BPR Ganti Nama

Kriminal | Jumat, 05 Oktober 2012 - 09:09 WIB

JAKARTA (RP) - Regulasi anyar mengenai sektor perbankan yang digodok lembaga legislatif, akan memiliki warna baru.

Salah satunya terkait dengan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang bakal berubah nama menjadi Bank Perekonomian Rakyat.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Meski hanya sekadar nama, titel Bank Perkreditan Rakyat selama ini dinilai berdampak pada sempitnya ruang gerak BPR, sebagai lembaga intermediasi.

Ketua Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo), Joko Suryanto mengatakan, perubahan kepanjangan BPR tersebut sangat perlu dilakukan, lantaran masyarakat mengira bahwa BPR hanya sebatas memberikan pinjaman.

Sehingga, untuk menghimpun dana masyarakat, BPR cenderung mengalami kesulitan.

Padahal lebih dari itu, BPR juga menghimpun dana dari masyarakat berupa tabungan, hingga deposito berjangka, seperti lazimnya bank di Tanah Air.

“Dengan kata-kata perekonomian, paling tidak mendapatkan pengakuan de facto dari masyarakat,” terang Joko saat rapat dengar pendapat umum panitia kerja RUU Perbankan, di Komisi XI DPR, Kamis (4/10).

Apalagi, berdasarkan rancangan regulasi perbankan yang baru, BPR akan memiliki kegiatan usaha secara konvensional, meski tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran secara langsung.

“Usulan ini sudah mendapatkan signal baik dari anggota Dewan. Memang hanya sekadar nama, namun ini mempegaruhi bisnis. RUU Perbankan lebih banyak mengakomodasi peran BPR di masa depan,” paparnya.

Tak hanya soal nama, Joko memaparkan, selama ini peran BPR terasingkan dibanding sektor perbankan lainnya, khususnya bank umum. Ketika ruang gerak BPR dibatasi UU, di sisi lain, perbankan umum justru dibolehkan membuat produk-produk perbankan untuk menyasar segmen yang sama dengan BPR.

“Selain itu, meski di dalam UU memang BPR diakui, namun kalau untuk upaya pengembangan, misalnya kerja sama dengan bank umum, BPR tidak diberi peran. Itu yang membuat perkembangan BPR tidak cukup pesat,” jelasnya.

Meski kompetisi sangat ketat dan market share BPR sangat kecil dibandingkan bank umum, Joko memproyeksi pertumbuhan BPR cukup cerah.

Hal ini terlihat dari catatan pertumbuhan aset BPR yang terus meningkat. Hingga periode Agustus 2012, aset BPR secara nasional tumbuh 21,11 persen, dibandingkan periode yang sama tahun lalu. (gal/sar)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook