MENGHILANG TIGA PEKAN, PULANG SUDAH JADI TULANG BELULANG

Pembunuhan di Kebun Sawit Payung Sekaki

Kriminal | Kamis, 04 Oktober 2018 - 10:35 WIB

Pembunuhan di Kebun Sawit Payung Sekaki
LIHAT LOKASI: Kerabat keluarga Rizky Aprianto, korban pembunuhan saat melihat lokasi tempat korban dibakar di Jalan Sidorukun, Payung Sekaki, Rabu (3/10/2018). sakiman/riau pos

Penemuan tulang belulang manusia di kebun sawit Jalan Sidorukun ujung, Kecamatan Payung Sekaki menyisakan luka mendalam bagi keluarga Gudiranto. Anak laki-laki pertama mereka, Rizky Aprianto yang sudah menghilang tiga pekan, teridentifikasi sebagai korban pembunuhan.

----------------------------------------------------------------

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

(RIAUPOS.CO) - SUASANA duka terlihat di rumah kediaman Gudiranto di Gang Ros ujung, Jalan Permata, Kecamatan Payung Sekaki. Warga sudah mulai datang untuk menyampaikan belasungkawa sejak Selasa (2/10) pagi.

Liana, ibunda Rizky terus menerus menangis. Para tetangga yang datang berusaha untuk menghibur ibu dua anak itu. Tapi mereka juga tak kuat menahan air mata. Karena sosok Rizky, siswa MA Al-Fajar itu di mata keluarga dan tetangga  dikenal sebagai anak yang baik dan rajin salat ke masjid.

Sanak kerabat juga ada yang datang dari Kota Medan. Teman-teman sebaya dan sekolah Rizky juga datang melayat. Semua merasa kehilangan dan terkejut dengan cara kepergian Rizky.

Ketika Riau Pos berkunjung ke rumah korban, Rabu (3/10), tampak dari luar rumah kedua orang tua Rizky yaitu Liana dan Gudiranto tengah duduk di dalam rumah ditemani kerabat mereka.

Liana bercerita, kepergiaan anak laki-lakinya tersebut memang tidak disangka-sangka. Rizky yang sedang duduk di kelas XII Madrasah Aliyah (MA) Al Fajar adalah anak yang patuh kepada orang tua.

“Dia penurut dan ramah kepada siapa saja. Kalau ada orang yang lebih tua darinya  ngomong, dia selalu menunduk, nggak pernah memandang mata orang itu,” kata Liana.

Kepergian anaknya dengan cara dibunuh itu menjadi tanda tanya bagi keluarga. Pasalnya, Rizky selama ini setelah pulang sekolah, kesehariannya hanya selalu berada di rumah.

“Dia nggak pernah keluar dari rumah. Kadang dia nonton dan bermain sama adiknya. Datang waktu salat, dia selalu ke masjid,” ucap Liana sambil meneteskan air mata.

Ia mengatakan, selama ini anak mereka tidak pernah ada masalah dengan orang lain. Baik dengan kawan, maupun dengan tetangga dan warga di sekitar tempat tinggal mereka.

Diceritakan Liana, sebenarnya mereka sudah kehilangan Rizky sejak 10 September lalu. Saat itu, guru Rizki menceritakan kepada mereka kalau sekitar pukul 10.00 WIB, Rizki izin pulang karena merasa tidak enak badan.

“Tapi, ke mana perginya tidak tahu. Sore itu ia tidak pulang ke rumah,” ujar Gudiranto.

Sejak itu, keluarga mencari keberadaan Rizky. Namun tidak berhasil. Mereka juga membuat laporan kehilangan ke kepolisian.

Hingga kemudian, Gudiranto mendapatkan informasi terkait keberadaan anaknya dari kepolisian dan keluarganya. Saat itu ia mengaku kaget mendapat kabar bahwa anaknya ditemukan sudah tidak bernyawa di kebun sawit.

Pipin, paman korban menambahkan,  ia selalu mencari keberadaan keponakannya tersebut. Pada Sabtu (27/9) lalu ia juga telah menyisir kebun sawit tempat korban ditemukan.

“Waktu itu seluruh sudut kebun sawit sudah saya telusuri bersama adik ipar saya. Memang sempat melihat bekas dibakar. Tapi kami tidak ada curiga. Kami kemudian menelusuri tempat yang lain,” katanya.

Penasaran, Pipin katakan, pada Senin (1/10), ia kembali  lokasi tempat terbakar di kebun sawit itu. Ditemani teman-temanya, ia mendapatkan gesper (kepala ikat pinggang) setelah menggali bekas terbakar.

Karena curiga ia memberitahu pihak kepolisian. Saat polisi turun ke lokasi dan  melakukan pengecekan, ditemukan gundukan tanah.  Lalu, mereka menggali.

“Saat itulah kami menemukan jasad korban. Polisi menghubungi Tim Inafis Polda Riau dan tim identifikasi Polresta Pekanbaru,” jelasnya.

Dalam penelusuran itu, dikatakannya melibatkan aparat kepolisian dari  Mapolsek Payung Sekaki, Polresta Pekanbaru hingga Polda Riau.

Siang kemarin, sejumlah kerabat korban yang datang dari luar daerah kembali melihat lokasi di mana korban ditemukan. Ditemani Pipin, sanak keluarga itu  ditunjukkan di mana lokasi korban dibakar dan dikuburkan oleh pelaku yang telah berhasil ditangkap polisi.

Keluarga korban kepada aparat kepolisian dan pihak terkait memberikan hukuman yang setimpal kepada pelaku yang telah membunuh Rizky.

“Kok setega itu orang sama dia. Dia sering mengaji, puasa, salat dan jadi imam di rumah,” kata Liana kembali berlinang air mata.***

Laporan SAKIMAN, Payung Sekaki









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook