JAKARTA (RP) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sepanjang 2011 sebesar 3,79 persen, atau jauh lebih terkendali dari proyeksi pemerintah sebesar 5,65 persen.
Posisi inflasi akhir tahun ini merupakan pencapaian terbaik Indonesia pasca krisis moneter di 1998. Inflasi tersebut tercapai setelah pada Desember lalu indeks harga barang-barang dan jasa hanya 0,57 persen.
Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan, untuk 2012, pemerintah tetap akan menjaga inflasi terkendali di bawah 5,3 persen.
‘’Dari sisi pemerintah, kita tetap harus jaga itu karena ini terkait politik anggaran. Jadi kita akan jaga untuk 5,3 persen atau lebih baik dari itu,’’ kata Agus di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Senin (2/1).
Agus mengatakan, pemerintah akan berusaha lebih baik dalam berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI) dalam menjaga inflasi. Untuk inflasi inti, menjadi domain BI untuk mengendalikan.
Sedangkan untuk volatile food (harga pangan yang fluktuatif) dan administered price (harga yang diatur pemerintah), Agus optimistis tetap terkendali. "Ini akan membuat kita melakukan koordinasi dengan lebih baik ke depan sehingga inflasi terjaga," katanya.
Dia mengatakan, perekonomian domestik juga harus dijaga. Ia menyinggung kebijakan pemerintah yang mengatasi komoditas yang berpotensi harganya meningkat dengan impor.
"Di tahun 2012 kita harapkan semua dapat bekerja sama dengan baik sehingga inflasi terjaga, kemiskinan bisa dibuat lebih rendah, tapi ekonomi indonesia bisa optimal," katanya.
BPS mencatat komponen inti Desember 2011 mengalami inflasi 0,28 persen, laju inflasi komponen inti tahun kalender dan year on year masing-masing sebesar 4,34 persen.
Deputi Bidang Statistik BPS Djamal mengatakan, inflasi inti tahun 2011 memang lebih tinggi dibanding 2010. Ini menunjukkan pengendalian harga yang dilakukan pemerintah lebih berhasil.
Secara umum, inflasi Desember 2011 tahun ini mendapat andil dari kelompok bahan makanan 0,84 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,78 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,78 persen, kelompok sandang 0,52 persen, kelompok kesehatan 0,18 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,35 persen, dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,34 persen.
Rendahnya inflasi 2011 dianggap bukan sesuatu yang mengagetkan bagi Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution.
Bahkan, mantan Dirjen Pajak ini mengaku sudah mengestimasikan inflasi tahun kalender (Januari 2011-Desember 2011) akan berada di angka 3,79 persen, sejak beberapa bulan lalu.
"Inflasi 3,8 persen, saya sudah tahu sejak tiga bulan yang lalu," ungkap Darmin.
Namun ketika ditanya mengenai BI Rate atau suku bunga acuan, Darmin tidak bisa menjelaskan, karena harus memperhitungkan inflasi ke depannya.
"BI Rate tidak hanya bicara inflasi sekarang, tapi enam bulan ke depan," ujarnya.(sof/kim/nhk)