Pencabutan Izin Blue Bird Ancaman Investasi

Kriminal | Kamis, 02 Agustus 2012 - 08:01 WIB

BATAM (RP) - Nada F Soraya, wanita yang aktif di Kadin Batam, mengkritisi kebijakan Pemko Batam yang mencabut izin pengoperasan taksi Blue Bird. Menurutnya ini menunjukkan lemahnya pemerintah Kota Batam untuk melihat semua aspek kehidupan di masyarakat. Ia juga mengatakan dengan gampangnya mencabut izin, besar kemungkinan akan membuat investor ragu berinvestasi di Batam.

“Baru saja keluar izinnya, langsung dicabut kembali gara-gara didemo. Ini akan mengancam investasi di batam. Investor akan ragu untuk berinvestasi di Batam kalau mengetahui pemerintah sangat gampang untuk mencabut izin operasi sebuah perusahaan,” kata Nada.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Padahal menurut Nada, seharusnya sebelum memberikan izin itu, Pemerintah Kota Batam harus membuat perjanjian terlebih dulu dengan Blue Bird sendiri mengenai pengoperasiannya di Batam. Misalnya menjalin kerja sama untuk mempekerjakan sebagian sopir taksi yang sudah ada di Batam.

“Blue Bird, pihak pemerintah dan pengelola taksi lokal seharusnya harus didudukkan bersama sebelum mengeluarkan izin tersebut,” katanya.

Sebagai pengusaha, Nada mengaku tindakan yang dilakukan Pemko Batam tersebut sangat tidak nyaman bagi seorang pengusaha. Ini menunjukkan pemerintah tidak bisa bertindak tegas. Pemerintah juga harusnya membuat regulasi yang jelas dan tetap menjalankan dan mengawasi regulasi tersebut.

Menurutnya tindakan seperti ini sama dengan mempermainkan pengusaha. “Sebagai seorang pemerintah jangan mempermainkan pengusaha, jangan mempermainkan rakyat. Buat peraturan yang tegas dan jangan tumpang tindih. Perhatikan rakyat maka tidak mungkin akan terjadi hal seperti ini,” katanya.

Tidak Mendidik

Kritikan pedas juga datang dari Ketua Batam Promotion Tourism Board (BPTB) Rahman Usman. Menurut pria yang hobi dengan dunia kuliner dan pariwisata ini, kebijakan wali kota itu sangat tidak konstruktif dan tak mendidik.

“Transportasi merupakan salah satu indikator suatu daerah, dalam hal kemajuan daerahnya. Kalau sistem pertaksian Batam masih masih seperti ini, tentu kita akan mundur 100 tahun lagi, masak hanya didemo langsung ganti kebijakan,” kata Rahman, prihatin.

Kota Batam sebut Rahman merupakan gate way, destinasi, sekaligus MICE. Bahkan sejauh ini berada di posisi ketiga terbanyak turis masuk ke Indonesia.

“Kan aneh, bandaranya sudah bagus, pelabuhannya juga. Tapi pas mau naik taksi, penumpang jadi ketakutan. Tentu Blue Bird yang kita harapkan bisa mengubah ini malah izinnya dicabut. Sangat kita sayangkan sikap wali kota yang plin plan seperti ini,” tegas Rahman.(rpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook