Lukman Abbas: RZ Suruh Saya Urus ke Kahar Muzakir

Kriminal | Kamis, 09 Januari 2014 - 19:08 WIB

Lukman Abbas: RZ Suruh Saya Urus ke Kahar Muzakir
Rusli Zainal

PEKANBARU (RIAU POS.CO)-Mantan Kadispora Riau Ir Lukman Abbas menegaskan selalu melaporkan kepada Rusli Zainal setiap kegiatan penyerahan uang kepada anggota DPR RI yang berkunjung ke Riau dalam rangka meninjau venue PON. Demikian juga uang sebesar 850 ribu dolar AS dan 200 ribu dolar AS yang diserahkan ke anggota DPR RI Kahar Muzakir juga dilaporkan secara berkala kepada Rusli Zainal. Dan Rusli Zainal mengetahui hal ini.

Menurut saksi mantan Kadispora Riau Ir Lukman Abbas dalam kesaksiannya di Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Pekanbaru Kamis senja sampai malam tadi (9/1) bahwa tiga amplop yang diserahkan kepada tiga anggota DPR RI melalui Ruli anggota DPR RI yang berkunjung ke Pekanbaru meninjau venue PON Riau masing-masing amplop berisi uang Rp14 juta.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Kemudian Lukman juga menjelaskan uang Rp50 juta yang diserahkan kepada ajudan Gubernur Riau Nuardi adalah untuk konsumsi dan beli oleh-oleh 18 orang anggota DPR RI Komisi X yang berkunjung ke Pekanbaru meninjau venue PON. Menurut Lukman Abbas uang ini berasal dari bos (Rusli Zainal).

Lukman juga menjelaskan ada mengantar uang ke gedung Nusantara DPR RI di Jakarta untuk anggota DPR RI Kahar Muzakir melalui ajudan Kahar Muzakir bernama Acin alias Wihaji pertama 850 ribu dolar AS dan kedua 200 ribu dolar AS karena Kahar meminta 6 persen dalam bentuk uang gondrong (dolar) dari Rp290 miliar yang diajukan Pemprov Riau di APBN untuk pembangunan venue PON Riau. Kegiatan Lukman ini dilaporkan secara rutin kepada RZ dan RZ mengetahuinya.

Sebelumnya ada pertemuan mantan Gubernur Riau Rusli Zainal (RZ) dengan Ketua Fraksi Golkar DPR RI Setyo Novanto di ruang Setyo Novanto di gedung DPR RI untuk pengajuan dana APBN Rp290 miliar tersebut. Lukman diajak RZ ikut dalam rombongan ini termasuk Kadis PU Riau SF Haryanto ST. Setelah itu Setya Novanto menjelaskan untuk urusan selanjutnya silakan berurusan dengan Kahar Muzakir.

Uang ini pertama dikumpulkan  di Cafe Senayan Plaza Jakarta dari rekanan PT Adhikarya, PT Wijaya Karya dan PT Busyowa uang ini diantar oleh Nanang dan Djudi Priadi. Kahar kata Lukman minta 1,7 juta dalam bentuk uang gondrong (dolar). Uang ini kata Kahar akan ada yang menjemput yakni ajudannya Acin alias Wihaji pada 24 Februari 2012 di lantai 12 gedung Nusantara DPR RI. Uang ini diserahkan supir Lukman Abbas yakni Heri kepada Acin alias Wihaji di basement gedung DPR RI di Jakarta. Setelah uang diterima Wihaji, maka Lukman nelpon Wihaji apakah uang sudah diterima maka dijawab Wihaji bahwa uang sudah diterima.

Selain itu menurut Lukman uang juga terkumpul dari rekanan KSO venue PON Riau di Hotel Sheraton Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng Banten. Setelah uang permintaan Kahar Muzakir ini diserahkan seluruhnya maka Lukman melaporkan ke RZ. Pada 24 Maret 2012 Lukman melaporkan kepada RZ semua masalah pemberian uang kepada Kahar dan dijawab RZ: "Ya urus sajalah."

Menurut Lukman di satu sisi dia seperti berjalan di atas bara api. Dia diminta RZ untuk berhati-hati tapi RZ kata Lukman tidak melarang Lukman mencari dana dari rekanan untuk diserahkan kepada anggota DPRD Riau dan DPR RI. Tapi kata Lukman gara-gara ini dia masuk penjara, tapi di sisi lain Lukman bangga karena telah terbangun fasilitas olahraga yang lengkap di Riau untuk generasi mendatang.(azf)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook