Dikunjungi IMF, Indonesia Tak Pastikan Pinjaman

Kriminal | Minggu, 08 Juli 2012 - 08:40 WIB

Dikunjungi IMF, Indonesia Tak Pastikan Pinjaman

JAKARTA (RP) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan menerima kunjungan Direktur Eksekutif Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde, Selasa (10/7). Namun hampir dipastikan, pemerintah Indonesia belum menyampaikan keputusan terkait rencana memberikan pinjaman USD 1 Miliar kepada IMF.

"Kalau ditanyakan (soal pinjaman), saya yakin akan ditanyakan (oleh IMF). Tapi belum ada keputusan," tutur Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan Firmanzah kepada Jawa Pos, kemarin (7/7). Menurutnya, saat ini presiden tengah menimbang-nimbang rencana yang disampaikan Menkeu Agus Martowardojo usai pertemuan KTT G-20 di Los Cabos, Meksiko.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Misalnya, kata dia, adalah mengenai sumber dana. Jika berasal dari APBN, maka harus melalui mekanisme konsultasi dengan DPR. "Sepertinya itu akan sulit," kata Firmanzah. Sebaliknya, jika menggunakan cadangan devisa, maka pemerintah harus melalui mekanisme konsultasi dengan Bank Indonesia.

Firmanzah menegaskan, pemerintah tidak akan terburu-terburu menentukan keputusan pemberian pinjaman kepada IMF itu. "Ini sifatnya sukarela, tidak ada kewajiban," katanya. Selain itu, dinamika pro kontra terkait rencana itu juga menjadi pertimbangan. "Ini memang isu sensitif," sambung pria yang sebelumnya menjadi dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE UI) itu.

Dia mengaku belum mengetahui persisnya agenda pembicaraan SBY " Lagarde. Namun diperkirakan mengenai krisis Eropa dan bagaimana dampaknya pada negara lain. Saat ini, negara-negara yang terimbas membutuhkan bantuan dari multilateral.

Nah, IMF juga membutuhkan dana untuk mengatasi krisis. "Kita beruntung, tahun 2006 sudah melunasi hutang ke IMF," ujar pria kelahiran Surabaya, 7 Juli 1976, itu.

Menko Perekonomian Hatta Rajasa sebelumnya mengatakan, IMF memerlukan dana sekitar USD 430 miliar untuk membantu negara-negara yang sedang mengalami kesulitan, baik di Eropa maupun Afrika. Seandainya Indonesia memberikan pinjaman, maka akan disertai dengan syarat-syarat tertentu. Misalnya, dana tidak boleh digunakan hanya untuk Eropa, tapi juga negara-negara Afrika.

"Tentu kalau dulu kita minjem diberikan syarat-syarat, sekarang minjemin kita minta syarat juga. Itu kalau (jadi memberikan pinjaman)," kata Hatta. Namun dia buru-buru menegaskan, pemerintah belum sampai pada keputusan. Termasuk nominal yang akan dipinjamkan.

"Belum sampai ke situ. Intinya adalah membantu perekonomian dunia yang sedang mengalami kesulitan," katanya. Support untuk perekonomian global disebutnya secara tidak langsung akan memberikan stimulus bagi ekonomi nasional. (fal)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook