DR JOKO PITOYO SP U - DOKTER SPESIALIS UROLOGI

Mendeteksi Micropenis pada Anak

Kesehatan | Minggu, 31 Desember 2023 - 10:01 WIB

Mendeteksi Micropenis pada Anak
dr Joko Pitoyo Sp U Dokter Spesialis Urologi RS Awal Bros Sudirman Pekanbaru (RS AWAL BROS FOR RIAU POS)

BAGIKAN



BACA JUGA


Penis merupakan alat vital pria yang mungkin bagi sebagaian anak ataupun orang tua merupakan organ yang tabu untuk diperbincangkan alih-alih dilihat bahkan diperiksa. Oleh karena itu banyak orang tua yang tidak mengetahui atau lambat mengetahui jika ternyata penis anaknya mengalami gangguan. 

Sebagian mereka baru mengetahuai adanya kelainan di penis anaknya saat pergi ke tenaga medis untuk tindakan sirkumsisi (sunat). Sehingga tindakan sirkumsisi tersebut belum bisa dikerjakan atau memerlukan pengobatan tertentu terlebih dahulu sebelum sunat, atau tindakan sirkumsisi harus dikerjakan dalam pembiusan umum karena harus dilakukan operasi rekonstruksi penis.


Salah satu kelaianan atau gangguan pada penis adalah micropenis. Micropenis yang dalam bahasa awam penis kecil, adalah suatu penyakit atau keadaan yang diagnosis nya secara obyektif yaitu dibuat berdasarkan pengukuran panjang penis yang diperiksa. Oleh karena itu keakuratan dalam membuat diagnosis ini sangatlah penting, mengingat gangguan atau kelainan pada penis ini menimbulkan dampak berupa kecemasan, stres, dan dampak psikologis yang signifikan yang dialami oleh orang tua pasien. 

Temuan diagnosis micropenis ini dapat berdiri sendiri atau merupakan bagian dari kelompok gejala dan tanda lain yang mengindikasikan adanya kelainan atau gangguan hormonal atau berhubungan dengan kelainan genetika. Misalnya penis tenggelam (buried penis), lubang kencing tidak di ujung kemaluan (hipospadia), penis bengkok (chordee penis), buah zakar tidak turun salah satu atau keduanya (undesensus testis), atau kantung kemaluan terbelah (scrotal bifide).

Penyebab
Pada manusia, kombinasi jenis kelamin kromosom ditentukan pada saat pembuahan, apakah perempuan (XX) atau laki-laki (XY). Pada awal kehidupan janin, embrio memiliki saluran mesonefrosa (laki-laki) dan saluran paramesfrosa (perempuan). Berdasarkan ada atau tidaknya gen SRY (terletak pada kromosom Y), regresi atau perkembangan salah satu saluran ini akan berlanjut selama organogenesis. Gen SRY menstimulasi diferensiasi gonad menjadi jaringan testis. Pada tahap awal perkembangan ini, testis mengeluarkan tiga hormon yang sangat penting dalam proses.

Diferensiasi seksual pria antara lain : (1) Anti-Mullerian hormone (AMH) : yang berfungsi untuk menghambat perkembangan saluran paramesonafik (perempuan), (2) Testosteron : yang berfungsi untuk merangsang perkembangan saluran mesonefrik (laki-laki) menjadi struktur internal pria (vesikula seminalis, vas deferens, dan epididimis), (3) Dihydrotestrone DHT : yang berfungsi merangsang pertumbuhan karakteristik seksual pria (pematangan kantung skrotum, peningkatan panjang penis dan ukuran testis).

Di bawah pengaruh ketiga hormon diatas, sistem reproduksi dan genitourinari pria mulai berkembang selama sepertiga akhir trimester pertama (usia kehamilan 8 hingga 12 minggu). Human Chorionic Gonadotropin (hCG) merangsang sel Leydig untuk mengeluarkan testosteron. Metabolisme lebih lanjut di dalam rahim mengubah testosteron menjadi dihidrotestosteron. Kadar androgen janin yang tinggi selama trimester kedua semakin mempercepat pertumbuhan penis. Pada periode pascakelahiran, perkembangan lebih lanjut dari karakteristik seksual pria terjadi di bawah pengaruh hormon yang diatur oleh poros hipotalamus-hipofisis (gonadotropin-releasing hormone (GnRH), follicle-stimulating hormone (FSH), dan luteinizing hormone (LH)). 

Kadar androgen pascakelahiran tertinggi terjadi antara bulan pertama dan ketiga kehidupan. Tanda-tanda micropenis biasanya diakibatkan oleh gangguan pada salah satu dari tahapan ini. Selain itu, micropenis telah dijelaskan dalam banyak sindrom genetik.


Angka Kejadian
Insiden (angka kejadian) micropenis di Amerika Utara sekitar 1,5 per 10.000 bayi laki-laki yang baru lahir. Penelitian menunjukkan sedikit perbedaan statistik pada rata-rata panjang penis antara ras kulit putih, yaitu 2,6 cm, India timur 2,5, dan Cina 2,3. Angka kejadian micropenis di Indonesia sampai saat ini belum ada data. Sementara, di Pekanbaru Riau, selama 1 tahun (Bulan Januari sampai Desember 2023) didapatkan sekitar 22 kasus micropenis yang datang berobat ke Poliklinik Pediatrik Urologi (Urologi Anak) di RS Awal Bros dan RSUD Ariffin Achmad, baik kasus micropenis sendiri ataupun yang bersamaan dengan gangguan penis lain seperti penis tenggelam (buried penis), lubang kencing tidak di ujung kemaluan (hipospadia), penis bengkok (chordee penis), buah zakar tidak turun salah satu atau keduanya (undesensus testis) dan kantung kemaluan terbelah (scrotal bifide). Dari 22 pasien tersebut tidak seluruhnya berasal dari Provinisi Riau, tetapi beberapa dari Sumatera Barat dan Kepulauan Riau.

