Tahanan Bukitraya Tewas Ditembak Polisi

Kriminal | Selasa, 03 Desember 2013 - 10:16 WIB

PEKANBARU (RP) - Berakhir sudah aksi pelarian Juneri Amrullah (27), tahanan Polsek Bukitraya, Pekanbaru, yang melarikan diri dari sel tahanan, Rabu (28/11) pekan lalu.

Ia tewas di perjalanan karena kehabisan darah setelah sebelumnya terpaksa dilumpuhkan dengan senjata api oleh polisi.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Warga Jalan Ketapang asal Sambas, Kalimantan Barat ini dilumpuhkan tim buru sergap (Buser) Polsek Bukitraya bersama Polres Kuantan Singingi di Desa Rawang Binjai, Kecamatan Pangean, Kuantan Singigi (Kuansing), Senin (2/12) pukul 08.30 WIB.

Tim Buser Polsek Bukitraya yang mendapatkan informasi keberadaan Amrullah, Ahad (1/12) bersama Polres Kuansing langsung mengejarnya dan melakukan penyelidikan. Selama dua hari di Desa Rawang Binjai diperoleh kepastian tentang keberadaan pelaku di salah satu gubuk warga.

Pada Senin (2/12) sekitar pukul 08.30 WIB sembilan anggota personel kepolisian langsung mengepung gubuk tempat Amrullah berada. Saat pengepungan ternyata Amrullah berusaha kabur dengan melompat dan melarikan diri ke dalam semak belukar. Berdasarkan informasi yang diperoleh tentang keberadaan pelaku, langsung dilakukan pemantauan dan melakukan

penggrebekan.

‘’Namun saat itu ia melakukan perlawanan. Kita juga sudah memberikan tembakan peringatan, tapi pelaku tetap melarikan diri sehingga dilakukan pengejaran,’’ kata Kapolsek Bukitraya Kompol M Sembiring.

Pelarian Amrullah sia-sia, saat kakinya tersandung dan terjatuh salah seorang anggota kepolisia mencoba menyergapnya. Tapi bukannya menyerah, Amrullah malah berusaha mengayunkan sebilah parang ke salah satu anggota Reskrim, dan atas perlawanan yang dilakukannya itu akhirnya Amrullah harus dilumpuhkan dengan timah panas.

Akhirnya, dua butir timah panas harus disarangkan oleh anggota Reskrim Polsek Bukitraya untuk melumpuhkan pelaku pembunuhan dan curanmor itu. Dua timah panas tersebut masing-masing mengenai bagian paha dan lutut Amrullah.  

‘’Setelah dilumpuhkan, kemudian anggota berusaha melarikannya ke RSUD Arifin Achmad untuk mendapatkan perawatan. Namun karena diduga mengalami luka parah dan kehabisan darah, Amrullah akhirnya tewas diperjalanan,’’ ujar Kompol M Sembiring.

Dikatakannya, Juneri Amrullah juga telah melakukan tindak kejahatan pencurian disalah satu rumah warga bernama Suryanto (42) di Jalan Mandiri, Gang Madinah, Kecamatan Marpoyandamai, Jumat (29/11) malam.

Saat itu Juneri berhasil membawa kabur satu unit sepeda motor jenis Honda Beat, laptop dan beberapa unit handphone yang diduga digunakan untuk memperlancar proses pelariannya.

‘’Saya berterima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan informasi sehingga pelaku dapat kita bekuk. Untuk pelaku lain yang belum tertangkap, saya imbau untuk dapat menyerahkan diri ke Polsek atau Polres terdekat,’’ tegas M Sembiring.

Hingga siang, jasad Juneri Amrullah yang disebut-sebut sebagai otak pelaku pelarian tahanan pada Rabu (28/11) dini hari lalu itu masih dititipkan di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru dilakukan untuk otopsi.

Juneri juga tercatat di Provinsi Jambi pernah melarikan diri dari tahanan atas kasus perampokan disertai pembunuhan kepada korbannya. Dia melarikan diri juga sempat membawa kabur sepeda motor anggota Buser Polres Muaro Jambi.

Kapolsek Benai AKP Efrion, yang anggotanya ikut menyergap mengatakan, sebelum ditangkap, pelaku berusaha kabur dan melawan. Akhirnya aparat kepolisian harus melumpuhkan korban dengan cara ditembak.

