainnya malah cenderung disanjung atau ditokohkan," imbuh Laode Ida.
Laode juga membandingkan acara bertema "Pagi Bersama Anas Urbaningrum" di sebuah stasiun swasta, Jumat (10/5) pagi. "Sungguh terkesan menokohkan terduga koruptor dengan background rumah dan harta mewah. "Itu info sangat buruk bagi publik dan khususnya generasi muda bangsa," tegas Laode Ida, sembari menambahkan bahwa itu kecenderungan yang sangat memprihatinkan.(fas/jpnn)