Histori dan Klinis
Diagnosis klinis micropenis sering kali terjadi setelah anamnesis (wawancara) dan pemeriksaan fisik yang mendetail. Setelah membuat diagnosis, sebaiknya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengidentifikasi kelainan lain yang terkait dan untuk mengetahui kemungkinan penyebabnya.

Anamnesis (wawancara) mengenai riwayat ibu yang terperinci merupakan langkah pertama dalam evaluasi micropenis, adanya konsanguitas (perkawinan sedarah) dan riwayat keluarga dengan ambigus genitalia (kelamin ganda) merupakan kondisi yang diwariskan lebih mungkin terjadi. Pertanyaan tentang penggunaan obat-obatan yang dikonsumsi ibu selama kehamilan adalah penting, karena penggunaan obat anti-androgen (flutamide, testolactone, enzalutamide, dan spironolactone), penggunaan obat anti jamur saat kehamilan, serta paparan bahan kimia selama kehamilan, dapat mengganggu virilisasi dalam rahim.

Penilaian pemeriksaan fisik adalah bagian terpenting dari evaluasi mikropenis. Underverlisasi yang berhubungan dengan tekanan darah rendah dan takikardia dapat mengindikasikan ketidakcukupan kelenjar adrenal yang berhubungan dengan adanya hiperplasia adrenal kongenital (CAH) yang jarang terjadi. 

Pengukuran panjang penis yang akurat sangat penting selama pemeriksaan fisik. Batang penis harus diregangkan secara maksimal. Jarak diukur dari simfisis pubis (setelah menekan lemak suprapubis) ke ujung glans (dengan kulup ditarik sebanyak mungkin) ke arah dorsal. Panjang penis spesifik yang kurang dari 2,5 standar deviasi dari rata-rata usia yang sesuai dapat mengkonfirmasi diagnosis. 

Batas bawah yang disarankan untuk panjang penis dalam sentimeter (cm) menurut usia adalah sebagai berikut :
• Bayi prematur yang lahir pada usia kehamilan 30 minggu ; 1,5
• Bayi prematur yang lahir pada usia kehamilan 34 minggu ; 2
• Bayi cukup bulan ; 2,5
• Anak usia satu tahun ; 2,6
• Anak usia lima tahun ; 3,5
• Anak usia Sepuluh tahun ; 3,8
• Orang dewasa ; 9,3

Evaluasi
Setelah diagnosis melalui pemeriksaan fisik, diperlukan pemeriksaan lanjutan untuk mengidentifikasi etiologi dan memandu rencana pengobatan. Pendekatan standar untuk evaluasi mikropenis terdiri dari pengukuran kadar hormon (testosteron, dihidrotestosteron (DHS), follicle-stimulating hormone (FSH), dan luteinizing hormone (LH). Tes stimulasi hCG untuk mengevaluasi fungsi gonad (mengukur hormon testosteron sebelum dan sesudah pemberian hCG) kadar testosteron di bawah 300 ng/dL menunjukkan adanya disfungsi gonad, Ultrasonografi panggul untuk mengevaluasi gonad dan struktur genital internal, dan MRI otak untuk mengevaluasi kelenjar hipofisis


Pengobatan
Tujuan manajemen micropenis meliputi beberapa hal yang bertujuan untuk (1) Meminimalkan rasa malu sosial yang terkait dengan micropenis, (2) Kemampuan untuk mencapai fungsi seksual yang normal, (3) Fungsi berkemih yang normal dalam posisi berdiri.

Intervensi medikamentosa (terapi hormon) ataupun pembedahan terhadap micropenis telah dilakukan uji coba (penelitian) dengan respon yang bervariasi. Etiologi utama, usia presentasi, tingkat atrofi, dan hasil yang diinginkan biasanya menentukan pendekatan pengobatan. Rencana pengobatan untuk micropenis adalah dengan terapi medikamentosa (terapi hormon) terlebih dahulu, kemudian intervensi pembedahan apabila dengan pengobatan medikamentosa tidak mendapatkan hasil sesuai dengan yang diinginkan.

Pengobatan Medikamentosa
Testosteron tersedia dalam bentuk injeksi intramuskular atau gel topikal. Testosteron intramuskular yang diberikan setiap tiga minggu selama tiga bulan adalah rejimen dosis tradisional yang diikuti oleh ahli endokrinologi pediatrik. Beberapa peneliti mempelajari penggunaan krim topikal testosteron 5% pada anak-anak dan bayi yang berusia kurang dari delapan tahun dan hasilnya cukup menjanjikan setelah setelah 30 hari pengobatan.

Pemberian Dihydrotestorne (DHT) (metabolit testosteron) dilaporkan memiliki beberapa keberhasilan terutama pada bayi dengan defisiensi 5-reduktase.

Pemberian FSH dan LH rekombinan manusia dapat menjadi pertimbangan pada anak-anak dengan hipogonadisme hipogonadotropik.

Pengobatan Pembedahan
Rekonstruksi penis adalah pilihan jika respons terhadap pengobatan medikamentosa tidak memadai, namun peran pembedahan pada kasus micropenis masih sangat terbatas. Pembedahan hanya dilakukan pada usia dewasa dan pada kasus yang ekstrim.****

 

dr Joko Pitoyo Sp U, Dokter Spesialis Urologi  RS Awal Bros Sudirman Pekanbaru









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook