JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pengidap osteoporosis sering kali mengalami keluhan pada masalah gerak karena usia yang semakin senja. Akan tetapi pasien osteoporosis disarankan untuk tetap hidup aktif untuk berolahraga.
Dalam kampanye cegah osteoporosis dan perayaan Hari Osteoporosis sedunia Dokter Henry Suhendra Sp.OT(K)., Konsultan Sports injury & Arthroscopy dari Siloam Hospitals mengatakan, senam pencegahan osteoporosis dan pola hidup sehat dan seimbang bagi pasien osteoporosis tetap penting. Osteoporosis dikenal sebagai penyakit pada usia lanjut, tapi tindakan pencegahan sudah harus dilakukan sejak dini.
“Osteoporosis disebabkan oleh menurunnya kemampuan tubuh dalam meregenerasi tulang sehingga kepadatan tulang berkurang. Penurunan kemampuan regenerasi ini biasanya akan dimulai saat seseorang memasuki usia 35 tahun,” kata dr. Henry Suhendra Sp.OT(K), kepada wartawan baru-baru ini.
Berkurangnya kepadatan atau komposisi tulang berdampak pada tulang menjadi keropos (osteoporosis) sangat berhubungan dengan jaringan otot dan tulang dari asupan nutrisi, vitamin D dan olahraga. Osteoporosis dikenal sebagai penyakit pada usia lanjut, tapi tindakan pencegahan sudah harus dilakukan sejak dini.
“Oleh karena itu pada saat usia belasan tahun perlu diperhatikan sejumlah hal yang dapat membangun tulang dengan maksimal, yaitu olahraga teratur dan terukur, terutama Strength Training untuk membangun otot”, ungkapnya.
Mengenal Senam Osteoporosis
Direktur Siloam Hospitals Mampang dr. Hery Bertus MARS mengatakan senam osteoporosis merupakan gabungan beberapa latihan dengan berbagai manfaat seperti aerobic low impact yang berguna untuk meningkatkan kebugaran jantung dan paru. Ada pula weight bearing exercise guna meningkatkan kepadatan tulang, resistensi untuk meningkatkan kekuatan otot dan kepadatan tulang.
“Bagi penderita osteoporosis, olahraga yang satu ini juga membantu meningkatkan keseimbangan tubuh. Dengan begitu, risiko patah tulang karena jatuh pun bisa dikurangi,” ungkapnya.
Pemenuhan Gizi
Untuk mencegah osteoporosis, selain hidup aktif, juga harus mendapatkan gizi yang seimbang untuk tulang. Puncak massa tulang 90 persen dicapai pada usia 19 tahun, sisanya 10 persen akan dipenuhi di usia 30 hingga 35 tahun.
Juga perlu diperhatikan gizi atau nutrisi yang baik. Misalnya terutama mencukupi kebutuhan protein harian, vitamin dan mineral yang optimal, terutama kadar vitamin D di dalam darah yang optimal.
“Adapun bagi yang sudah berusia di atas 40 tahun sangat dianjurkan untuk tetap strength training guna melawan sarcopenia, yang akan berujung pada osteoporosis”, imbuh para ahli.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman