DIDAULAT PASANG BAUT TERAKHIR TAMAN MADAH POEJANGGA

May Moon: Ini Anugerah Terindah dalam Hidup Saya

Komunitas | Minggu, 18 Oktober 2015 - 10:10 WIB

May Moon: Ini Anugerah Terindah dalam Hidup Saya
May Moon Nasution saat didaulat memasang baut terakhir di Taman Madah Poejangga Kompleks Graha Pena Riau, Sabtu (17/10) malam. (DEFIZAL/RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Melihat potensi penyair muda yang ada di Riau  beberapa tahun belakangan cukup banyak secara kuantitas. Akan tetapi, tidak banyak yang mampu bertahan dan hidup dalam cabaran kata-kata.

Demikian disampaikan penyair muda yang belakangan ini menjadi buah bibir di Riau, khususnya dalam karya sastra, May Moon Nasution kepada Riaupos.co Sabtu malam (17/10) usai didaulat oleh Chairman Riau Pos Group, Rida K Liamsi untuk memasang baut terakhir pada salah satu prasasti "Bangun Negeri Bijakkan Bangsa"  di Taman Madah Poedjangga.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

"Tentu ini merupakan anugerah bagi saya karena telah diberikan kepercayaan oleh Pak Rida," kata May Moon.

Menurut May Moon, taman Madah Poedjangga merupakan rumah teduh bagi para pegiat sastra dan budaya sehingga dengan diresmikannya taman Madah Poedjangga itu dapat lebih memperat hubungan sesama pegiat sastra.

"Setelah ini, tiap pekannya nanti tentu akan ada diskusi dan segala yang berbau sastra. Upaya yang luar biasa dari Pak Rida," ucapnya.

Berbicara soal penyair muda, menurut pria kelahiran Singkuang 26 tahun silam ini, penyair muda harus terus menggali kata, memiuh kata, menimbang kata dengan perenungan-perenungan yang dalam sehingga mereka inilah yang akan terus menyanyikan kata, mengigal berahi bahasa dalam puisi-puisi mereka, penyair muda itu.

"Saya mengapresiasi sekali pemuda Riau yang berani "mempertimbangkan" kata secara serius. Membaca, kata kerja inilah yang akan terus digalakkan. Menulis, kata ini juga yg akan dipacakkan dalam tradisi tulis menulis di Riau," katanya.

Terakhir, ujar dia, meminjam kata Alm. Hasan Junus, "Jika engkau ingin berkesenian, serahkan seluruh hidupmu ke tubuh kesenian itu. Tetapi jika ingin hidupmu bergairah, maka terus menggali kata, menimbang kata, merenungkan kata-kata".

Laporan: Anju Mahendra

Editor: Yudi Waldi









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook