Anas Mangkir, Andi Akui Adiknya Terima Uang

Kriminal | Rabu, 08 Januari 2014 - 09:06 WIB

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum enggan memenuhi panggilan pemeriksaan yang dilayangkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Selasa (7/1).

Sementara Andi Mallarangeng saat bersaksi dalam sidang dengan tersangka Deddy Kusdinar mengakui adiknya menerima uang dari proyek Hambalang.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Memang, kemarin PK menjadwalkan memeriksa Anas sebagai tersangka kasus Hambalang. Namun, mantan komisioner KPU ini mangkir dengan alasan tidak paham dengan materi perkara yang disangkakan kepadanya.

Hal ini dikemukan oleh Ma’mun Murod, juru bicara ormas bentukan Anas, Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI).

‘’Poinnya Mas Anas sampai hari ini belum paham kenapa ia disebut tersangka karena di Sprindiknya (Surat Dimulai Perintah Penyidikan, red) ada kata-kata Anas lakukan korupsi menerima hadiah Hambalang dan proyek lainnya,’’ kata Ma’mun.

Soal mangkirnya Anas, Partai Demokrat menyerahkan sepenuhnya kepada proses hukum.

‘’Itu masalah proses penegakan hukum orang mau hadir atau tidak hadir, menolak atau menerima. Silakan saja proses hukum ada aturannya,’’ kata Marzuki kepada wartawan di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (7/1).

Marzuki tak mau berspekulasi soal alasan Anas menghindari pemeriksaan di markas KPK. Ketua DPR ini beralasan tidak ingin mengintervensi proses hukum.

‘’Saya dari dulu dan sampai sekarang konsisten tidak mau komentari apapun terkait penegakan hukum, siapapun juga. Supaya kerja penegakan hukum itu tidak terintervensi oleh statement-statement,’’ tegasnya.

Sidang Deddy Kusdinar

Sementara itu, satu persatu tokoh sentral dalam Proyek Hambalang dihadirkan sebagai saksi dalam persidangan terdakwa Deddy Kusdinar.

Salah satunya mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Andi Mallarangeng. Bekas bos Deddy Kusdinar itu, Selasa (7/1) mengakui adiknya memang menerima uang dari Hambalang.

Hanya saja Andi berkilah bahwa dia awalnya tidak tahu ada uang Hambalang yang mengalir ke keluarganya.

‘’Saya baru tahu setelah kasus Hambalang mencuat. Saat itu saya mengajukan pengunduran sebagai menteri karena ditetapkan sebagai tersangka,’’ jelas Andi saat ditanya perihal dakwaan yang menyebutkan ada uang yang diterima Choel Mallarangeng dan disebut untuk Andi Mallarangeng.

Pejabat kelahiran Makassar, 14 Maret 1963 itu mengaku tidak pernah menerima uang yang didapat adiknya. Di hadapan majelis hakim Andi mengatakan, jika selama menjabat pernah menyampaikan ke anak buahnya agar tidak mencarikan atau memberikan uang untuknya.

‘’Semua orang tahu. Saya sampaikan seperti itu ke seluruh pegawai Kemenpora, bahwa harta saya sudah cukup. Jangan cari-carikan saya uang,’’ ungkapnya. Andi menyesal adiknya menerima uang dari proyek Hambalang.

‘’Adik saya mengaku telah menerima uang dan meminta maaf. Saya minta ia kembalikan uang tersebut,’’ jelasnya.

Anehnya, Andi juga menjawab tidak tahu jika ruangannya pernah dipakai Choel mengadakan pertemuan yang membahas Hambalang. Ia berkilah tidak tahu atas kejadian itu. Ia tidak pernah dilapori sebelumnya oleh stafnya.

‘’Saya juga bingung, siapa yang memberikan izin menggunakan ruangan,’’ katanya.

Dalam dakwaan mantan Kabiro Perencanaan Kemenpora Deddy Kusdinar memang dituliskan peran aktif Choel dalam proyek Hambalang.

Termasuk ia yang memintakan uang untuk Andi. Choel menyebut kakaknya selama ini belum menerima apa-apa dan tidak mungkin meminta pada stafnya.

Uang yang diterima Choel dan diperuntukkan ke Andi Mallarangeng itu nilai seluruhnya mencapai Rp4 miliar dan 550 ribu dolar AS. Fulus itu antara lain berasal dari Deddy Kusdinar (sebanyak 550 ribu dolar AS).

Uang lainnya berasal dari subkontraktor pemenang proyek Hambalang PT Adhi Karya yakni PT Global Daya Manunggal (GDM).

Uang dari subkontraktor itu sebenyak Rp2 miliar, Rp1,5 miliar dan Rp500 juta. Semuanya disebut diterima oleh Choel. Dalam dakwaan disebutkan sebagian dari uang itu digunakan sebagai pencalonan Andi sebagai Ketua Umum saat Kongres Partai Demokrat 2010 di Bandung.

Usai menjadi saksi untuk mantan anak buahnya, Andi tak banyak menjawab pertanyaan media. Ia hanya menjawab saat ditanya tentang Bu Pur yang disebut juga ikut memuluskan perubahan anggaran Proyek Hambalang.

Andi mengaku memang kenal Bu Pur sebagai kepala rumah tangga Cikeas. Namun dia melindungi perempuan itu dan dikatakan tidak ada kaitannya dengan proyek Hambalang.

‘’Saya bertemu Bu Pur karena beliau mengucapkan selamat atas pelantikan saya sebagai menteri,’’ paparnya.(gun/dil/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook