PLN Bangun Jaringan Interkoneksi Jawa-Sumatera

Kriminal | Senin, 09 April 2012 - 06:58 WIB

Laporan MAHYUDI, Jakarta mahyudi@riaupos.co

Sistem kelistrikan Jawa-Bali dan Sumatera yang masih terpisah, direncanakan akan saling terhubung dalam satu jaringan interkoneksi.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Pasalnya PT PLN (Persero) tengah mengembangkan proyek jaringan interkoneksi Sumatera-Jawa melalui sistem transmisi kelistrikan yang disebut teknologi Tegangan Tinggi Arus Searah (High Voltage Direct Current/HVDC).

Manajer Senior Komunikasi Korporat PT PLN Bambang Dwiyanto menyatakan, April 2012 ini PLN mulai menawarkan tender pembangunan proyek interkoneksi itu kepada para kontraktor yang berpengalaman mengerjakan proyek-proyek kelistrikan.

‘’Proyek ini rencananya mulai dibangun pada 2013, dan ditargetkan beroperasi pada 2017,’’ ujar Bambang, Ahad (8/4).

Dijelaskan Bambang, dengan proyek ini, ke depan dimungkinkan untuk menyalurkan energi listrik dari sejumlah pembangkit yang ada di Sumatera Selatan ke Jawa, begitu juga sebaliknya dari pembangkit di Jawa ke Sumatera untuk memenuhi keperluan listrik di Sumatera maupun Jawa-Bali. Sistim interkoneksi yang dibangun, dirancang mampu menyalurkan daya sebesar 3.000 MW dari kedua pulau itu.

Seperti diketahu kata dia, saat ini PLN sedang merintis pembangunan PLTU Mulut Tambang batubara berkalori rendah dengan kapasitas total 3.000 MW di kawasan pertambangan batubara Sumatera Selatan. Di Jawa juga tengah dibangun pembangkit dalam program Fast Track Program (FTP) 1 serta pembangkit swasta berupa PLTU batubara dengan kapasitas di atas 10.000 MW.

‘’Menurut skala ekonomi sistem kelistrikan dengan pembangkit dan beban yang makin besar akan lebih efisien. Jadi dengan penggabungan sistem kelistrikan di Jawa-Bali dengan kapasitas terpasang lebih dari 30.000 MW dengan sistem kelistrikan Sumatera dengan beban sekitar 5.000 MW akan berakibat pada peningkatan efektifitas penggunaan energi murah dengan skala ekonomi yang lebih efisien,’’ terangnya.

Hal ini sebutnya, juga dimaksud untuk memenuhi keperluan tenaga listrik di Sumatera dan Jawa-Bali yang di masa mendatang akan terus meningkat, seiring dengan semakin membaiknya pertumbuhan ekonomi di kedua pulau tersebut.

Proyek interkoneksi Sumatera-Jawa ini lanjut Bambang, terdiri dari stasiun pengubah listrik AC menjadi DC (stasiun konverter) di Muara Enim dan listrik DC akan diubah kembali menjadi listrik AC (stasiun inverter) di Bogor.

Lingkup proyek transmisi sepanjang sekitar 700 Kilometer itu akan meliputi pekerjaan, yakni stasiun konverter/inverter di Kabupaten Muara Enim (Sumatera Selatan) dan Kabupaten Bogor (Jawa Barat), saluran transmisi kabel bawah laut 500 kV DC sepanjang 40 KM dari Ketapang (Lampung) - Salira (Banten), yang melintasi Selat Sunda.

Kemudian, saluran transmisi udara 500 kV DC dari Muara Enim (Sumatera Selatan) ke Ketapang (Lampung) dan dari Salira (Banten)  ke Bogor (Jawa Barat), saluran transmisi udara 500 kV AC dari stasiun konverter Muara Enim (Sumatera Selatan) ke PLTU Mulut Tambang dan dari stasiun inverter Bogor (Jawa Barat) ke Sistem Transmisi 500 kV Jawa - Bali serta saluran transmisi udara 275 kV AC dari stasiun konverter Muara Enim (Sumatera Selatan) ke sistem transmisi 275 kV Sumatera.

‘’Rute yang akan dilewati proyek pembangunan interkoneksi Sumatera-Jawa ini adalah, di wilayah Sumatera Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Kabupaten OKU Timur, Kabupaten Ogan Komering Ilir (Provinsi Sumatera Selatan).

Sedangkan di Provinsi Lampung meliputi Kabupaten Tulang Bawang, Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Lampung Timur dan Kabupaten Lampung Selatan.

Sementara untuk  Jawa akan melewati  Kota Cilegon, Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang, dan Kabupaten Lebak di Provinsi Banten serta Kabupaten Bogor di Provinsi  Jawa Barat,’’  beber Bambang.

Diungkapkan Bambang, nilai investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan sistem interkoneksi kelistrikan Sumatera-Jawa ini diperkirakan mencapai sekitar Rp20 triliun. Sumber dana pembangunan proyek ini sebagian besar berasal dari Loan JICA (Japan International Cooperation Agency), PLN hanya anggaran pendamping. (gem)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook