Riau Pos Online - Sejumlah masyarakat dari berbagai kecamatan di Pekanbaru menyesalkan sikap Pemko Pekanbaru yang tidak peduli dengan masyarakat miskin yang memerlukan minyak tanah. Saat ini warga Kota Pekanbaru banyak menggunakan minyak tanah oplosan sementara Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan mengaku tidak tahu.
Selama ini terkesan adaya unsur pemaksaan konversi minyak tanah ke gas LPJ, sementara harga gas dinilai cukup tinggi dan takarannya sulit untuk dipastikan sesuai ukuran, sehingga merugikan masyarakat.Selain itu masyarakat disuguhkan dengan minyak oplosan solar oleh pedagang luar kota Pekanbaru.
''Sebenarnya sampai kini kami masih meerlukan minyak tanah, tapi dihilangkan oleh Pemko dengan cara memaksa warga memakai gas. Lihat kompor kami juga pedagang goreng lainnya masih pakai minyak tanah,'' ujar Pak ujang, salah seorang pedagang goreng di Jalan Soekarno_Hatta kepada Riau Pos online tadi sore.Hal serupa juga dilontarkan pedagang makanan lainnya di sekitar pasar pagi Arengka. Mereka mendapatkan minyak tanah dari warung-warung yang masih menyediakan minyak. ''Ini bukti Pemko tidak peduli pada warganya. Seharusnya minyak tanah tetap ada beredar di Pekanbaru, kenapa mesti dihilangkan, sementara daerah bahkan provinsi lain masih menyediakan minyak tanah untuk warganya,'' ujar Sulaiman seorang pedagang goreng lainnya.
Mereka mengatakan, seharusnya Pemko menghilangkan sikap arogannya dengan cara memaksa koversi minyak menjadi gas. ''Seharusnya minyak jangan dihilangkan, jual saja di pasaran, silakan naik harga tapi barang itu ada. Sekarang kami pakai minyak oplosan yang dijual pedagang dari luar kota Pekanbaru,'' ungkap Maryati yang juga pedagang gerobak.
‘’Ciri-ciri minyak tanah yang dicampur solar itu warnanya sedikit hitam, apinya juga menghasikan asap hitam dan sumbu komporcepat habis. Minyak tanah di sini (daerahnya) di campur solar, miyak tanah di campur air juga ada,’’ sebut warga Kecamatan Sukajadi Pekanbaru, Ilas (27) kepada Riau Pos tadi siang Sabtu (3/3). Dia juga menunjukan isi kompor dirumahnya kepada Riau Pos. saat dilihat tabung kompor dia masih penuh isinya namun banyak terisi oleh air. Dia mengaku membeli mitan tersebut dari luar Pekanbaru.
Selain mitan kena oplos, akhir-akhir ini persedian mitan di pasar semakin berkurang. Hal itu dibuktikan semakin sulitnya mencari mitan.’’Sulit mencari minyak tanah sekarang, sudah untung ada namun ya kecewa juga terkadang minyak dicampur-campurtak jelas seperti ini,’’ sebut dia lagi.
Kepala Disperindag Kota Pekanbaru, Hj El Sabrina mengatakan tidak mengetahui adanya oplosan mitan tersebut.’’Wah saya tak tahu tu. Kalauboleh tahu dimana lokasi penjualannya? karena saat ini kita memang tidak adalagi quota untuk minyak tanah. Kalau ada mitan yang beredar kemungkinan besar berasadari Sumbar (Sumatera Barat) atau kabupaten yang belum konversi,’’ ungkap El Sabrina kepada Riau Pos.(ril/ilo)