PEKANBARU (RP)- Tim Penyelamatan Riau Air terus berupaya mencarikan solusi untuk permasalahan finansial yang dihadapi.
Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan mengajukan penangguhan pembayaran utang kepada kreditur.
Hal itu diutarakan Kepala Biro Ekonomi Setdaprov Riau, Irhas Irfan kepada Riau Pos, Senin (3/9) di Kantor Gubernur Riau. Dia berharap kreditur dapat memberikan keringanan penangguhan pencicilan utang BUMD tersebut.
Dia menilai, konsep mengumpulkan para kreditur ini, juga telah dilakukan perusahaan penerbangan Mandala Airlines. Upaya ini dinilai dapat memperoleh hasil positif dalam mengatasi krisis finansial yang sedang dialami maskapai kebanggaan masyarakat Riau itu.
‘’Konsep meminta penangguhan pembayaran utang itu, yang akan kita tawarkan. Karena kalau mau membayarnya sekarang, pakai apa?’’ tutur Irhas.
Apalagi kata Irhas, pesawat Riau Air saat ini tidak ada lagi yang beroperasi. Meski begitu, pihaknya terus berupaya untuk bisa menyelesaikan masalah tersebut. Langkah ini bersinergi dengan kasasi yang diajukan ke Mahkamah Agung (MA) tentang gugatan pailit yang diajukan PT Bank Muamalat.
Saat ditanyakan mengenai langkah damai yang dilakukan tim penyelamatan, dia mengatakan hal tersebut terus dilakukan. Bahkan, bersama kurator upaya mencarikan solusi terus dilakukan.
‘’Proses penangguhan pembayaran utang ini sudah pernah dilakukan oleh beberapa maskapai. Kita berharap, investor tidak terpangaruh dengan kondisi yang terjadi,’’ imbuh Irhas. Untuk itu, dia mengimbau direksi agar berani mengambil sikap dan lebih tegas dalam melakukan penyelamatan Riau Air. Dia mengklaim, Riau Air masih memiliki posisi tawar ke beberapa investor yang sudah berminat melakukan investasi.
Seperti diketahui, Pengadilan Niaga Medan telah menetapkan PT Riau Air pailit pada tanggal 12 Juli 2012 lalu. Pasalnya, RAL tidak bisa membayar utang ke Bank Muamalat yang berkisar Rp60 miliar.
Sebelumnya Riau Air telah mengangsur pinjamannya sebesar Rp3 miliar pada Desember 2010 dan Rp25 miliar pada Desember 2011.(rio)