JAKARTA (RP) - Awal 2012 mengundang pesimisme dari kalangan eksportir kopi.
Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) memproyeksi ekspor kopi tahun ini bakal susut di kisaran 20 persen dibanding 2011.
Sekretaris Eksekutif AEKI Rachim Kartabrata mengatakan, ekspor kopi hanya mencapai 330 ribu ton hingga 350 ribu ton selama 2011.
Diproyeksi, tahun ini turun jadi kisaran 264 ribu ton-280 ribu ton per tahun.
"Cuaca merupakan faktor yang paling signifikan. Kemungkinan gagal panen lebih besar. Akhirnya berdampak pada ekspor yang juga turun," tuturnya kemarin.
Sebenarnya, ungkap Rachim, tren penurunan ini sudah mulai terbaca sejak tahun lalu. Sebab, ekspor kopi pada 2009 dan 2010 masih terbilang positif.
Rapor ekspor kopi pada 2009 dan 2010 menyentuh angka 410 ribu ton selama setahun.
Meski demikian, dia memaparkan ada celah optimisme terkait harga kopi yang tidak terlalu turun drastis akibat resesi global.
Padahal, sebutnya, harga ekspor kopi mengacu dari patokan terminal London, di benua biru Eropa. Ekspor kopi dari Indonesia yang masuk terminal London terbanyak adalah jenis Robusta (80 persen).
"Harga kopi tahun ini kami prediksi masih stabil, meskipun di Eropa terjadi krisis. Posisinya masih 1.200 dolar AS per ton (1,29 dolar AS per Kg," ujarnya.
Sementara untuk sisanya merupakan ekspor kopi Arabika (15 persen), yang masuk terminal New York, AS.
"Kalau untuk Arabika, karena spesial, jadi harganya 30 persen lebih tinggi dibanding harga kopi Arabika normalnya di New York. Sekitar 2.400 dolar AS per ton," terangnya.
Sekretaris Eksekutif Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (GEKI) Jaitm Ichwan Nursidik mengatakan, realisasi ekspor kopi Jatim selama 2011 tergerus cukup dalam. Penurunan ekspor kemungkinan bias mencapai 27 persen.
"Produksi kopi menurun karena lahan susut jadi salah satu pemicu turunnya ekspor. Dibanding tahun-tahun sebelumnya, pada 2011 lahan kopi di Jatim susut dari 95 ribu Ha jadi 92 ribu Ha," ujarnya.
Data GEKI menunjukkan, realisasi ekspor kopi periode Januari hingga November mencapai 54.673 ton dengan nilai 153,6 juta dolar AS, turun 19.595 ton, atau sekitar 26,4 persen dari realisasi 2010 di periode yang sama sebesar 74.268 ton.
Secara umum, dia mengatakan, ekspor terbesar masih ke Jepang dengan volume 10.138 ton senilai 27,99 juta dolar AS.
Selanjutnya Malaysia sebesar 7.234 ton dengan nilai 16,8 juta dolar AS dan Italia 5.700 ton, atau senilai 13,36 juta dolar AS.(gal/jpnn)