KOMUNITAS INDONESIA TANPA PACARAN

Rangkul Anak Muda Jauhi Maksiat

Komunitas | Minggu, 19 Mei 2019 - 09:54 WIB

Rangkul Anak Muda Jauhi Maksiat
FOTO BERSAMA : Peserta komunitas foto bersama usai kegiatan pengajian di Masjid Agung Annur Pekanbaru, beberapa waktu lalu.

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Hubungan yang disebut dengan pacaran, tentunya sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Umumnya, pacaran dilakukan oleh muda-mudi usia sekolah, mahasiswa dan oleh orang-orang yang belum memiliki kesiapan berumah tangga.

Dengan berkembangnya zaman seperti saat ini, pacaran pun sulit untuk dihindari. Terlebih dikalangan generasi milenial. Padahal, tak jarang pacaran membawa dampak yang kurang baik bagi generasi muda tersebut.


Peduli akan hal itu, sekelompok anak remaja pun berinisiatif membentuk sebuah sebuah komunitas yang terus merangkul anak-anak remaja di Indonesia khususnya di Pekanbaru untuk menjauhin bahayanya berpacaran. Komunitas tersebut dinamai Indonesia Tanpa Pacaran.

“Indonesia Tanpa Pacaran (ITP), didirikan oleh La Ode Munaffar. Komunitas ini juga tidak hanya ada di Pekanbaru. Akan tetapi diseluruh provinsi di Indonesia,’’ ujar ketua ITP Pekanbaru, Dedi Satria.

Indonesia Tanpa Pacaran Pekanbaru sendiri  didirikan tepatnya pada tanggal 26 Agustus 2016. Dedi merupakan Ketua ITP Pekanbaru Ikhwat. Sedangkan Ketua untuk ITP Pekanbaru akhwat ialah Dwi Haryatmi.

“Indonesia Tanpa Pacaran juga memiliki visi dan misi yang sangat baik. Visinya yaitu menyelamatkan pemuda-pemudi Kota Pekanbaru dari bahaya pacaran,’’ sambung Dedi.

ITP komit merangkul pemuda dan pemudi Kota Pekanbaru yang sedang atau sudah terjebak ke dalam pacaran. Mereka juga memberikan solusi kepada pemuda Kota Pekanbaru cara mengekspresikan rasa cinta tanpa pacaran.

‘‘ITP memberikan pemahaman kepada pemuda dan pemudi Pekanbaru, bahwa tidak ada pacaran sebelum menikah,” tambah Dwi Haryatmi.

Hingga saat ini, Indonesia Tanpa Pacaran telah memiliki 1.700 anggota di Kota Pekanbaru. Dalam dua pekan sekali, ITP ini selalu mengadakan pengajian di masjid-masjid yang ada di Pekanbaru. Guna mengajak anak muda untuk lebih dekat kepada Sang Pencipta.

“Kegiatan kami tidak hanya di pengajian saja. Bahkan, kami memiliki suatu program tiap bulannya untuk berkunjung ke sekolah-sekolah di Pekanbaru. Program ini kami beri nama Goes To School. Yang mana, kami memperkenalkan maksud dan tujuan kami, serta merangkul anak-anak remaja yang ada di sekolah tersebut. Selain itu, ada juga kunjungan ke panti asuhan guna memberikan kebaikan untuk anak-anak yang ada di sana. Di sisi lain, kami juga aktif mensosialisasikan komunitas ini di area Car Free Day,” papar Dwi.

Ke depan, ITP berharap, kehadirannya bisa berperan dalam menyebarkan kebaikan, ilmu yang bermanfaat dan bisa mengajak anak muda untuk menjauhin kemaksiatan yang berkondisi darurat di zaman milenial saat ini.

“Kami berharap, kelak makin banyak pihak yang ikut membantu  kami untuk bisa menghindari diri pribadi dan orang di sekeliling kita terhindar dari kemaksiatan. Terutama dalam dunia pacaran. Kami berharap bantuan dan keiikutsertaan teman-teman, karena bagian dakwah ini bukan hanya tugas ulama atau da’i saja. Akan tetapi terletak di pundak kita masing-masing. Maka, tebarkanlah kebaikan ini. Karena, dengan satu kebaikan yang kita tebarkan, maka akan banyak ganjaran yang akan kita dapatkan untuk bekal akhirat nanti,’’ tutup Dedi Satria.(p/azr)

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook