PADANG (RP) - Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan menekankan, pembangunan pabrik Indarung VI yang akan dibangun PT Semen Padang di Indarung, harus mulai dilakukan secepatnya.
Bila perlu jelang akhir 2012 ini, proses pembangunannya sudah bisa dilaksanakan.
Keinginan Dahlan Iskan itu, tidak lain untuk mengantisipasi laju perkembangan pasar semen asing yakni Siam Cement, yang kini mulai mengancam pasar semen nasional di kawasan Asia.
”Memang pasar semen di dalam negeri masih sangat besar, sayangnya pabrik semen yang kita punyai, misalnya Semen Gresik, Tonasa, Semen Padang dan lainnya, jumlah produksinya masih terbatas dibanding produksi Siam Cement. Menutupi kekurangan itu, kita harus bangun pabrik baru, seperti yang akan dilakukan PT Semen Padang,” ungkap Dahlan Iskan kepada wartawan usai penandatangan MoU antara PT Semen Padang dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan PT Pelindo II di Wisma Indarung, Ahad (1/7).
Selain mengharapkan cepatnya realisasi pembangunan pabrik Indarung VI, mantan Dirut PLN itu juga merencanakan pembangunan pabrik semen lainnya di Indonesia.
Dengan kata lain, sebut Dahlan, pembangunan pabrik semen baru merupakan strategi tak terelakkan untuk memulihkan dan meningkatkan market share di pasar Asia.
Selain penambahan pabrik, Dahlan juga meminta produsen semen nasional menyikapi hal lainnya yang juga menjadi faktor penentu dalam peningkatan produksi semen.
Di antaranya menyangkut kualitas produk, mampu menekan timbulnya biaya tinggi, serta terus memperbaiki citra produksi.
Terkait upaya menekan biaya tinggi, menurut Dahlan, punya keterkaitan dengan proses pengiriman semen ke luar negeri melalui pelabuhan. Ia menilai, di samping daya tampung pelabuhan yang minim infrastrukturnnya, keterbatasan kapal angkut serta aspek birokrasi yang panjang menjadikan penyebab adanya higt cost dalam pengiriman semen ke luar negeri atau lokal.
”Hal serupa itu perlu dipangkas sehingga nilai jual semen kita bisa lebih lancar dan low cost,” ujar Dahlan. Makanya, lanjutnya, Kementerian BUMN membuat skema koridor Barat Timur, yang nantinya mendukung kelancaran pengiriman semen melalui pelabuhan laut dengan cost yang lebih murah dari harga yang ada saat ini.
Misalnya saat ini ongkos kirim yang dikenakan untuk semen Rp12 ribu per sak, nanti dengan adanya koridor Barat-Timur itu, ongkos kirimnya jadi setengah (Rp 6 ribu per sak).
”Sehingga hal itu mendorong banyaknya masuknya kapal berkapasitas besar ke tiap pelabuhan kita. Muaranya pemasaran semen kita ke luar negeri makin banyak dan market share semen Asia bisa kita kuasai secara dominan,” beber Dahlan.
Menyangkut ada beberapa perusahaan semen yang tergabung dalam PT Semen Gresik Group, Dahlan berencana menyatukannya dalam bentuk satu nama menjadi Semen Nasional.
”Tidak lagi dalam bentuk holding seperti yang ada sebelum ini,” tuturnya.
Direktur Umum PT Semen Gersik Tbk, Dwi Sucipto mendukung rencana Menteri BUMN itu dalam mendorong percepatan pembangunan Indarung VI.
Menurutnya, dengan adanya Indarung VI nanti, jelas akan mendongkrak jumlah produksi PT Semen Padang pada 2015 mendatang menjadi 9 juta ton lebih. ”Saat ini produksi, PT Semen Padang baru mencapai 6 juta ton,” sebut Dwi.
Tidak Cuma jumlah produksi yang akan meningkat jika Indarung VI sudah beroperasi, lanjut mantan Dirut PT Semen Padang itu, laba bersih yang akan dibukukan perusahaan semen tertua di Indonesia itu pun ikut naik seiring adanya pabrik baru itu.
Dwi menerangkan, jika periode enam tahun sebelumnya laba bersih yang dicapai PT Semen Padang hanya Rp60 miliar. Namun dengan kapasitas produksi 6 juta ton pada 2011 lalu, menjadikan laba bersih yang dibukukan PT Semen Padang pada tahun itu mampu Rp728 miliar.
”Jadi jelas, dengan terus dikembangkannya kapasitas terpasang di PT Semen Padang, maka makin bertambah pula laba yang akan diperoleh Semen Padang,” kata Dwi Sucipto.
Penandatanganan MoU
Di bagian lain, Dahlan Iskan bersama Gubenur Sumbar Irwan Prayitno juga menyaksikan penandatangan MoU antar tiga BUMN yang ada di Sumbar, yakni PT Semen Padang, PT KAI dan PT Pelindo II.
Proses penandatanganan MoU itu dilakukan oleh masing-masing Dirut ketiga BUMN tersebut, yakni Dirut PT KAI Ignasius Jonan, Dirut PT Pelindo II R J Lino serta Dirut PT Semen Padang Munadi Arifin di Wisma Indarung.
Dalam kerjasama itu, sebut Munadi Arifin, PT Semen Padang akan bekerja sama dengan PT KAI Sumbar dalam hal pengangkutan semen dari Indarung ke Teluk Bayur.
”Seiring akan bertambahnya jumlah produksi Semen Padang dengan adanya Indarung VI nanti menjadi 9 juta ton. Maka kami butuh penambahan alat angkut ke pelabuhan,” sebut Munadi.
Sedangkan keterkaitan kerja sama dengan PT Pelindo II Teluk Bayur, kata Munadi, di antaranya menyangkut penambahan atau peningkatan kapasitas peralatan yang terpasang di dermaga semen timur dan dermaga semen barat.
Termasuk peningkatan fasilitas peralatan di dermaga semen curah di pelabuhan Teluk Bayur.(zil/fia)