HARI sumpah pemuda diperingati dengan berbagai cara di negeri Lancang Kuning. Baik yang dilaksanakan oleh mahasiswa dan aktivis maupun komunitas seni. Masing-masing memiliki kemasan tersendiri yang merujuk pada pencapaian yang sama. Seperti yang dilakukan Komunitas Seni Rumah Sunting. Selasa malam (27/10), anak-anak muda Rumah Sunting menggelar karya berupa pertunjukan tari, teater, musik dan juga puisi. Karya itu mereka beri nama “Sumpah Satu”.
Bertempat di Taman terbuka, di sekitar Tugu Perjuangan Jalan Diponegoro-Gajah Mada, malam itu setting dan dekorasi terpampang berupa kain warna merah putih, mengisi ruang taman di sebelah kanan tugu.
Meski diguyur hujan sebelum acara berlangsung, acara peringatan sumpah pemuda itu tetap berjalan lancar, hanya saja dimulai agak terlambat dari skedul yang telah ditetapkan sejak awal.
Pertunjukan ditandai dengan penampilan delapan orang berpakaian aneh, tiba-tiba muncul dari belakang tugu perjuangan. Musik derap kegelisahan mengiringi langkah mereka. Pengunjung yang duduk dan berdiri tidak beraturan di sekitar lokasi taman dan tugu, langsung mendekati sumber aksi. Itulah salam sumpah satu yang dilanjutkan dengan pembacaan puisi oleh Alvin Ferdian.
‘’Kami ingin mengajak masyarakat Riau khususnya untuk mengingat kembali sejarah 87 tahun silam, yakni Sumpah pemuda. Waktu itu, bahasa Melayu Riau ditetapkan sebagai bahasa pemersatu bangsa yaitu Bahasa Indonesia. Betapa kompaknya pemuda Riau dan Indonesia Waktu itu. Mereka bersatu dalam segala situasi. Hendaknya begitu juga pemuda saat ini. Jika tidak ada lagi sumpah yang hendak diungkapkan, maknailah dengan memberikan yang terbaik kepada negeri sesuai bidang masing-masing,’’ kata pembina Rumah Sunting, Kunni Masrohanti malam itu.
Teatrikal Sumpah Satu yang dipentaskan sebelum penghujung acara juga mengandung makna dan harapan. Ada perebutan wilayah, kekuasaan, penindasan yang kuat pada yang lemah, pengkhianatan dan kepura-puraan yang berakhir pembiaran. “Riau” yang diperankan Tanti selalu menjadi perhatian “Indonesia” yang diperankan Rizki. Tapi akhirnya, Indonesia bersama yang lainnya (diperankan Dika, Rusman, Annisa, Tari, Vera dan Rizka) mengikat dan membungkam mulut Riau, lalu dibiarkan.
Laporan: Jefrizal
Editor: Fedli Azis