HUKUM & KRIMINAL

TNI AL Tangkap Kapal Penyelundup Barang Ilegal

Kriminal | Minggu, 07 Februari 2016 - 21:46 WIB

TNI AL Tangkap Kapal Penyelundup Barang Ilegal
Kapal Penyelundup bermuatan barang-barang illegal ditangkap Tim Western Fleet Quich Response (WFQR) IV Lanal Tanjung Balai Karimun, Minggu (7/2). FOTO: Dispen Koarmabar for JPNN.com

TIM Western Fleet Quich Response (WFQR) IV Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Tanjung Balai Karimun, Minggu (7/2) berhasil menangkap kapal bermuatan barang-barang ilegal.

Penangkapan tersebut bermula dari informasi tentang adanya kapal yang membawa barang -barang ilegal, Sabtu (6/2).Berita tersebut segera ditindaklanjuti oleh tim intelijen Lanal Tanjung Balai Karimun dengan melakukan pendalaman atas informasi tersebut.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Selanjutnya pada pukul 20.00 WIB, tim pemeriksa segera meluncur ke perairan Buru, Kepulauan Riau dengan menggunakan speedboat untuk melakukan pengendapan dan pengintaian di sekitar Pulau Pandan.

Lebih kurang pukul 21.50 WIB, terlihat pergerakan kapal yang menjadi target operasi itu tanpa lampu penerang. Tim pemeriksa segera melakukan pengejaran. Tanpa mengalami kesulitan berarti, akhirnya kapal tersebut berhasil ditangkap.

Menurut Kepala Dinas Penerangan Koarmabar, Letkol Laut (KH) Ariris Miftachurrahman, setelah dilakukan pemeriksaan diperoleh informasi bahwa kapal tersebut adalah KM Sejahtera III dengan pemilik adalah Husni Moro.

Kapal berbendera Indonesia dengan berat 6 GT ini dinakhodai Ismail (34). Kapal yang tidak dilengkapi dokumen resmi saat membawa muatan sekitar 25 ton beras, 12,5 ton gula.

Menurut Letkol Ariris, untuk pemeriksaan lanjutan, kapal beserta 3 orang ABK diamankan di Mako Lanal Tanjung Balai Karimun.

Namun menurut informasi dari satuan samping, kapal tersebut berangkat dari Singapura. Hal itu dikarenakan adanya kecurigaan bahwa kapal besarnya yang dari Singapura atau Malaysia tidak berani lagi masuk ke wilayah tujuan disebabkan ketatnya patroli aparat. Kini mereka mengubah modus operandinya dengan menggunakan sarana kapal-kapal kecil berukuran 6 GT agar tidak terdeteksi oleh aparat.(fri)

Sumber : JPNN









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook