JAKARTA (RP) - Lonjakan inflasi yang terjadi sejak Juni lalu akhirnya melandai. Sepanjang September 2012, laju inflasi tercatat hanya 0,01 persen, jauh di bawah inflasi Agustus yang mencapai 0,95 persen.
Inflasi terendah bahkan terjadi di Dumai sebesar 0,01 persen
Data BPS lain menunjukkan, dari 66 kota di Indonesia, 21 kota yang mengalami inflasi, sedangkan 45 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang dengan 0,74 persen dan Padang 0,54 persen.
Sedangkan deflasi tertinggi di Singkawang dengan 2,18 persen dan Palu sebesar 2 persen.
Beberapa barang/jasa yang tercatat naik harga di antaranya adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,57 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,35 persen, kelompok sandang 1,47 persen, kelompok kesehatan 0,14 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 1,07 persen.
Sementara itu barang/jasa yang mengalami penurunan indeks harga konsumen (IHK) atau mengalami deflasi adalah kelompok bahan makanan sebesar 0,92 persen dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,80 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suryamin mengatakan, harga yang merangkak naik sejak Juni lalu sudah mencapai puncaknya pada Agustus, sehingga usai Idul Fitri, harga bahan-bahan pokok kembali normal.
“Inflasi September ini yang terendah sepanjang tahun ini,” ujarnya, Senin (1/10).
Sementara itu, jika dibandingkan dengan inflasi periode September pada tahun-tahun sebelumnya, maka inflasi September tahun ini merupakan yang terendah sepanjang lima tahun terakhir. Ini disebabkan karena pergeseran momen Idul Fitri yang tahun ini jatuh pada Agustus.
Menurut Suryamin, dengan inflasi September yang terkendali, maka laju inflasi secara tahunan atau year on year mencapai 4,31 persen. Adapun inflasi tahun berjalan atau year to date (Januari-September 2012) mencapai 3,49 persen.(owi/sar)