‘’Tahanan kabur dari Polsek Bukitraya itu ditangkap di Rawang Binjai Pangean,’’ kata Kapolsek Benai, AKP Efrion kepada Riau Pos, kemarin.

Menurutnya, Amrullah ini telah diketahui keberadaannya di Kuansing. ‘’Dari malam tadi (Ahad malam, red) kita sudah melakukan pengintaian, dan Senin pagi langsung kita tangkap,’’ katanya. Amrullah memilih kabur ke Kuansing, menurut Efrion, dikarenakan ada saudaranya di Teratak Air Hitam. Makanya, ia memilih kabur ke Kuansing. ‘’Informasinya ada kawannya di Teratak Air Hitam,’’ jelasnya lagi.

Usai ditangkap, Amrullah langsung dilarikan ke Pekanbaru untuk diamankan. ‘’Langsung dibawa ke Pekanbaru,’’ imbuhnya.

Senada, Kapolsek Pangean, AKP Milson Joni SH yang turut serta dalam operasi penangkapan tersebut menambahkan, Amrullah ditembak karena berusaha kabur. Sehingga pihaknya harus melumpuhkannya dengan menembaki bagian kaki sebanyak tiga kali.

‘’Bagian kaki yang ditembak sebanyak tiga kali, karena ia berusaha lari,’’ kata Milson.

Tak Tertolong

Kabid Humas Polda Riau, AKBP Guntur Aryo Tejo memberikan keterangan, lokasi penyergapan Juneri Amrullah berada jauh di dalam kebun sawit. Akibatnya, nyawanya tak tertolong saat saat dibawa keluar untuk selanjutnya dibawa ke rumah sakit.

‘’Tewas diperkirakan kehabisan darah. Karena tertangkapnya jauh di tengah hutan dan jauh dari rumah sakit,’’ kata Guntur.

Tak ingin pria yang dicari lari, aparat yang diturunkan mengejar Amrullah sejauh 500 meter. Di sini, perlawanan ditunjukkan olehnya saat akan dibekuk.

‘’Tersangka melawan menggunakan parang, setelah itu diberikan tembakan peringatan dua kali dan tetap melakukan perlawanan sehingga anggota berusaha melumpuhkan tersangka dengan tembakan pada bagian paha dua kali dimana salah satunya menembus ke kelamin dan lutut satu kali. Anggota setelah itu berusaha membawa untuk mendapatkan perawatan atas luka tembak. Namun, tersangka tewas diperkirakan kehabisan darah,’’ ungkapnya.

Bersama Amrullah, petugas mengamankan barang bukti sebilah parang dan satu unit sepeda motor Honda Beat putih tanpa plat nomor.

‘’Jasad yang bersangkutan tadi siang (kemamrin siang, red) sudah sampai di RSUD Pekanbaru. Kemudian sudah dikebumikan sekitar pukul 17.00 WIB di Rumbai,’’ lanjutnya.

Berbeda dengan keterangan Kabid Humas Polda Riau, menurut Lurah Beringin Jaya Zulmaswan, tersangka masih dalam kondisi hidup saat akan dibawa ke Pekanbaru. Jadi bukan meninggal saat dari perjalanan keluar dari perkebunan sawit.

‘’Saat diangkat oleh salah seorang warga saya untuk dinaikkan ke dalam mobil kondisinya masih hidup,’’ ujar Zulmaswan.

Menurut Zulmaswan, pelaku ditembak oleh anggota Polsek Bukitraya di desa tetangganya yaitu Desa Rawang Binjai.

Kabur dari Tahanan

Seperti diberitakan sebelumnya, 4 orang tahanan Polsek Bukitraya melarikan diri dengan cara membobol plafon ruang tahanan, Kamis (28/11) sekitar pukul 03.30 WIB.

Setelah dilakukan pengejaran, salah seorang pelaku bernama Iqbal dapat diamankan Polsek Bukitraya. Sementara itu tiga tahanan lainnya masih dilakukan pengejaran termasuk Juneri Amrullah yang kemudian berhasil dibekuk.

Kedua tahanan lain yang masih kabur adalah Nofri Aldi (33), warga Jalan Kubang Raya, pelaku penggelapan dan Dian Permata (24), warga Desa Batu Gajah, Indragiri Hulu yang juga pelaku pencurian dengan kekerasan.  (jps/*5/ali/ila)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook