JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Mantan anggota organisasi teroris Jamaah Islamiyah (JI), Nasir Abbas mengatakan JI tidak membutuhkan Taliban melainkan tempat yang sedang berkonflik.
Menurut Nasir, dengan adanya negara atau daerah yang sedang berkonflik, JI bisa mengirimkan anggotanya untuk berlatih, terlepas dari siapa kelompok yang berseteru di wilayah itu.
"JI tidak butuh Taliban, JI butuh tempat konflik, JI tidak butuh Taliban, Bapak Ibu, JI butuh tempat konflik... Siapapun pemimpinnya apa pun kelompoknya mereka akan kirim," kata Nasir dalam diskusi "Berkuasanya Taliban di Afghanistan: Apa Pengaruhnya terhadap Indonesia?" yang digelar Sasakawa Peace Foundation dan Habibie Center secara virtual, Selasa (5/10/2021).
Meski demikian, kata Nasir, orang-orang JI akan berpikir kembali untuk mengirimkan anggotanya jika pihak yang berseteru adalah ISIS. Mereka akan memikirkan ulang faktor keamanan ketika bergabung dengan kelompok tersebut.
Di sisi lain, kelompok Taliban yang cenderung JI sukai dan menjadi inspirasi perebutan kekuasaan tengah berkonflik dengan kelompok ISIS Khurasan di Afghanistan.
"Hanya saja mereka tidak bersama dengan ISIS, kayaknya mereka mikir-mikir juga, ya kalau misal nanti aman masuk bisa diterimanya mereka masuk," ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Nasir juga mengungkapkan salah satu alasan JI menyukai Taliban adalah karena kelompok itu pernah memberikan tempat kepada organisasi teroris Al Qaeda di Afghanistan. Karena sikap Taliban, Al Qaeda bisa membuat kamp di dalam negara itu.
Pada 1998, anggota JI kembali merapat ke Afghanistan bukan karena diundang oleh Taliban, melainkan untuk bergabung dengan Al Qaeda. Pasca Taliban jatuh karena kalah perang dengan Amerika Serikat pada 2001, hubungan JI dengan Al Qaeda juga terus berlanjut.
"Ketika Taliban jatuh setelah tahun 2001 kemudian hubungan JI sama Al Qaeda masih terus berlanjut," tuturnya.
Pada kurun 1007-2008, JI juga masih menjalin kontak dengan Al Qaeda. Hal itu terlihat dari teroris Abu Husna alias Abdur Rahim Thoyyib dan dokter Agus yang tempo hari kembali ditangkap.
Saat itu keduanya hendak melarikan diri ke Afghanistan. Mereka diajak dan diberi jalan oleh anggota Al Qaeda.
Selain dua orang tersebut, teroris JI yang pernah menjalin kontak dengan Al Qaeda adalah Umar Patek. Ia pernah mendapatkan jalan untuk bisa bertemu dengan pimpinan Al Qaeda, Osama bin Laden.
Namun, pertemuan itu batal karena Osama lebih dulu ditangkap. Setelah itu, beberapa waktu kemudian Umar Patek juga ditangkap di Afghanistan.
"Siapa yang beri jalan? Ya Al Qaeda, itu menunjukkan bahwa hubungan JI dengan Al Qaeda masih tetap terus ada, begitu juga hingga sekarang," jelas Nasir.
Sumber: JPNN/News/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun