Pamor Tambang Turun

Kriminal | Selasa, 06 November 2012 - 08:48 WIB

JAKARTA (RP) - Dampak lesunya perekonomian global makin terasa pada performa pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pada kuartal III 2012 ekonomi Indonesia hanya terakselerasi 6,17 persen.

Secara total, sejak awal tahun hingga akhir kuartal III 2012, perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 6,29 persen.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Angka akumulasi itu tercatat melambat dibandingkan capaian dua kuartal pertama yang tumbuh 6,35 persen.

Kepala Badan Pusat Statistika (BPS), Suryamin mengatakan sejatinya hampir di semua sektor terjadi peningkatan. “Tapi sektor pertambangan dan penggalian turun 0,09 persen,” ungkapnya saat pemaparan pertumbuhan ekonomi Senin (5/11).

Saat ini, Cina, Jepang, dan Amerika Serikat merupakan pasar besar pertambangan asal Indonesia. Akan tetapi, lantaran laju ekspor Cina juga melambat tajam, maka hal tersebut memicu lemahnya ekspor pertambangan pada akhir kuartal III 2012 ini. Kendati demikian, outlook sektor pertambangan dan penggalian ini masih cukup cerah pada kuartal IV 2012.

Dilihat dari indeks tendensi bisnis (ITB), yang menggambarkan kondisi bisnis, saat ini pertambangan memang memiliki angka ITB terendah sebesar 94,59. “Namun pada kuartal terakhir 2012, proyeksi angka ITB naik jadi 103,72,” paparnya.

Deputi Bidang Neraca dan Analisis BPS, Suhariyanto menyebutkan, melihat lesunya pertumbuhan, sebenarnya masih ada dua hal yang bisa menyelamatkan performa ekonomi Indonesia.

“Yakni meningkatkan konsumsi dalam negeri dan diversifikasi pasar ekspor seperti Amerika Latin,” ungkap Suhariyanto di tempat yang sama.

Kendati demikian, Suhariyanto berpendapat, pihaknya tak berani memberikan asumsi pertumbuhan ekonomi yang terlampai agresif hingga akhir tahun ini.

“Dampak krisis global masih terasa. Naik 6,2 persen itu sudah beruntung. Kalau 6,5 persen (target pertumbuhan 2012) susah,” paparnya.

Sebagai catatan, dari sisi pengeluaran pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia hingga kuartal III 2012 (Q to Q/quartal to quartal), didorong oleh komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 2,94 persen.

Selain itu, terjadi peningkatan komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 2,71 persen. Sebaliknya. komponen-komponen lainnya tercatat menurun, misalnya komponen pengeluaran konsumsi pemerintah yang turun 0,07 persen, anjloknya komponen ekspor barang dan jasa sebesar 0,21 persen.

“Komponen impor barang dan jasa juga turun sebesar 8,36 persen,” lanjut Suryamin.

Pertumbuhan PDB pengeluaran pada kuartal III 2012 (year on year/yoy) ditopang oleh kenaikan komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 10,02 persen, dan komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 5,69 persen.

Sebaliknya. Komponen pengeluaran konsumsi pemerintah turun 3,22 persen, komponen ekspor barang dan jasa turun sebesar 2,78 persen, dan komponen impor barang dan jasa turun sebesar 0,54 persen.

Sebelumnya, Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) menilai perekonomian domestik masih tumbuh cukup baik walaupun tidak setinggi perkiraan semula.

Ke depan, pertumbuhan ekonomi masih akan ditopang oleh permintaan domestik yang cukup kuat, dan potensi membaiknya ekspor meskipun masih dibayangi oleh ketidakpastian perekonomian global.

Hal tersebut juga didukung oleh masih cukup kuatnya sumber pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya di Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan Jawa.

“Ekonomi Indonesia untuk keseluruhan tahun 2012 kami perkirakan tumbuh 6,1 persen-6,5 persen, dengan rerata 6,3 persen,” ungkap Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution.(gal/sar)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook