Laporan Juprison, Teluk Kuantan juprison@riaupos.co
Aparat kepolisian mengaku kesulitan untuk mengungkap pelaku pembakaran terhadap salah seorang warga Inuman, Paiman (82), yang tewas mengenaskan akibat dibakar massa di Desa Pulau Panjang Hilir Inuman, Kamis (3/10) kemarin.
Pasalnya, masyarakat setempat tutup mulut dan mengaku tidak mengetahui sama sekali siapa yang melakukan aksi pembunuhan sadis terhadap seorang pria tua yang dituduh seorang dukun santet di wilayah itu.
‘’Sulit kita sekarang mencari siapa pelakunya, karena masyarakat tidak ada yang bisa dimintai keterangan, bahkan anehnya masyarakat setempat pun mengaku tidak mengetahui kejadian itu,’’ kata Kapolsek Cerenti yang membawahi Inuman, AKP Jannes Purba saat dihubungi Riau Pos, Jumat (4/10).
Kendati demikian, pihaknya tetap serius untuk mengungkap pelaku pembunuhan sadis itu. ‘’Sekarang kita sedang mendalami. Bagaimanapun itu, kasus ini tetap serius kita tangani, karena ini menyangkut dengan hilangnya nyawa seseorang,’’ tegasnya.
Jikapun masyarakat tidak mau memberikan kesaksian terhadap kasus ini, Jannes menegaskan, bahwa pihaknya punya cara tersendiri untuk mengungkap siapa pelakunya.
‘’Kita akan selidiki terus, walaupun masyarakat tak ada yang mau memberi kesaksian. Dan bagaimana caranya, kita lihatlah nanti,’’ kata Jannes.
Menurut Jannes, tindakan pembakaran terhadap Paiman itu dinilainya sudah tidak melihat lagi nilai kemanusiaan. Bagaimanapun, kata Kapolsek, Paiman ini juga manusia yang punya hak.
‘’Korban kan manusia juga, makanya kita serius untuk mengungkap siapa pelakunya,’’ katanya.
Diakui Jannes, seluruh masyarakat yang ada di Pulau Panjang Hilir ini terkesan tertutup dan enggan untuk memberikan informasi akan kejadian tersebut.
Sehingga tidak ada satupun masyarakat yang mau menjadi saksi dari proses penyidikan terhadap pembunuhan sadis ini.
Kendati sulit mendapat informasi dari masyarakat, Jannes Purba juga telah siap dengan caranya sebagai aparat penegak hukum. Sejauh ini, pihaknya masih kesulitan untuk mencari saksi atas pembunuhan itu. Namun demikian, pihaknya sudah mendapatkan dua orang saksi sekaligus juga pelapor.
‘’Baru dua orang yang kita periksa sebagai saksi, salah satunya adalah Prinson sebagai saksi sekaligus juga pelapor (orang yang mempekerjakan Paiman di kebun miliknya, red),’’ tegasnya lagi.
Ditegaskan Jannes, pihaknya akan serius mengungkap pelakunya walaupun sedikit kesulitan, karena tertutupnya masyarakat setempat.
Dalam waktu dekat, kalaupun masyarakat tidak mau memberikan kesaksian, pihaknya akan segera memanggil Kepala Desa Pulau Panjang Hilir untuk dimintai keterangan. ‘’Kita akan panggil kepala desanya,’’ katanya.
Sementara itu, salah seorang warga setempat, yang biasa disapa Isus menuturkan, bahwa sejak kehadiran Paiman di desa ini satu tahun yang lalu dinilainya telah membuat resah masyarakat, karena diduga memiliki ilmu hitam. ‘’Banyak warga sakit di desa ini dengan tidak masuk akal,’’ katanya.
Ditanya bagaimana kronologis pembakaran, Isus mengaku tidak tahu. Karena pada waktu kejadian dirinya tidak berada di desa tersebut. ‘’Ndak tahu, karena saya tidak di tempat,’’ jawabnya singkat.
Edi, salahseorang warga asal Kuantan Hilir yang turut menyaksikan jasad korban usai dibakar, mengatakan, kalau korban itu dituduh warga setempat karena memiliki ilmu santet.
‘’Itu yang kita dapat dari warga waktu saya ke lokasi,’’ kata Edi saat menghubungi Riau Pos via selulernya.
Menurut Edi, dari informasi yang juga didapatnya pasca kejadian, bahwa warga menuduh korban kalau siswa kesurupan dan meninggalnya Kepala SMPN 3 Inuman disebabkan ulah sang dukun, Paiman.
Ditambah lagi, lanjut Edi, siswa yang kesurupan itu diobati dengan cara-cara yang tidak wajar alias cabul oleh korban. ‘’Itu juga informasi yang berkembang di masyarakat,’’ lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Desa Pulau Panjang Hilir Inuman, Simaruddin yang berulang kali dihubungi Riau Pos via selulernya 0853 07600 XXX tidak memberikan tanggapan dan begitu pula saat dikirimkan pesan singkat juga tidak ada balasan, padahal nomor ponselnya itu dalam keadaan aktif.(izl)