Dua Pelajar Mesum di Warnet

Kriminal | Senin, 10 Februari 2014 - 11:36 WIB

Dua Pelajar Mesum di Warnet
ilustrasi

TULUNGAGUNG (RIAUPOS.CO) - Dua remaja yang masih duduk di bangku SMA kepergok sedang berhubungan intim layaknya suami istri di sebuah warnet. Ironisnya, aksi mesum itu dilakukan setelah keduanya melihat situs porno alias film bokep.

Warga memergoki aksi pelajar sebut saja Angga dan Anggi yang sama-sama 17 tahun setelah mendengar desahan sang cewek, Anggi.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Yoyok, salah satu langganan warnet yang terletak di kawasan Kelurahan Kepatihan, Tulungagung, Jawa Tumur yang mengetahui pasangan mesum itu curiga dengan suara mendesah yang terdengar di bilik sebelah. Kemudian, dia mencari tahu dengan cara mengintip melalui lubang triplek yang menjadi pembatas bilik. Saat itulah Angga dan Anggi diketahui tengah berhubungan intim.

”Posisinya Angga (pria) duduk di bawah dan Anggi dipangku. Celana jins yang mereka pakai melorot hingga di bawah pantat,” ungkap Yoyok.

Mengetahui hal tersebut, Yoyok yang juga warga Kepatihan langsung berdiri untuk memastikan kebenaran apa yang dilihat. Seketika itu Yoyok kaget karena pasangan mesum tersebut justru semakin asik dengan desahan suara mereka yang semakin keras.

”Langsung saya potret dengan HP dan saya bentak. Mereka (pasangan mesum) tidak bisa berkutik lagi. Saya lantas melapor ke warga lainnya,” katanya.

Tidak lama kemudian, warga sekitar menggerebek pasangan tersebut. Warga pun meminta Angga dan Anggi menghubungi keluarganya untuk datang ke warnet. Sekitar setengah jam kemudian, orang tua Angga datang. Mereka terlihat terpukul dengan perbuatan Angga yang nekat berbuat mesum di bilik warnet.

Saat dikonfirmasi, Tito, salah seorang keamanan kelurahan, mengaku kesal dengan perbuatan pasangan itu. Namun, dia bersama dengan warga lainnya sepakat untuk tidak melaporkan sejoli tersebut ke polisi karena status mereka yang masih pelajar.

”Kami serahkan ke orang tua masing-masing. Untungnya, para pemuda tidak menghajar karena perbuatannya yang tidak pantas ditiru,” jelasnya.

”Awalnya, kami berniat lapor ke polisi biar semuanya jelas. Namun, masih ada perikemanusiaan dan lebih baik diselesaikan secara damai,” tambah Tito. (spt/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook